Bohong

946 63 1
                                    

Selamat malam buat kalian yang baca malam
Selamat siang buat kalian yang baca siang
Selamat sore buat kalian yang baca sore
Selamat pagi buat kalian yang baca pagi

















🍁HAPPY READING🍁










'Kamu bisa memilih untuk berkata jujur atau berbohong. Tapi, usahakan untuk selalu berkata jujur apapun yang terjadi.'
































Malam harinya, setelah menyantap makan malam. Lia sempat mengajak Rangga untuk berbicara serius, meskipun Rangga sempat menolaknya namun pada akhirnya Rangga bersedia.

Kecurigaan Lia terhadap Rangga semakin kuat saat Lia tak sengaja masuk ke kamar Rangga yang sedang tertidur, lalu melihat isi tasnya, Lia melihat sebuah kotak nasi. Lia sangat tahu Rangga tidak akan segan membawa kotak makan ke sekolah. Lia sangat yakin dengan hal tersebut.

Saat ini yang Lia inginkan hanya satu. Yaitu kejujuran dari Rangga. Meskipun akan menyakitkan, tapi Lia siap menanggung resiko terburuknya.

Jika Rangga berkata jujur saat Lia bertanya nanti, bahwa dia bermain dengan wanita lain dibelakang Lia. Lia siap mengakhiri hubungannya dengan Rangga. Jika tidak, maka Lia akan sangat bersyukur karena Rangga bisa menjaga hati.

"Kak..." Lia memberanikan dirinya untuk memulai semuanya. "Aku mau nanya."

Rangga sedikit terkejut mendengar Lia menggunakan kata 'Aku-kamu' yang sebelumnya tidak digunakan Lia.

Namun Rangga bersikap seperti biasanya,"Apa?" Rangga balas bertanya.

"Tapi, aku mau kamu jawab dengan jujur, sejujur-jujurnya, ya?"

"Ya." balas Rangga singkat.

"Oke..." Lia menarik nafas dalam-dalam. "Kamu bener tadi ada tugas Osis?" Lia memulainya dengan pertanyaan yang menurutnya awal dari kegelisahan hatinya.

"Emmm.... Sejak kapan lu jadi budeg? Yang gue bilang di parkiran sekolah itu jelas, kan?"

Sakit. Hati Lia merasakan sakit mendapat jawaban seperti itu. Lia masih sanggup untuk menahan ya sambil tersenyum manis.

"Jelas. Jelas banget kok. Ya bagus deh kalo beneran ada tugas Osis."

Lia sudah mendapatkan satu kebohongan dari Rangga. Lia masih tersenyum sambil memikirkan pertanyaan selanjutnya.

"Oke. Terus, selesai tugas Osisnya kapan?" pertanyaan kedua dari Lia mampu membuat Rangga seperti tersengat.

"Se-sejak kapan lu jadi pengen tau urusan orang lain?"

Lia menghela nafas, "Rangga.... Aku butuhnya jawaban, bukan pertanyaan yang gak jelas itu."

"Selesai dari sekolah gue main sama Geri sama Ifan."

Dua. Lia dapat dua kebohongan dari Rangga. Sudah jelas tadi Geri bilang kalau Rangga keluar dari ruang Osis lebih dulu dari yang lain, dan Lia tau itu.

Ketua Osis ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang