FOURTY ONE❤

2.5K 300 71
                                    


"Ric, gue laper. "

Eric mengalihkan pandangannya dari ponselnya. "Makanlah. "

Yn mendengus ketika mendapat jawaban yang tak sesuai.

Oh ya, saat ini gadis itu sedang berada di apartemen milik Eric karena sewaktu datang ke rumah Yeri, gadis itu ternyata pergi. Dan jadilah ia ke apartemen lelaki itu.

"Ric...mau bunuh gue lo? Gue gak makan dari tadi siang. "gumamnya pelan,namun Eric masih mendengar.

"Masak Yn, masak. Di dapur ada bahan makanan kok. Jangan dikira apartemen cowok kaya gituan gak ada, gue beda! "jelas Eric. Yn hanya mendecih lalu bangkit dari duduknya menuju dapur.

Setengah jam ia berkutat dengan bahan-bahan makanan itu sampai akhirnya telah selesai.

"Gue mana? "

"Tuh. "ucap Yn sambil menunjuk piring di depannya. Eric mengangguk dan mengucapkan terimakasih.

Setelah selesai makan pun, Yn mengeluh bahwa ia sudah mengantuk.

"Ric, ngantuk. "

"Yaelah, ngantuk tidur lah bego. Mau gue tidurin bilang kaya gitu tuh?! "mendengar penuturan Eric itu membuat Yn melotot.

"Bercanda, serius amat! "Yn pun menghela lega. Bisa-bisanya lelaki itu berbicara seperti itu padanya.

"Gue dimana nih? "

"Kasur, gue di sofa ntar. "

"Serius gak papa? "tanya Yn tak enak hati.

"Hem gak papa, sans aja. "

Yn pun mengangguk, lalu mulai menata dirinya di atas kasur. Sebenarnya ia belum mengantuk, ia hanya lelah saja.

Memejamkan matanya sejenak, kemudian membukanya perlahan.

Hatinya lagi-lagi berdenyut sakit karena kejadian tadi.

Mengenai Taeyong.

Baru saja kemarin lelaki itu membuatnya bahagia, bahkan percakapan di telefon itu juga. Namun esoknya?

Kadang ia berfikir, sebetulnya lelaki itu mencintai atau hanya sekedar main-main? Tapi rasanya kalau untuk main-main itu keterlaluan.

Ia yakin, Taeyong mencintainya. Kalau tidak, lelaki itu pasti tidak akan mengikatnya dengan cincin ini. Ditambah kemungkinan dua bulan lagi mereka akan menikah.

Dan ia juga sebenarnya tertekan dengan persahabatan antara Taeyong dan Shera. Ia merasa---bahwa Shera memiliki perasaan lebih kepada Taeyong. Hanya merasa, entah selebihnya ia tidak tau.

Tapi di sisi lain, ia turus berusaha menyakinkan bahwa mereka sebatas sahabat. Perlakuan Taeyong tadi juga ia anggap sebagai kepedulian terhadap seorang sahabat.

"Tidur. "

Yn tersentak dari lamunannya. Ia menatap Eric yang sedang memejamkan matanya di sofa.

"Hem...iya. "

"Gak usah dipikirin, lo istirahat aja. Katanya ngantuk. "

Bad Senior |judul Lama: Lee Taeyong X Yn (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang