#60 MWYA Season 2

1.3K 62 13
                                    

18 tahun yang lalu...

Jeki membawa seorang bayi ke rumahnya yang ada di desa, disambut oleh istrinya dian, dia terkejut melihat suaminya membawa seorang bayi.

"Mas ini bayi siapa yang kamu bawa?" Tanya Dian.

"Kamu urus bayi ini." Suruh Jeki.

"Ia tapi ini kamu bawa bayi siapa?"

"Gak usah banyak tanya, bukannya kamu ingin merawat seorang anak, sudah aku bawakan jadi lebih baik kamu urus anak ini dengan baik."

"Tapi mas, aku gak bisa merawat bayi yang gak jelas asal-usulnya."

"Dengarkan aku suatu saat bayi ini akan menolong kita untuk menjamin masa depan, nenek dari bayi ini ingin kita mengurus bayi ini, karena orang tua nya sudah meninggal dan nenek dari bayi ini akan membiayai semua kebutuhan bayi ini sampai dia besar." Jelas Jeki.

"Siapa nama bayi ini?"

Jeki tampak berpikir karena ia juga tidak tau siapa nama bayi tersebut. "Zero"

"Zero." Ulang Dian.

"Iya."

****

Zero tidak mengerti dengan situasi saat ini "Bu sebenarnya ada apa? Kenapa Tante itu bilang kalau zero anaknya." Ujar zero meminta penjelasan.

"Kamu lebih percaya dengan perempuan itu atau ibu yang dari kecil sama kamu." Balas Dian dengan nada dingin.

"Jujur zero bingung dengan semuanya."

"Kenapa kamu ragu dengan ibu yang merawat kamu dari kecil, ibu yang sudah melahirkan kamu."

"Zero mau keluar cari udara segar, ibu istirahat yah."

Diluar rumah ternyata raya masih menunggu zero.

"Tante belum pulang." Kata zero dengan nada dingin.

"Attaya." Panggil raya dengan suara lembutnya.

"Nama saya zero, bukan Attaya."

Raya menggeleng-gelengkan kepalanya "saya bisa membuktikan kalau kamu memang anak saya yang 18 tahun lalu di culik oleh orang suruhan ibu mertua saya."

"Mungkin Tante salah orang, dan mana mungkin saya anak Tante."

"Kita bisa buktikan dengan tes DNA."

Dea yang dari tadi terdiam ikut membuka suara "zero, aku tau kamu pasti bingung siapa yang harus kamu percaya, saran aku tes DNA cara satu-satunya untuk menjawab kebingungan kamu."

"Tapi Dea.. itu sama saja aku meragukan ibu aku yang telah membesarkan aku dari kecil."

Dea menganggu mengerti "zero, kalau kamu yakin Bu Dian ibu kamu kenapa kamu harus takut untuk tes DNA."

Zero berpikir panjang "baik saya mau di tes DNA, tapi dengan syarat apapun nanti hasilnya, ibu saya tetap Bu Dian."

Raya merasa hati nya tergores dengan ucapan zero yang tetap memilih Bu Dian.

***
Zero dan raya kembali ke Jakarta karena zero tidak mungkin meninggalkan pekerjaannya begitu saja, raya mengantar zero sampai di kosan.

"Terimakasih." Ucap zero kini merasa canggung.

"Besok setelah kamu selesai mengantar sayur saya akan jemput kamu di pasar untuk kita ke rumah sakit."

Zero mengangguk pelan.

Setelah mengantar zero pulang raya kembali ke rumah pada malam hari, ahira yang dari pagi cemas dengan bunda nya kini dapat bernafas dengan lega.

"Bunda dari mana saja? Handphone tidak dibawa, bunda tau ahira khawatir dari pagi bunda gak ada kabar dan bunda baru pulang malam." Ujar ahira tampak khawatir.

ME WITH YOU AGAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang