17: PAMIT

2K 171 31
                                    

RAYA masih menunggu keputusan mondy tentang permintaan nya tadi pagi, hingga waktu menunjukkan pukul 7 malam, raya memutuskan untuk masuk kedalam ruangan kerja mondy.

Mondy melihat siapa yang masuk kedalam ruangan nya "kamu masih disini? Belum pulang?"tanya mondy heran, mondy kira semua karyawan sudah pulang, dan mondy juga tidak menyuruh raya untuk lembur.

"Saya masih menunggu keputusan pak mondy, tentang permintaan saya tadi pagi,"jawab raya dengan sopan.

Mondy berdiri dari kursi, ia melangkah kaki nya mendekati raya "saya bingung bagaimana caranya untuk menahan kamu supaya tetap disini"ucap mondy serius.

Raya mengerutkan keningnya bingung "maaf, maksudnya pak mondy bagaimana ?"

"Saya izinkan kamu untuk kembali ke Bandung"dengan berat hati Mondy memutuskan untuk mengabulkan permintaan raya.

"Huh, apa? Pak mondy serius?"tanya raya memastikan.

Mondy mengambil kertas yang di mejanya, di dalamnya berisi pernyataan bahwa raya sudah resmi tidak lagi kerja di perusahaan MB Grup pusat ia kembali dipindahkan ke MB Grup cabang Bandung.

Raya senang akhirnya permintaan nya di kabulkan "terimakasih pak, kalau begitu saya permisi, mau pulang."ucap raya kesenangan.

Mondy tidak menjawab, mondy membuang mukanya kearah lain, melihat respons mondy seperti itu, raya memilih untuk keluar dari ruangan kerja mondy, saat raya memegang gagang pintu tiba-tiba raya di kejutkan dengan sebuah tangan yang melingkar di lehernya.

"Kalau saya minta kamu jangan pergi lagi, apa kamu mau mengabulkan permintaan saya"ucap mondy yang melingkarkan tangannya di leher raya.

Raya terdiam kaku, ia tidak langsung jawab karena ia masih kaget dengan perlakuan mondy, hingga beberapa detik berikutnya raya sadar, ia melepaskan tangan mondy dengan lembut, kemudian membalikan badannya menghadap mondy.

"Maaf pak, tapi saya tidak bisa melakukan apa yang pak mondy minta"

"Kenapa kita harus berpisahan lagi, padahal saya bahagia saat Tuhan mempertemukan kita lagi"lirih mondy mata mulai memanas.

"Kenapa ekspetasi dan realita saya sangat berbanding terbalik ekspetasi saya menginginkan perpisahan yang bahagia tapi kenapa realita mengharuskan perpisahan yang menyedihkan"lanjutnya.

"Saya tidak ingin melepaskan kamu seperti sepuluh tahun yang lalu, saya ingin mempertahankan kamu tapi kenapa ? kamu tidak ingin sepemikiran sama saya"mondy mengulurkan unek-unek nya.

"Kamu tau!  tidak ada nya kamu di Kehidupan saya membuat dunia saya hancur"lanjutnya.

Tiba-tiba mendengar kata-kata puitis mondy barusan membuat raya meneteskan air matanya.

Raya berdehem untuk melegakan tenggorokan nya yang terasa kering, dengan cepat raya menghapus air matanya dan Berusaha bersikap tenang.

"Maaf karena saya tidak bisa menjanjikan akhir yang bahagia Seperti keinginan pak mondy, karena itu sama saja berpura-pura bahagia diatas kesedihan, di dunia ini tidak ada yang nama nya perpisahan yang bahagia dimana-mana yang nama nya berpisah itu pasti sedih"ucap raya dengan bijak.

"Berarti kamu sedih berpisah sama saya?"

"Maksud pak mondy?"

"Kamu bilang berpisah itu pasti sedih itu artinya kamu sedih berpisah sama saya, apa saya salah lagi?"

Raya terdiam sejenak "maaf, pak mondy Seperti salah mengartikan maksud omongan saya"

"Kalau begitu artinya kamu senang berpisah sama saya"

ME WITH YOU AGAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang