Mohon maaf apabila author slow update harap maklum author sedang sibuk :)
Happy reading all 🤗
Ahira membawa zero dengan paksa untuk masuk kedalam ruang rawat Jovita.
Raya terkejut melihat anaknya membawa laki-laki kedalam, "sayang, siapa dia?" Tanya raya pada ahira.
Anak itu... batin Jovita terkejut melihat anak laki-laki yang masuk kedalam ruang rawat nya.
"Kenalin ini zero." Ahira memperkenalkan zero dihadapannya bunda dan neneknya.
"Zero ini nenek sama bunda aku." Lanjutnya.
Zero mengulurkan tangannya kepada raya. "Saya zero."
Raya menjabat uluran tangan zero entah kenapa perasaan raya terasa hangat saat berjabat tangan dengan anak laki-laki yang baru ia kenal.
"Raya, bunda nya ahira." Ujar raya.
"Bunda ingatkan sama cerita ahira watu itu yang ahira di gangguin sama anak berandalan, nah zero lah yang telah menolong ahira." Ujar ahira.
"Terimakasih sudah menolong anak saya, sebagai ucapan terimakasih bagaimana kalau besok malam kamu mampir ke rumah saya untuk makan malam bersama." Kata raya tersenyum tulus.
Zero tidak langsung menjawab ia berpikir sejenak. "Tidak usah repot-repot Tante, saya bantu ahira ikhlas." Zero menolak tawaran makan malam bersama.
"Zero gak boleh nolak rezeki tau, pamali." Timpal ahira.
"Tapi.. ahira, zero merasa gak enak." Balas zero pelan.
Ahira membawa zero keluar dari ruang rawat neneknya.
"Pokonya ahira mau zero datang untuk makan malam bersama." Kekeh ahira, ia ini punya sifat yang keras kepala lebih tepatnya semua yang dia inginkan tidak boleh di tolak, sehingga membuat ahira menjadi anak manja tapi bagaimanapun ahira tau batasan apa yang ia minta tidak akan membuat orang tua nya repot.
"Mana handphone zero, nanti aku kirim alamat rumah aku?" Pinta ahira.
"Gak ada."
"Tolong jangan nyebelin, bisa."
"Ahira, saya memang tidak punya handphone." Jelas zero.
"What di zaman sekarang kamu gak punya gadget? Serius?"
"Iya, karena buat apa? Gak ada yang mau chat dan hubungi saya untuk apa saya punya itu."
"Sekarang ada aku, aku yang bakal hubungi kamu jadi kamu membutuhkan itu sekarang kan."
Zero terdiam, ia mencari solusi. "Ya sudah begini saja kalau ahira mau kirim alamat rumah ahira kirim saja ke handphone nya paman nya zero."
"Iya sudah berapa nomor nya?"
Zero mengetik nomor pak aji.
"Kalau gitu saya pamit, harus kembali ke paman saya."
"Iya."
Ahira kembali masuk kedalam.
"Bagaimana keadaan nenek? Apa sudah lebih baik?" Tanya ahira.
Jovita mengangguk pelan.
"Cepat sembuh yah nek, biar nanti kita bisa kumpul bersama."
Jovita kembali mengangguk pelan.
"Yasudah mah, kalau gitu raya sama ahira pamit pulang."
Jovita mengacuhkan omongan raya.
"Yuk ahira." Ajak raya mereka pergi meninggalkan ruang rawat Jovita.
KAMU SEDANG MEMBACA
ME WITH YOU AGAIN
عاطفيةPertemuan yang tak terduga setelah sepuluh tahun lama nya tak bertemu dan akhirnya mereka di pertemukan kembali, dulu derajat mereka setara sebagai Siswa&Siswi tapi sepuluh tahun berlalu derajat mereka berbeda menjadi Direktur Perusahaan &Karyawan b...