Happy reading guys. .
"Hanya sahabat sejati yang dapat melihat rasa sayang di balik candaan dan ejekan dari sahabat lainnya"
***
Pagi di sekolah SMA Pelita, sangat ramai oleh anak-anak yang mulai memasuki gerbang sekolah. Ada yang berjalan santuy, ada yang berjalan tergesa-gesa, bahkan ada juga gadis yang sedang berlari-lari karena lupa belum mengerjakan PR nya.
Namanya Nabila Putri Atmarini, biasa dipanggil Putri. Dia duduk di kelas X IPA1, gadis berwajah oriental itu sudah berjalan ngos-ngosan setelah sampai di dalam kelasnya.
"Lo kenapa, Put? Kok pagi-pagi gini udah kusut aja mukanya?" tanya Sarah menatap heran ke arah sahabatnya.
"Gue lupa, belum ngerjain PR matematika, nih. Bisa mati beneran kan gue, kalau belum ngerjain," jawab Putri sambil berjalan ke arah tempat duduknya.
Setelah mendengar ucapan Putri, Sarah langsung tertawa terbahak-bahak, dan langsung mendapatkan tatapan horor dari Putri, karena kesal mendengar suara tawanya.
"Emang lucu, yah? Temen lagi kesusahan gini malah diketawain," gerutu Putri sambil mencebikkan bibirnya, dan langsung membuka lembar bukunya dengan kesal.
Akan tetapi kemarahannya teralihkan dengan kedatangan Ayu yang sedang kebingungan melihat tingkah kedua sahabatnya itu.
"Pada kenapa, sih? Pagi-pagi gini udah pada ribut aja," celetuk Ayu sambil duduk di samping Putri.
"Ini Yu, si Putri. Masa katanya hari ini ada PR Matematika. Padahal 'kan gak ada. Udah gitu, pake marah-marah segala lagi," jawab Sarah di tengah-tengah tawanya.
"Hahaha ... Ciput-ciput, hari ini kan emang gak ada pelajaran Matematika. Besok baru ada," jelas Ayu yang ikut tertawa setelah mendengar penjelasan Sarah.
"Hehe gak ada pelajarannya, yah? Kirain ada," balas Putri sembari tersenyum malu setelah menyadari kesalahanya. Karena, ternyata dia memang lupa tidak melihat jadwal pelajarannya tadi pagi.
Sedangkan kedua sahabatnya, hanya bisa geleng-geleng kepala saja melihat tingkah Putri yang pelupa itu.
"Oh iya Put, lo bawa surat izinnya apa enggak?" tanya Ayu setelah tawanya mereda.
"Surat izin? Surat izin apa?" Bukannya menjawab, Putri malah balik bertanya lagi.
"Kita kan mau camping. Emangnya surat izinnya udah ditanda tangani apa belum? Kan nanti sepulang sekolah harus dikumpulin surat izinnya," jelas Sarah berusaha sabar.
"Haduh, gimana nih? Gue lupa!" teriak Putri sambil menepuk jidatnya.
"Beneran, lo gak bawa?!" tanya Ayu dan Sarah secara bersamaan.
Akan tetapi sedetik kemudian Putri malah tertawa, setelah melihat ekspresi wajah kedua sahabatnya yang panik.
"Kok malah ketawa, sih?" tanya Ayu kesal.
"Hahaha ... kena, deh! Mana bisa gue lupa bawa surat izin penting kayak gini! Nih, gue pasti bawalah," ucap Putri puas, sembari menunjukan surat izinnya, tepat di depan mata kedua sahabatnya itu.
Ayu dan Sarah pun langsung menatap Putri gemas. Sadar bahaya sedang mengancamnya, Putri pun langsung berlari. Dan benar saja, setelah itu Sarah dan Ayu juga berlari mengejarnya.
"Putri! Lo mau lari ke mana?!" teriak Sarah sambil terus berlari mengejar Putri.
Setelah berlari-lari memutari ruang kelasnya. Putri pun langsung berlari keluar kelas. Berharap kedua sahabatnya itu tidak lagi mengejarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me Please! [Selesai]
Teen Fiction[Completed] ⚠FOLLOW AUTHOR TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA⚠ Kisah ini bukanlah kisah biasa, kisah yang menceritakan dua insan yang dipertemukan dengan ikatan cinta dan persahabatan antara kedua orang tua mereka. Akankah ikatan itu akan terikat untuk...