Happy reading guys. .❤
"Revi, amnesia," ucap Gibran pada akhirnya.
"Apa?!" ucap Ayu dan Sarah secara bersamaan.
Keduanya pun langsung terduduk lemas di ruang tunggu. Mereka berdua sangat tidak menyangka dengan apa yang baru saja mereka dengar.
"Nggak! Itu gak mungkin! Revi gak mungkin lupa sama kita," ucap Ayu terisak. Dia sangat terpukul mengetahui keadaan Revi sekarang.
"Udah, Yu. Lo harus tenangin diri, lo." Sarah kini langsung memeluk erat Ayu. Hatinya juga hancur mendengar kabar buruk ini.
Siapa yang tidak hancur jika mengetahui orang yang kita sayang telah lupa dengan kita? Begitupun juga dengan Gibran, Ayu dan Sarah, mereka bertigalah yang paling hancur saat ini.
"Aku mau ketemu sama Revi sekarang!" tegas Ayu yang langsung berjalan ke arah kamar inap Revi.
Melihat itu Bara pun langsung menahan tangan Ayu dan menariknya ke dalam pelukannya.
"Jangan, Yu. Karena itu akan memperparah keadaan Revi," ucap Bara yang masih memeluk erat Ayu.
Ayu pun semakin terisak dalam pelukan Bara, tidak ada yang lebih menyakitkan dari pada semua kenyataan pahit ini.
***
Keesokan harinya Kevin diperbolehkan masuk untuk menemui Revi.
"Hai," sapa Kevin tersenyum sedih menatap gadis yang pernah mengisi ruang dihatinya itu.
"Kamu kenapa baru ke sini? Aku kangen tau," ucap Revi mencebikkan bibirnya kesal.
Mendengar pertanyaan Revi, tentu saja Kevin sangat bingung. Apakah Revi masih berpikir jika mereka berdua kini masih berpacaran? Memikirkan itu semua membuat Kevin semakin melebarkan senyumnya.
"Maafin aku yah, aku baru bisa jenguk kamu sekarang," ucap Kevin tersenyum.
Revi mengangguk pelan, dia sangat senang bertemu lagi dengan Kevin. Akan tetapi, entah kenapa dia merasa sudah sangat lama dia baru bertemu lagi dengan Kevin.
"Oh iya, aku bawa sesuatu buat kamu," ucap Kevin tersenyum penuh arti ke arah Revi.
"Apa itu?" tanya Revi penasaran.
Tanpa banyak kata Kevin pun mengeluarkan satu buket bunga dari balik punggungnya.
Revi pun tersenyum senang mendapatkan bunga itu. Bunga kesukaannya yang selalu Kevin berikan untuknya.
Tanpa sepengetahuan keduanya, di balik pintu kamar rawat Revi, seseorang kini sedang menatap hancur ke arah keduanya. Hatinya sangat sakit melihat semua kenyataan pahit ini.
"Ternyata kayak gini rasanya patah hati," gumam Gibran tersenyum miris.
Dia lantas menutup kembali pintunya dengan pelan. Jika Revi sudah bahagia sekarang, dia bisa apa? Mungkin inilah akhir dari kisah cintanya, mencintai tanpa harus dicintai.
"Sial. Ternyata rasanya sesakit ini." Gibran pun tersenyum getir sambil menepuk dadanya yang terasa begitu menyesakkan.
Bara yang melihat Gibran terus seperti itu pun langsung menghampirinya.
"Lo lupa kalau dia itu mantan Revi? Masih ada kesempatan buat lo dapetin hati Revi lagi, Gib," ucap Bara bijak.
"Kesempatan? Kesempatan seperti apa? Bahkan sama gue aja dia lupa, Bar!"
Kali ini Bara pun dibuat bungkam. Mungkin Gibran butuh waktu untuk sendirian sekarang, karena dia sangat tau sahabatnya kini kembali hancur.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me Please! [Selesai]
Ficção Adolescente[Completed] ⚠FOLLOW AUTHOR TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA⚠ Kisah ini bukanlah kisah biasa, kisah yang menceritakan dua insan yang dipertemukan dengan ikatan cinta dan persahabatan antara kedua orang tua mereka. Akankah ikatan itu akan terikat untuk...