Part 51. Bukti

726 42 227
                                    

Warning⚠

Part ini mengandung emosi. Jadi mohon persiapkan diri kalian okey🌚

***

Happy reading guys. .❤

Malam harinya Revi masih termenung di balkon kamarnya. Dia masih memikirkan bagaimana caranya untuk mendapatkan bukti jika Ayu tidak bersalah.

Netranya menatap bintang nan jauh di sana. Bibirnya membentuk kurva senyuman kala mengingat seseorang di masa lalunya yang sangat menyukai bintang.

"Kita memang terpisah jarak dan waktu. Tapi ... selama kita masih bisa menatap bintang yang sama, gue harap lo juga bahagia di sana," gumam Revi yang kini matanya mulai berkaca-kaca.

Napasnya tercekat kala mengingat masa lalunya yang indah dan penuh kenangan bersamanya.

Saat itu juga buliran air mata jatuh dari pelupuk mata Revi.

"Gue kangen sama lo. Tapi, gue tau semuanya udah gak seperti dulu lagi sekarang," gumam Revi sambil menghapus air matanya yang masih mengalir deras.

Tok tok tok

Terdengar suara ketukan pintu di kamar Revi. Revi pun langsung mengusap air matanya dengan kasar dan langsung berjalan untuk membuka pintu kamarnya.

Cklekk

Mata Revi pun membola setelah melihat seseorang di hadapannya sekarang.

"Hai Rev," sapa Gibran tersenyum.

"Gibran? Ngapain lo malem-malem ke sini?"

"Kenapa? Nggak boleh?" goda Gibran terkekeh geli melihat wajah Revi yang kesal.

"Nggak. Mending sekarang lo pulang! Gue ngantuk mau tidur," bohong Revi. Dia hanya tidak mau diganggu oleh siapapun sekarang.

"Yeuu malah ngusir, udah dong juteknya, sekarang kan kita temen," ucap Gibran sedikit kesal.

Revi pun terkekeh mendengar ucapan Gibran yang terlihat kesal. Lucu juga, pikirnya.

"Oh iya sebenernya ada yang mau gue omongin sama lo, Rev," ucap Gibran yang kali ini serius.

"Mau ngomong apa emang?"

"Ini soal persahabatan lo, Ayu sama Sarah. Gue rasa ada yang rencanain semua masalah ini sama kalian," jelas Gibran.

Mendengar ucapan Gibran, Revi pun tersenyum hambar. "Gue rasa juga gitu."

"Gue denger sendiri apa yang Metta omongin kemaren, gue curiga dia dalang dibalik semua ini."

"Lo seriusan denger secara langsung? Emang bener-bener itu anak minta dikasih pelajaran!" geram Revi kesal.

"Tapi, gue curiga ada yang bantu dia buat rencanain semuanya. Makanya gue bingung banget sekarang, siapa aja yang udah bantu Metta," ucap Gibran sambil memijat pangkal hidungnya frustrasi.

"Gimana kalau besok gue coba cari tau rekaman CCTV sekolah?" usul Revi.

"Boleh, gue juga mau nyari tau rekaman CCTV waktu Bara kecelakaan sama Bayu besok," jawab Gibran tersenyum getir, "gue rasa, semuanya ini saling berhubungan juga sama orang yang udah nyelakain Bara."

"Gue nggak habis pikir sama mereka yang udah rencanain semua ini," sahut Revi sedih. Mengingat bagaimana menderitanya Ayu karena sudah difitnah berbuat mesum di sekolahnya.

"Rev, lo juga harus lebih hati-hati lagi mulai sekarang. Gue takut kalau lo sampai kenapa-napa. Karena gue tau Metta itu selicik apa, Rev," ucap Gibran yang kini menatap sendu ke arah Revi.

Stay With Me Please! [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang