Part 04. Tanda Tangan Palsu

1.9K 191 509
                                    

Happy reading guys. .

Esok harinya semua anggota Pecinta Alam sudah berkumpul di depan sekolah.

Sarah pun tidak henti-hentinya pamer ke Putri dan juga Ayu, tentang dirinya yang baru saja chatingan dengan calon imamnya semalam.

"Seriusan lo udah punya calon imam?" tanya Putri sambil tertawa geli mendengar cerita Sarah.

"Udah kebelet nikah banget lo, Sar. Baru aja kelas sepuluh, udah pengen nikah aja lo," sahut Ayu menatap heran ke arah Sarah.

"Iya gue serius," ucap Sarah sambil tersenyum mengingat kejadian semalam.

"Emangnya calon imam lo itu siapa?" tanya Putri.

"Kak Gibran!" jawab Sarah dengan tingkat kepedeannya yang memang sudah terlalu tinggi.

Tawa Putri dan Ayu seketika pecah, setelah mendengar jawaban dari Sarah. Sarah yang kesal karena ditertawai oleh kedua sahabatnya pun langsung menunjukkan ponselnya.

"Nih, kalau kalian gak percaya baca aja isi chat gue sama kak Gibran," balas Sarah yang langsung memberikan ponselnya.

Dan setelah itu Putri dan Ayu pun terkejut, karena ternyata ucapan Sarah memang benar adanya. Melihat isi pesan Sarah dan Gibran, Putri dan Ayu pun kembali tertawa.

"Kok lo bisa chat kayak gitu sama kak Gibran? Gila! Lo berani banget," ucap Ayu menatap Sarah tidak percaya.

"Ya iyalah, gue kan nggak kayak lo pada, yang cuman bisa diem aja. Kalau suka sama kak Gibran, ikutin cara gue dong kalau berani," balas Sarah tersenyum senang.

"Iya, tapi nggak kayak gitu juga kali, Sar. Di mana-mana, cowok yang gombalin cewek. Lah elo? Malah sebaliknya," sahut Putri menatap heran ke arah Sarah.

"Sekarang 'kan jamannya emansipasi. Jadi, gue mah santuy aja," balas Sarah enteng. Putri dan Ayu pun hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah sahabat mereka yang paling gesrek itu.

Saat itu juga Pak Indra datang. Pak Indra adalah pembina eskul Pecinta Alam di SMA Pelita. Setelah itu ia pun langsung menyuruh semua anggota sispala untuk berkumpul di hadapannya.

"Okey semuanya, apa kalian sudah siap untuk berpetualang hari ini?" tanya Pak Indra ke semua anggota Pecinta Alam di hadapannya.

"Siap, Pak!" seru anggota sispala dengan semangat.

"Kalau begitu sekarang Bapak absen kalian terlebih dahulu. Dan setelah Bapak absen satu persatu, kalian bisa langsung masuk ke dalam bis," ucap Pak Indra menjelaskan. Setelah itu ia pun langsung memanggil satu persatu anggota sispala.

Dan ketika semua anggota sudah di absen semua, bis pun sudah siap untuk berangkat.

Beruntung trio sarap bisa satu bis dengan Gibran. Mereka bertiga pun senang bukan main, ketika mengetahui jika Gibran satu bis dengan mereka. Apalagi, Gibran juga duduk di sebelah mereka bersama Bara.

Akan tetapi baru saja bis akan melaju, sebuah mobil tiba-tiba datang menghalangi laju bis, dan berhenti tepat di hadapannya. Sopir bis pun langsung mengerem mendadak. Beruntung bis itu melaju dengan pelan, semua anggota sispala yang ada di dalam bis pun langsung terkejut dengan rem yang mendadak itu.

'Mampus gue!' batin Putri.

Saat itu juga perempuan paruh baya dengan tampilan yang sangat modis langsung keluar dari dalam mobilnya, dan menghampiri bis yang ada di hadapannya itu.

Sedangkan di dalam bis, Pak Indra pun langsung mengajak Gibran untuk ikut turun, untuk mengetahui apa yang terjadi di depannya.

"Maaf Bu, kenapa Ibu menghalangi laju bis kami? Untungnya Ibu tidak tertabrak," ucap Pak Indra yang masih terkejut.

Stay With Me Please! [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang