Part 38. Khawatir

842 59 317
                                    

Happy reading guys. .❤

Bel istirahat menggema di seluruh penjuru sekolah. Semua penghuni SMA Pelita pun berhamburan keluar kelas. Tujuan mereka hanya satu. Mengisi perut kosong mereka.

Begitu pun juga dengan ketiga murid SMA Pelita, yang kini sedang duduk melamun memikirkan salah satu sahabatnya yang kini tidak berangkat sekolah.

"Gue khawatir banget sama Revi," ucap Ayu sedih. Dia belum menyentuh makanannya sama sekali karena memikirkan keadaan Revi.

"Gue juga," sahut Sarah sambil menopang dagunya dengan kedua tangannya.

"Kenapa Revi bisa sampai kecelakaan sih?" ucap pemuda di hadapan kedua sahabat itu.

"Mana gue tau, yang jelas sekarang gue khawatir banget sama Revi," ujar Ayu, rasanya dia ingin sekali kabur dari sekolahnya sekarang.

"Gimana kalau kita bolos?!" seru pemuda itu.

"Lo gila yah, Pal! Habis ini kan pelajarannya Bu Indah. Lo mau digantung di tiang bendera seharian?" tanya Sarah yang tidak setuju dengan ide gila Noval.

"Gue lebih gila lagi kalau belum liat keadaan Revi!" tegas Noval sambil beranjak dari tempat duduknya dan berlalu meninggalkan kedua sahabat yang masih menatap bingung ke arah Noval.

"Emang udah gila tuh anak."

"Selain gila, dia juga udah bucin banget sama Revi," celetuk Ayu sambil menyeruput minumannya.

"Andai aja Noval itu kak Gibran. Pasti gue bakal seneng banget," ucap Sarah. "Yaudah lah, mungkin kak Gibran sama Revi emang gak bisa bersatu. Mulai sekarang gue dukung Noval sama Revi," lanjut Sarah pasrah.

"Gue juga pindah haluan sekarang, kasihan Revi ngadepin kak Gibran yang sedingin es itu," sahut Ayu menyetujui ucapan Sarah.

***

Di koridor sekolah, Noval berlarian untuk menuju parkiran sekolah. Namun, langkahnya terhenti ketika bahunya tidak sengaja menabrak seseorang di depannya.

Brukkk

"Eh, kalau jalan liat-liat napa!" kesal kakak kelas di hadapannya yang kini menatap tajam ke arah Noval.

Noval pun semakin menundukkan kepalanya ketika tau siapa yang baru saja dia tabrak.

"Ma-maaf, Kak," balas Noval sambil berlalu pergi dari hadapan Gibran.

Tapi, baru saja Noval melangkahkan kakinya, Gibran langsung menarik tas Noval, hingga membuatnya hampir terjungkal ke belakang.

"Lo mau kemana?"

"Mau ketemu sama Revi," balas Noval cepat. Dia pun langsung merutuki kejujurannya sendiri setelah itu.

Mendengar nama Revi, hati Gibran kembali sakit. Rasa penyesalan itu masih ada.

"Kalau mau kabur jangan lewat depan. Itu namanya lo bunuh diri. Mending lo lewat belakang kantin aja, lo aman kalau lewat sana." Setelah mengucapkan semua itu, Gibran pun langsung pergi begitu saja dari hadapan Noval.

Noval yang masih terkejut dengan apa yang baru saja dia dengar pun tertawa kecil.

"Gue kira bakal kena marah. Ternyata malah ngasih jalan keluar," ucap Noval terkekeh. Dia pun langsung berlari ke arah kantin sekolah untuk kabur.

***

Sesampainya di depan rumah Revi, Noval langsung membayar ojol yang baru saja mengantarnya. Karena dia lewat belakang sekolah, Noval pun terpaksa meninggalkan motor kesayangannya dan menaiki ojol untuk menuju rumah Revi.

Stay With Me Please! [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang