Happy reading guys. .❤
Esoknya Bara sudah bisa berangkat ke sekolah lagi. Jika bukan karena sudah ketinggalan banyak pelajaran, Bara tidak ingin berangkat ke sekolah. Alasannya hanya satu, dia tidak mau melihat Ayu.
Dan sekarang seperti dugaannya, kini dia malah berpapasan dengan Ayu, gadis yang sedang tidak ingin dia temui. Hatinya pun bergemuruh, rindu dan juga amarah berkumpul menjadi satu.
"Aku seneng kak Bara udah bisa berangkat sekolah lagi," sapa Ayu mencoba untuk tersenyum.
Melihat Ayu yang seperti itu, hati Bara pun melemah. Dia tidak tega memarahi Ayu. Apalagi dia bukan siapa-siapa Ayu. Jadi, dia tidak berhak untuk marah bukan?
Bara pun tersenyum untuk menyembunyikan lukanya. "Makasih, Yu. Gue mau masuk kelas dulu yah," jawab Bara yang langsung berlalu begitu saja dari hadapan Ayu.
Ayu yang melihat Bara yang berubah, kini hanya bisa menundukan kepalanya sedih. Matanya pun kini memanas. Dia sangat yakin Bara sudah mengetahui semuanya.
"Eh ada jalang, guys!" seru Metta yang baru saja berangkat bersama Shinta.
Mendengar ucapan Metta, Ayu pun semakin terisak. Dia memang tidak seberani Revi ataupun Sarah jika berhadapan dengan Metta.
"Bisanya cuma nangis doang lo! Udah gak usah sok polos. Gue tau hati lo busuk juga, kan?!" ucap Metta sambil mendorong bahu Ayu. Dia sangat puas melihat Ayu yang lemah seperti sekarang.
Dari kejauhan Sarah mengepalkan kedua tangannya erat. Dia geram melihat Metta memperlakukan Ayu seperti itu.
Sarah pun sekarang bingung. Apakah dia harus menolong Ayu atau membiarkan Ayu diperlakukan seperti itu. Hati dan pikirannya kini saling bertolak belakang.
Namun ingatannya tentang foto Ayu dan Bayu langsung membuatnya kembali geram. Dia langsung berjalan begitu saja melewati Ayu, dia tidak peduli lagi dengan keadaan Ayu sekarang.
Melihat Sarah yang melewatinya begitu saja, Ayu pun semakin terisak. Sahabatnya kini benar-benar sudah berubah.
"Kasihan banget lo, Yu! Sahabat yang lo bangga-banggakan selama ini udah nggak peduli lagi sama lo!" ucap Metta semakin memojokan Ayu.
Mendengar ucapan Metta, Ayu mengepalkan kedua tangannya erat. Dengan gerakan cepat Ayu langsung mendorong Metta hingga terjungkal ke belakang.
Metta yang masih syok dengan apa yang baru saja dilakukan oleh Ayu kini menatap tajam ke arah Ayu. Dia pun berdiri dan langsung melayangkan tangannya ke arah Ayu.
Namun pergerakannya terhenti, ketika tangan seseorang berhasil menahan tangannya.
"Beraninya lo nampar sahabat gue?!" ucap Revi yang langsung menghempaskan tangan Metta secara kasar.
"Lo juga gak usah ikut campur! Mau jadi sok pahlawan lo!" ucap Metta kesal.
"Mending lo diem! Gak guna banget tau nggak ucapan lo itu!" kesal Revi yang langsung menggandeng tangan Ayu dan berjalan menjauhi Metta.
***
Di sepanjang jalan menuju kelas, Ayu masih terisak. Revi pun menghela napasnya pelan dan langsung memeluk Ayu.
"Udah gak usah buang air mata lo buat orang gak guna kayak Metta," ucap Revi sambil mengusap air mata yang terus mengalir deras dari mata Ayu.
"Gue udah nggak kuat lagi Rev. Sarah benar-benar udah nggak peduli lagi sama gue!" jawab Ayu yang semakin terisak.
Belum sempat Revi membalas ucapan Ayu, suara seseorang di belakang mereka mengejutkan keduanya.
"Ayu, ikut Ibu ke ruang BK sekarang!" ucap bu Ratih yang kini menatap Ayu tajam.
![](https://img.wattpad.com/cover/211212564-288-k273955.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me Please! [Selesai]
Teen Fiction[Completed] ⚠FOLLOW AUTHOR TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA⚠ Kisah ini bukanlah kisah biasa, kisah yang menceritakan dua insan yang dipertemukan dengan ikatan cinta dan persahabatan antara kedua orang tua mereka. Akankah ikatan itu akan terikat untuk...