Part 48. Kepercayaan Yang Hilang

677 38 188
                                    

Happy reading guys. .❤

Gadis yang masih terisak itu berlari menuju rooftop sekolah. Dia tidak peduli lagi dengan cacian yang didengarnya sepanjang jalan menuju rooftop.

Hatinya masih sangat hancur mendengar cacian-cacian itu. Ditambah perkataan sahabat baiknya yang langsung merusak persahabatan mereka sekarang.

Sesampainya di atas rooftop sekolah, Ayu langsung berjalan ke tepian rooftop. Dia ingin menenangkan dirinya di sana.

Namun baru saja dia melangkahkan kakinya lagi, Ayu dikejutkan dengan sosok lelaki yang tidak asing lagi dimatanya. Dia adalah Rio.

Ayu cepat-cepat menghapus air matanya. Dia berniat untuk turun lagi ke bawah.

"Mau kemana, Yu? Lebih baik di sini aja dari pada di bawah sana," ucap Rio yang mulai mendekat ke arah Ayu.

Ayu terdiam. Apa yang dikatakan Rio ada benarnya juga. Tapi, sekarang dia hanya ingin sendirian dan tidak mau diganggu oleh siapapun.

"Gue akan pergi kalau lo masih mau sendiri, Yu," ucap Rio yang menatap lembut ke arah Ayu. Sejujurnya dia sangat marah ke Metta karena menyebar luaskan foto itu.

Namun alasan Metta lagi-lagi membuatnya bungkam dan mengikuti permainan Metta selanjutnya.

'Kalau bukan demi mendapatkan hati lo, gue nggak akan biarin lo kayak gini, Yu,' batin Rio menatap sedih Ayu.

"Gue pengen sendirian, Kak. Bisa lo tinggalin gue di sini," ucap Ayu sesenggukan.

Rio menatap lekat ke arah Ayu. "Gue akan pergi kok. Tapi satu yang harus lo inget, gue percaya lo nggak mungkin lakuin itu sama Bayu."

Ayu menatap nanar ke arah Rio. Dia sangat bersyukur masih ada yang mempercayainya.

"Kak Rio percaya sama gue, kan? Gue nggak mungkin lakuin itu," ucap Ayu yang semakin terisak.

Perlahan Rio berjalan mendekat ke arah Ayu yang masih terisak dan langsung memeluknya.

Ayu yang tiba-tiba dipeluk seperti itu pun langsung terdiam.

"Gue tau sekarang lo butuh sandaran, Yu. Gapapa nangis aja, biar lo tenangin diri lo sekarang," ucap Rio yang masih memeluk Ayu.

Ayu pun semakin terisak dalam pelukan Rio. Andai ada Bara di sini, dia sangat membutuhkan Bara sekarang. Semoga saja, Bara juga tidak terpengaruh dengan berita buruk tentangnya itu.

***

Di tempat lain Bara mengepalkan tangannya erat ketika mendapatkan kiriman foto dari seseorang yang tidak ia kenal.

Dia tidak menyangka Ayu tega melakukan semua itu. Baru saja dia bahagia karena Ayu. Sekarang, gadis itu malah mempermainkan perasaannya seperti ini.

Dia juga tidak menyangka jika Bayu akan menusuknya dari belakang. Sahabat macam apa itu? Pikirnya.

"Kak Bara kenapa?" tanya Naya ketika melihat kakaknya seperti menahan amarah.

Bara tersenyum hambar. "Kakak gapapa kok, bisa tinggalin kakak sendirian?" pinta Bara ke adik satu-satunya itu.

Naya pun mengangguk dan membiarkan kakaknya sendiri. Entah apa permasalahan kakaknya sekarang. Dia harap itu tidak ada hubungannya dengan Ayu. Karena Naya tau jika kebahagiaan kakaknya sekarang adalah Ayu.

Setelah adiknya pergi Bara meremas ponselnya erat. Dia tidak habis pikir gadis sepolos Ayu bisa melakukan itu.

"Kenapa lo tega sama gue, Yu?! Gue tau sekarang gue belum berhak buat marah sama lo. Tapi, apa yang udah lo lakuin itu udah hancurin perasaan gue!" Bara melempar ponselnya ke sembarang arah. Dia tidak peduli lagi dengan nasib ponselnya sekarang.

Stay With Me Please! [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang