Part 19. Hilang

1.2K 102 459
                                    

Happy reading guys. .❤

"Sebentar saja, aku hanya ingin mendengar suaramu. Berada dalam dekapanmu, dan mengobati rinduku"

▪Rafael Gibran Samudra▪

***

Pagi di SMA Pelita, sudah dihebohkan tentang kabar meninggalnya Putri. Banyak anak-anak di SMA Pelita yang mengerubungi mading sekolah mereka, untuk memastikan kebenaran berita duka itu.

Sarah dan Ayu yang memang belum mengetahui kabar tentang kematian Putri pun hanya bisa menatap bingung ke arah segerombolan anak yang tengah mengerumuni mading. Karena, sebagian dari mereka menangis setelah melihat pengumuman yang ada di mading.

"Eh, ada apaan sih? Kok pada nangis gitu?" tanya Ayu ke teman sekelasnya yang bernama Kesya.

"Emangnya kalian berdua belum tau?" bukannya menjawab Kesya balik bertanya. Karena Kesya juga terkejut ketika mengetahui kedua sahabat dekat Putri belum mengetahui berita duka ini.

"Gimana gue mau tau, orang kita berdua aja baru nyampe," sahut Sarah bingung, karena Kesya juga tiba-tiba menangis.

Kesya menghela napasnya pelan, dia juga tidak kuat mengatakan semuanya. "Putri ... udah meninggal," ucap Kesya yang semakin terisak.

"Hah?! Lo pasti bercanda, 'kan?" tanya Ayu yang langsung berlari ke arah mading. Dan menyingkirkan semua anak yang mengerubungi mading dengan kasar.

Di sana sudah terpasang jelas foto Putri yang sedang tersenyum. Dan di bawah foto Putri juga banyak tulisan duka untuk Putri.

"Nggak! Ini nggak mungkin!!!" teriak Sarah dan Ayu histeris. Mereka berdua pun langsung menangis sejadi jadinya.

"Ini gak mungkin, 'kan?" tanya Ayu menatap nanar ke arah semua teman-temannya.

Teman-teman yang lain pun bingung akan menjawab seperti apa pertanyaan Ayu. Karena mereka semua tau, jika persahabatan antara Putri, Ayu dan juga Sarah itu sangat erat dan juga tulus.

Mereka berdua kini masih tidak menyangka jika Putri akan meninggalkan mereka secepat ini.

Mendadak tubuh Ayu pun limbung, dia pun langsung kehilangan kesadarannya. Beruntung dengan sigap Rio langsung menangkap tubuh Ayu. Dan langsung menggendongnya ke arah UKS, diikuti oleh teman-teman yang lainnya.

Sesampainya di UKS Rio langsung menidurkan Ayu di Brankar. Dengan sigap petugas UKS pun langsung bergegas menolong Ayu.

Sarah juga tidak henti-hentinya terisak di samping Ayu. Dia masih belum bisa menerima kabar duka ini.

Dan tidak berapa lama kemudian Ayu pun tersadar. Dan langsung menatap nanar ke arah teman-temannya.

"Bilang sama gue, kalau semua ini bohong," ucap Ayu yang masih lemas.

"Putri udah nggak ada Yu, lo harus ikhlas," balas Chika, kakak kelas mereka.

Ayu pun semakin terisak, dia harap semua ini hanyalah mimpi buruk. Dan bukan kenyataan. Jika pun benar ini mimpi buruk, dia ingin secepatnya terbangun dari mimpi buruknya itu.

Sarah yang sedari tadi terduduk di samping Ayu pun langsung berdiri. Dia tidak mau berdiam diri di sini. Dia ingin menemui sahabatnya untuk yang terakhir kalinya.

"Gue mau ke rumah Putri. Gue harap berita ini gak bener! Gue juga berharap gue masih bisa liat Putri tersenyum sama gue sekarang!" ucap Sarah yang langsung dicekal tangannya oleh Ayu.

"Gue ikut!" sahut Ayu lemah.

Semua anak yang melihat kedua sahabat yang sedang berduka itu, hanya bisa menatap mereka miris. Mereka juga tidak pernah menyangka jika Putri yang terkenal ceria dan periang itu akan pergi secepat ini.

Stay With Me Please! [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang