Happy reading guys❤
"Cinta itu hebat. Dia bisa membuat orang yang lemah menjadi kuat, dan orang yang kuat menjadi lemah"
***
Sesuai dengan ucapannya, sepulang sekolah Gibran pun mengajak Putri ke ruang eskul musik. Di sana sudah ada teman-teman eskul musik yang tengah latihan.
"Hai, guys," sapa Gibran, yang langsung membuat teman-temannya yang tengah bermain musik langsung menghentikan kegiatan mereka.
Ternyata, kelompok yang dulu Gibran pilihkan untuk kelompok Pecinta Alamnya, adalah anak-anak eskul musik yang juga mengikuti eskul Pecinta Alam.
"Kenapa, Gib?" tanya Rio, ketua eskul musik.
"Gue bawa anggota baru, yang mau gabung di eskul musik kita," jawab Gibran, sambil menggandeng tangan Putri di sampingnya. Membuat Putri tidak bisa berkutik di tempatnya sekarang.
"Ya udah tinggal gabung aja, ayo Put sini," ajak Chika sambil menarik tangan Putri untuk duduk bersamanya.
Gibran yang melihat itu pun tersenyum.
"Oh iya, Put. Karena lo udah diterima di eskul musik. Lo harus nunjukin bakat lo sama kita. Soalnya, Gibran tadi udah cerita sama gue, tentang bakat tersembunyi yang lo miliki," ucap Rio yang juga penasaran dengan bakat yang dimiliki oleh Putri.
"Gue nggak jago-jago banget, Kak," sahut Putri tidak terima, karena menurutnya itu sangat berlebihan.
"Ayo Put, kita semua pengen liat lo main musik. Terserah, lo mau mainin musik apa aja deh. Anggap aja, ini sebagai perkenalan," timpal Bayu yang sedang memainkan stik drum miliknya.
Melihat semua tatapan tertuju ke arahnya. Putri pun langsung menuruti ucapan mereka. Dan langsung mengambil sebuah gitar, yang baru saja diberikan oleh Gibran.
🎶 Jrenggg🎶
Suara petikan gitar mulai mengalun, dan langsung membuat semua anak di ruangan itu terpesona, melihat Putri yang menikmati petikan gitarnya. Putri sekarang sedang memainkan instrumen musik dari lagu you are the reason - Calum Scott.
Sepertinya Putri dengan sebuah gitar di tangannya itu adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahakan. 'Sangat indah' pikir Gibran. Dia pun terus tersenyum menatap Putri, yang masih memejamkan matanya sembari memainkan gitarnya.
Prokkk prokkk prokkk
Suara tepuk tangan menggema di ruang musik, setelah Putri menghentikan permainannya. Semuanya takjub, melihat bakat Putri yang baru saja mereka ketahui.
"Lo keren banget, Put!" sahut Chika, yang masih tidak percaya dengan apa yang baru saja dia lihat.
"Gue seneng lo bisa gabung sama eskul kita," ucap Rio tersenyum senang ke arah Putri. Karena dia yakin, jika Putri bergabung bersama mereka, eskul musik mereka akan semakin maju.
"Makasih, Kak, tapi tadi itu biasa aja kok," balas Putri tersenyum canggung.
"Nggak biasa aja, Put. Itu tadi sangat indah dan luar biasa," sahut Gibran yang langsung membuat rona memerah di wajah Putri terlihat kembali.
Selanjutnya, mereka memainkan musik bersama-sama. Kehadiran Putri, membuat mereka semua semangat. Putri yang merasa kehadirannya diterima dengan baik pun sangat bahagia sekarang.
***
Di depan sebuah rumah mewah, terparkirlah mobil yang baru saja menurunkan pria paruh baya dari dalam mobilnya.
Pria berumur empat puluh tahunan itu pun tersenyum, menatap rumah di hadapannya sekarang. Rumah yang berisi keluarga kecil yang sangat disayangi olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me Please! [Selesai]
Teen Fiction[Completed] ⚠FOLLOW AUTHOR TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA⚠ Kisah ini bukanlah kisah biasa, kisah yang menceritakan dua insan yang dipertemukan dengan ikatan cinta dan persahabatan antara kedua orang tua mereka. Akankah ikatan itu akan terikat untuk...