Happy reading guys❤
"Kenapa Tuhan menciptakan kamu seperti pelangi? Indah. Tapi hanya sesaat"
▪Rafael Gibran Samudra▪
***
Setelah selesai makan malam, Gibran langsung mengantarkan Putri pulang. Tentu saja dengan perasaan bahagia yang menyelimuti keduanya.
Entah perasaan apa yang dirasakan Putri sekarang, yang jelas tubuhnya sangat lelah. Tapi dia tidak ingin menunjukkannya di depan Gibran. Bahkan sedari tadi secara sembunyi-sembunyi, Putri memakai inhalernya ketika Gibran tidak berada di sampingnya.
Sesampainya di rumah, kedatangan mereka berdua ternyata tengah ditunggu oleh kedua orang tua Putri. Di sana juga sudah ada Clara dan Rafa yang kebetulan sedang berkunjung ke rumah Putri.
"Ini dia anaknya baru pulang," ucap Rafa senang, ketika melihat putranya yang tengah berjalan bersama Putri.
Sedangkan kedua sejoli yang tengah dimabuk asmara itu, hanya bisa tersenyum ketika melihat kedua orang tua mereka.
"Putri, kamu masih inget sama Om, 'kan?" tanya Rafa, setelah Putri menyalaminya.
"Iya, Om. Mana bisa Putri lupa sama Om yang udah ngasih Putri boneka yang banyak waktu Putri masih kecil," balas Putri yang langsung membuat semuanya tertawa.
"Apa sekarang masih suka main boneka?" tanya Rafa sambil memberikan boneka Teddy bear berukuran cukup besar untuk Putri.
Putri pun tersenyum bahagia. Dan langsung memeluk erat boneka Teddy bear pemberian Rafa. Membuat Gibran ingin dipeluk juga oleh Putri.
'Kok gue jadi iri sama bonekanya yah' batin Gibran kesal.
"Makasih, Om," ucap Putri tersenyum bahagia ke arah Rafa.
"Ternyata kamu masih suka sama boneka yah," sahut Clara tersenyum gemas menatap Putri.
"Umur boleh gede, Ma. Tapi Putri emang masih aja kayak anak kecil," ledek Gibran yang langsung mendapatkan cubitan gratis dari Putri.
Melihat itu orang tua Putri dan Gibran pun tertawa, melihat kedekatan anak mereka.
"Lagian kamu nyebelin," ucap Putri sambil mencebikkan bibirnya.
"Iya maaf, kamu nggak kayak anak kecil kok," sahut Gibran yang langsung membuat Putri tertawa lagi. Padahal dikatain anak kecil pun Putri tidak masalah, karena pada kenyataanya dia memang masih seperti anak kecil.
"Ya udah Putri mau ke kamar dulu yah, mau ganti baju," pamit Putri yang langsung berjalan ke arah tangga. Dan dibalas anggukan oleh mereka.
Tapi baru beberapa langkah Putri berjalan menuju tangga, tubuh Putri langsung ambruk di atas lantai. Membuat semua orang yang ada di sana berteriak panik.
Brukkk
"Putri sayang, kamu kenapa?" ucap Nadia sambil mencoba menyadarkan Putri yang tidak sadarkan diri.
"Coba masukin inhalernya, Om!" seru Gibran yang juga ikut panik.
Bima langsung memasuka inhaler ke dalam mulut Putri. Tapi tidak ada respon sama sekali dari tubuh Putri. Putri masih terdiam dengan wajahnya yang semakin memucat.
"Putri sayang, ayo bangun!" ucap Bima sembari menepuk pelan wajah Putri. Tapi hasilnya nihil. Putri masih tetap memejamkan kedua matanya. Membuat semua yang ada di sana semakin panik.
"Lebih baik kita bawa Putri ke rumah sakit sekarang," saran Rafa yang juga sangat khawatir melihat keadaan Putri.
Setelah itu mereka semua langsung membawa Putri ke rumah sakit. Untuk pertama kalinya dalam hidup, hati Gibran sangat sakit melihat gadis yang disayanginya seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me Please! [Selesai]
Novela Juvenil[Completed] ⚠FOLLOW AUTHOR TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA⚠ Kisah ini bukanlah kisah biasa, kisah yang menceritakan dua insan yang dipertemukan dengan ikatan cinta dan persahabatan antara kedua orang tua mereka. Akankah ikatan itu akan terikat untuk...