Part 54. Hukuman

684 43 155
                                    

Warning⚠

Apa kalian sudah siap untuk tertawa? 🌚🔥

Part ini juga mengandung emosi, jadi siapkan diri kalian. Jangan mengumpat, karena aku gak mau menerima kiriman dosa dari kalian wkwk😭😂

Dah lah langsung baca aja ehe :')

***

Happy reading guys. .❤

"Gue doain lo mampus sekalian, Rev!" ucap Metta yang kini tersenyum puas.

Namun senyumnya memudar, ketika melihat Bayu yang datang bersama dua anggota kepolisian ke arahnya. Dia juga melihat Rio dan Chika yang sedang digiring masuk ke dalam mobil polisi.

"Tangkap dia, Pak! Dia juga dalang dibalik semua kejahatan ini!" ucap Bayu sambil menunjuk wajah Metta geram.

"Bay, lo ngomong apaan sih?! Gue gak bersalah!" jawab Metta tidak terima. Sejujurnya, dia sangat syok ketika melihat Bayu yang ternyata membawa polisi.

"Silahkan kamu jelasin semua ini di kantor polisi, sekarang kamu harus ikut kami untuk diperiksa lebih lanjut," ucap salah satu polisi yang kini menahan tangan Metta.

Metta pun berusaha menepis tangannya, "Saya tidak bersalah, Pak!"

Tanpa menghiraukan ucapan Metta yang tidak mau mengakui kesalahannya, polisi pun tetap membawa Metta secara paksa.

Bayu yang melihat semua itu pun kini hanya bisa tersenyum getir. Dia tidak menyangka akan memenjarakan teman-temannya sendiri seperti saat ini. Apalagi Rio dan Chika yang notabennya adalah sahabatnya sendiri sejak mereka masih duduk di bangku SMP, dia sangat berat untuk melakukan semua ini.

"Maafin gue Chik, ini semua gue lakuin demi kebaikan lo juga," ucap Bayu sedih. Dia tidak sanggup membayangkan nasib kedua sahabatnya yang harus mendekam dibalik jeruji besi.

***

Esoknya di sekolah SMA Pelita, ketiga murid yang terbukti bersalah, kini sedang disidang di hadapan semua guru dan juga kepala sekolah. Bahkan, polisi juga hadir dalam kasus ini.

"Bapak tidak pernah menyangka, kalian bertiga bisa melakukan tindakan kriminal di dalam sekolah!" ucap Pak Ridwan, kepala sekolah SMA Pelita.

"Kalian ini adalah penerus bangsa, kalian juga murid terpelajar! Bagaimana bisa kalian berbuat kejahatan di dalam sekolah seperti ini? Apalagi kalian juga mencelakai teman kalian sendiri, ini sungguh perbuatan diluar batas!" lanjut pak Ridwan yang kini menatap tajam ketiga murid di hadapannya itu.

"Pak, kami tidak bersalah. Kami dijebak, Pak!" ucap Metta berusaha membela diri.

"Cukup! Gara-gara kamu, kami semua menyalahkan yang benar dan membenarkan yang salah! Revi, Ayu dan Bayu menjadi korban karena kalian! Saya juga merasa kecewa dengan pihak sekolah yang lain, karena tutup mata dengan kasus ini!" Kali ini Pak Ridwan pun menatap guru yang lain penuh amarah.

"Pak, tolong jangan hukum kami. Kami sangat menyesal, Pak!" ucap Rio yang kini sangat ketakutan. Sudah cukup dia kemarin diinterogasi oleh pihak kepolisian. Dia tidak mau diinterogasi lagi. Rasanya dia memang begitu jahat karena tega melakukan semua ini dengan sengaja.

"Kalian akan dikeluarkan dari sekolah, hukuman penjara juga sudah siap menanti kalian bertiga. Tindakan kalian juga mencoreng nama baik sekolah! Kalian bertiga pantas mendapatkan semua itu!" lanjut pak Ridwan geram.

Ketiganya pun langsung gemetar hebat, setelah mendengar ucapan pak Ridwan. Kini bayang-bayang masa depan mereka tak seindah harapan mereka lagi. Penjara? Sungguh, kata itu tidak pernah terpikir sedikitpun di dalam benak mereka.

Stay With Me Please! [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang