Part 25. Gibran vs Revi

945 87 498
                                    

Happy reading guys. .❤

Jam pelajaran di kelas X IPA 1 telah usai. Dan sekarang saat istirahat, Revi disuruh oleh Pak Erwin untuk membawakan tumpukan buku paket ke dalam ruangannya.

Revi pun meminta Ayu dan Sarah untuk pergi ke kantin duluan. Sedangkan Revi membawa tumpukan buku paket ke ruang guru IPA Fisika nya itu.

"Duh mana berat banget lagi," keluh Revi sambil membenarkan letak buku yang hampir terjatuh.

Dan baru saja dia berjalan beberapa langkah dari kelasnya. Seseorang menabraknya dari belakang, sampai akhirnya buku yang dia bawa pun berserakan di atas lantai.

Brukkk

"Eh, kalau jalan liat-liat dong!" teriak Revi kesal.

Dan seseorang yang baru saja menabraknya hanya tersenyum smirk ke arahnya, dan melanjutkan lagi jalannya. Dan si penabrak itu adalah Gibran.

Bara yang melihat kejadian itu langsung menghampiri Revi. Dan membantu Revi membereskan buku yang masih tergeletak di atas lantai.

"Lo gapapa?" tanya Bara sambil menyerahkan buku yang baru saja dia ambil ke arah Revi.

"Gapapa," balas Revi kesal.

"Maafin temen gue yah? Dia nggak sengaja," ucap Bara yang merasa tidak enak hati melihat tingkah Gibran.

"Yang salah itu dia, buka lo!" sahut Revi yang langsung berdiri, dan berjalan tergesa-gesa untuk menabrak Gibran yang berjalan santai di depannya.

Gibran yang saat itu tidak tau akan ditabrak oleh Revi pun langsung terhuyung. Beruntung, dia langsung berpegangan tembok yang ada di sampingnya.

"Dasar cowok rese!" teriak Revi sembari berjalan melewati Gibran dengan menghentakkan kakinya.

"Lo tuh yang rese!" balas Gibran tak kalah kesal.

Sedangkan Bara hanya bisa mengelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya yang sekarang sangat menyebalkan.

"Udahlah Gib! Lagian lo nya sih nggak mau minta maaf," ucap Bara menasehati Gibran.

"Orang gue nggak sengaja," balas Gibran acuh. "Siapa sih tuh cewek? Rese banget jadi orang!" lanjut Gibran kesal.

"Gue juga nggak kenal. Tapi, kayaknya dia anak baru di kelasnya Putri, eh," Bara langsung menutup mulutnya, "ma-maksud gue di kelas X IPA 1," lanjut Bara, dia takut Gibran marah.

"Apa? Anak baru? Jangan bilang kalau dia juga duduk di bangkunya Putri?!" tanya Gibran yang tiba-tiba marah.

Bara pun kini menghela napasnya pelan. "Yang kosong kan cuma di situ Gib," balas Bara, dia tidak tau jika Gibran akan semarah ini.

Tanpa memperdulikan ucapan Bara, Gibran langsung bergegas menuju kantin, dan mengambil kursi yang ada di kantin. Setelah itu dia langsung berjalan ke arah kelas X IPA 1, dia tidak mau anak baru itu duduk di bangkunya Putri.

Sesampainya di kelas Revi, Gibran langsung menukar bangku Putri dengan kursi yang ada di kantin. Beberapa anak yang masih ada di dalam kelas pun hanya bisa terdiam, dan bingung melihat tingkah Gibran yang sepertinya sangat kesal itu.

Setelah selesai menukarkan bangkunya, Gibran langsung membawa kursi Putri ke dalam kelasnya, dan mengganti bangkunya dengan bangku yang pernah diduduki oleh Putri.

Sedangkan bangku Gibran sendiri, dia letakkan di gudang sekolah. Setelah puas dengan hasil kerjanya, Gibran pun tersenyum senang. "Aku nggak akan tinggal diam, kalau ada anak yang berani duduk di tempat kamu, Put."

Stay With Me Please! [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang