Part 07. Musuh baru

1.5K 153 423
                                    

Happy reading guys. .

"Sahabat sejati bukan mereka yang memiliki banyak persamaan. Tapi, mereka yang memiliki pengertian dalam setiap perbedaan"

***

Sesampainya di atas bukit, anggota sispala disuguhkan dengan pemandangan alam yang sangat indah.

Rasa lelah mereka pun seketika lenyap. Begitu juga dengan Gibran dan Bara, yang bergantian menggendong Putri. Mereka tersenyum bahagia, ketika melihat ciptaan Tuhan yang begitu indah ini.

"Akhirnya kita sampai juga," ucap Gibran, tersenyum menatap Putri, sahabat kecilnya.

"Maaf yah, Kak. Udah ngerepotin kalian berdua," ujar Putri yang masih merasa bersalah.

"Santai aja Put. Ya udah, kamu duduk dulu di sini, yah? Kita semua mau buat tenda dulu," sahut Bara, sambil menaruh ransel Putri yang sedari tadi dibawa olehnya.

"Iya, makasih banyak, Kak," balas Putri tersenyum.

"Bentar yah, gue mau ambil kotak P3K dulu," ucap Gibran yang juga meninggalkan Putri.

Setelah Putri sendirian, Ayu dan Sarah langsung bergegas menghampiri Putri.

"Masih sakit, Put?" tanya Ayu yang masih khawatir dengan keadaan Putri.

"Udah nggak papa kok, tadi di jalan gue sempet dipijet juga sama kak Gibran," jawab Putri tersenyum senang ke arah kedua sahabatnya.

"Ternyata, selain wajahnya yang tampan, kak Gibran cocok juga yah jadi tukang urut," sahut Sarah terkekeh.

"Kalian berdua gak marah sama gue? Gue 'kan tadi habis digendong sama kak Gibran," tanya Putri, menatap kedua sahabatnya secara bergantian.

"Ngapain harus marah sih, Put? Kalaupun lo sampai jadian sama kak Gibran, kita berdua juga senang kok," jawab Sarah tersenyum tulus.

"Yakin lo gak nangis?" ledek Ayu.

"Gak lah. Lagian kita kan sama-sama suka. Jadi, siapapun yang dapet kak Gibran gue seneng," ucap Sarah bijak.

"Bukannya kak Gibran itu calon imam lo?" tanya Putri lagi. Dan berhasil membuat kedua sahabatnya tertawa.

"Ya ampun Put, lo kayak gak tau gue aja deh. Semua kontak di ponsel gue kan emang namanya aneh-aneh. Jadi, berhubung gue suka, yaudah gue namain kak Gibran calon imam," balas Sarah tertawa geli.

"Kirain lo bakal marah sama gue," celetuk Putri yang juga ikut tertawa.

"Bagi gue persahabatan itu lebih penting, Put. Nggak ada yang bisa merusak persahabatan kita, termasuk soal cowok sekalipun," ucap Sarah yang langsung membuat Putri dan Ayu menatapnya tidak percaya.

"Lo sebenarnya anaknya Mario Teguh ya? Tumben bijak lo," sahut Ayu yang juga tersenyum.

"Mungkin gue lagi dimasuki penunggu hutan," celetuk Sarah yang  lansung tertawa setelah melihat wajah kedua sahabatnya ketakutan. "Ya elah, gue cuma bercanda kali," lanjut Sarah sambil tertawa.

"Lagian lo, di hutan ngomongnya sembarangan kayak gitu," sahut Putri kesal.

Saat itu juga Gibran datang menghampiri ketiganya. Sambil membawa obat luka untuk Putri.

"Kak Gibran, lo suka sama Putri yah?" tanya Sarah tiba-tiba. Membuat Putri langsung menjitak kepalanya pelan.

Pletakk

Sedangkan Gibran hanya tersenyum, menanggapi ucapan Sarah.

"Sini kakinya Put, diolesi obat dulu kakinya yang terkilir, biar nggak tambah bengkak," ucap Gibran yang sekarang duduk di hadapan Putri.

Stay With Me Please! [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang