Part 28. Bukan Tom and Jerry?

806 70 389
                                    

Happy reading guys. .❤

Bel istirahat di SMA Pelita berbunyi. Semua penghuninya pun berhamburan menuju kantin untuk mengisi perut kosong mereka. Akan tetapi pemandangan berbeda terlihat jelas di kelas X IPA 1. Banyak anak yang bersorak senang setelah mendapatkan undangan ulang tahun dari Ayu.

"Wih bisa makan gratis nih kita!" seru Bagas sambil mengipaskan kertas undangannya ke arah wajah.

Melihat tingkah konyol Bagas, sontak perbuatannya mengundang gelak tawa teman-teman satu kelasnya.

"Berisik lo, Gas! Kayak nggak pernah makan aja," gerutu Noval. Dia sangat malu mempunyai teman seperti Bagas. Teman yang terkenal paling gercep kalau ada kata gratisan.

"Biarin, yang penting perut kenyang hati pun senang," sahut Bagas santai.

"Serah lo deh, serah."

Setelah selesai membagikan undangan di kelasnya. Ayu mengajak Sarah dan Revi untuk mengantarnya ke kelas XI IPA 2. Kelas Gibran.

Walaupun awalnya Revi sempat menolak, akhirnya dia pun mau setelah melihat wajah memelas Ayu ketika membujuknya.

Sesampainya di depan kelas Gibran. Ayu langsung mencari keberadaan ketua dan wakil ketua eskul Pecinta Alamnya itu, yang tak lain adalah Gibran dan juga Bara. Dia memang berniat untuk mengundang teman-teman Sispala di acara ulang tahunnya nanti.

Bara yang saat itu baru keluar dari kelasnya bersama Gibran, langsung menghentikan langkahnya ketika melihat ketiga sahabat itu berada di depan kelasnya.

"Ada apa Ayu?" tanya Bara penasaran. Karena ketiganya itu memang tidak pernah menginjakan kakinya di koridor depan kelasnya jika tidak ada kepentingan.

"Aku cuma mau ngasih undangan buat kak Bara sama kak Gibran. Oh iya, sama sekalian nitip buat teman-teman yang lainnya boleh, Kak?" jawab dan tanya Ayu yang merasa tidak enak.

Mendengar ucapan Ayu, Bara pun tersenyum. "Gapapa kok," jawabnya sambil menerima undangan dari Ayu.

Ayu pun semakin senang mendapatkan respon baik dari Bara, kakak kelasnya yang dia kagumi setelah Gibran. Walaupun dalam hatinya masih menyukai Gibran, Ayu sadar jika di hati Gibran hanya ada nama Putri. Dan perasaannya pun sudah dia lupakan semenjak Gibran terang-terangan menyukai Putri.

Gibran yang sedari tadi terdiam hanya menatap datar ke arah ketiga sahabat di hadapannya itu. Terutama ke arah Revi. Entah kenapa melihat Revi membuatnya ingin selalu berteriak marah.

Sarah yang menyadari aura keduanya sudah sangat mencekam, langsung memberi kode ke arah Ayu. Dia takut akan terjadi perang dunia ke tiga antara Revi dan juga Gibran, yang sepertinya akan terjadi sebentar lagi.

Tapi ternyata kode dari Sarah diabaikan oleh Ayu. Dia malah asyik ngobrol dengan Bara. Membuat Sarah berdecak kesal.

"Apa lo liat-liat?!" tanya Revi ketus.

Gibran yang tidak terima dengan ucapan Revi, semakin menatap tajam ke arahnya.

See?

"Siapa juga yang liatin lo! Pede banget!" jawab Gibran tak kalah kesal.

Sarah yang tidak ingin terjadi keributan lagi, langsung berdeham cukup keras.

Ekhemmm

Mendengar suara dehaman Sarah. Gibran dan Revi langsung menatap tajam ke arah Sarah secara bersamaan. Membuat Sarah bergidik ngeri.

"Yaudah, Kak. Ki-kita permisi dulu yah!" ucap Sarah ketakutan.

Ayu yang paham maksud dari Sarah, langsung berpamitan ke arah Bayu dan juga Gibran. Dan langsung menarik tangan Revi untuk menjauh dari Gibran.

***

Di kantin Revi terus saja mengomel. Karena emosinya yang ingin dia ledakan di potong oleh ke dua sahabat barunya itu.

"Udahlah Rev! Percuma juga lo ngadepin kak Gibran. Mending sekarang kita makan dulu aja, okey?" pinta Ayu sambil menaruh tiga mangkuk bakso yang baru saja dia pesan.

"Tapi gue masih kesel banget! Kenapa sih gue harus ketemu sama cowok nyebelin kayak dia di sekolah ini?!" kesal Revi penuh amarah. Sepertinya kedua sahabatnya ini akan menjadi pelampiasan kemarahannya sekarang.

"Jangan terlalu benci, Rev. Nanti lo malah jatuh cinta lagi sama kak Gibran," ledek Sarah terkekeh geli. Dan langsung diberi tatapan mematikan dari Revi.

"GUE? PACARAN SAMA COWOK RESE?! OGAH!" teriak Revi kesal.

Semua anak yang ada di kantin pun langsung menatap ke arah Revi. Ayu yang malu langsung menelungkupkan wajahnya di atas meja. Sedangkan Sarah hanya bisa tertawa geli mendengar ucapan Revi.

Gibran yang saat itu baru saja masuk ke dalam kantin bersama Bara, langsung terkejut mendengar umpatan yang ditujukan untuknya.

Bara yang tau Gibran akan meledakan emosinya lagi, langsung menahan Gibran.

"Udahlah, Gib. Gue laper banget nih. Mending sekarang kita makan. Emangnya lo mau sahabat terbaik lo ini mati kelaperan?" ucap Bara sok dramatis. Membuat Gibran berdecak kesal.

"Lebay lo!" jawab Gibran. Pada akhirnya dia menuruti ucapan sahabatnya, dari pada meladeni ucapan Revi.

***

Setelah menghabiskan makanannya, Ayu langsung mengantarkan buku yang kemarin dia pinjam ke perpustakaan. Tanpa ditemani Sarah dan juga Revi.

"Hai Ayu," sapa seseorang di belakangnya, yang tak lain adalah Rio.

"Hai, Kak," jawab Ayu yang langsung menghentikan langkahnya.

"Tumben sendirian aja, nggak sama Sarah?" tanya Rio basa basi. Dia tidak ingin melewatkan kesempatan sedikitpun untuk mendekati Ayu.

"Dia masih di kantin Kak, jadi aku sendirian deh," jawab Ayu sekenanya. Sungguh dia sangat canggung sekarang.

"Mau gue temenin?"

"Eng-gak usah, Kak."

"Gapapa kok, gue juga sekalian mau ke perpus," ucap Rio tersenyum hangat ke arah Ayu.

Akhirnya Ayu pun mau di antar oleh Rio. Sepanjang jalan Rio terus saja bercerita, membuat Ayu mau tidak mau meresponnya.

"Oh iya, besok malam katanya ada acara di rumah lo, yah?"

"Iya Kak, undangan buat Kakak udah aku titipin ke kak Bara," jawab Ayu.

Mendengar nama Bara, membuat telinga Rio memanas. Kenapa harus dititipkan ke Bara undangannya? Dan kenapa nggak langsung ngasih ke dia aja? Pikir Rio kesal.

"Oh okey, besok gue pasti dateng kok," jawab Rio memaksakan senyumannya.

Setelah sampai di perpustakaan Ayu langsung masuk, dan langsung mengembalikan buku yang dia pinjam ke penjaga perpus sekolahnuay. Dan Rio pun masih setia menunggu Ayu.

"Kak Rio kenapa masih di sini?" tanya Ayu bingung.

"Eum, tiba-tiba mood baca gue hilang. Jadi gue temenin lo lagi aja ke kelas, mau kan?"

Kali ini kode keras dari Rio sudah terbaca oleh Ayu. Sayangnya dia hanya menganggap Rio sebagai seniornya saja.

"Nggak usah deh Kak, aku sendirian aja. Lagian arah kelas kita kan beda," tolak Ayu. Sebenarnya dia juga merasa tidak enak hati. Apalagi setelah melihat raut kekecewaan yang terpancar jelas dari wajah Rio.

"Iyah gapapa kok," jawab Rio yang memang tidak mau memaksa jika Ayu menolaknya.

Ayu pun langsung berlalu pergi dari hadapan Rio.

"Ternyata sesusah ini ngedeketin lo, Yu," gumam Rio menatap Ayu yang kian menjauh.

***

Tbc. .

Jangan lupa vote dan comment yah. .❤

Makasih udah mampir😘

See you next chapter👋

Salam♡ ufiadfianz

Stay With Me Please! [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang