Part 15. Bertepuk sebelah tangan

1.2K 108 374
                                    

Happy reading guys ❤

"Mencintaimu adalah hal yang paling mudah untuk aku lakukan. Tapi, untuk mendapatkan cintamu lah, yang paling sulit untuk aku lakukan"

Bara Geovano Chandra▪

***

Selesai jam pelajaran, Bara langsung meminta penjelasan dari Gibran. Tentang Putri yang tadi pagi dijemput olehnya.

"Lo seriusan tadi pagi jemput Putri?" tanya Bara, sambil memasukan buku pelajarannya ke dalam tas.

"Iya," balas Gibran singkat.

"Beneran hubungan lo sama Putri hanya sebatas sahabat?" tanya Bara serius.

"Iya," balas Gibran yang memang sangat malas menanggapi ucapan sahabatnya itu.

"Dari tadi jawaban lo iya-iya terus, Gib," gerutu Bara kesal. Karena saat ini, Bara memang sangat penasaran akan hubungan Gibran dan Putri, yang menurutnya sangat tidak wajar jika hubungan mereka hanya sebatas teman dan tidak lebih.

"Lah, emang nyatanya iya, Bar," jawab Gibran jengah. "Ya udah gue mau ke kantin, laper gue," lanjut Gibran yang langsung beranjak dari tempat duduknya.

"Kalau gue jatuh cinta sama Putri, gimana Gib?" tanya Bara, yang langsung membuat Gibran menghentikan langkahnya.

"Ya, lo harus berjuang buat dapetin hatinya Putri," balas Gibran tersenyum ke arah sahabat karibnya itu. Baginya, siapapun memang berhak untuk mendapatkan cintanya Putri.

"Lo bisa bantuin gue buat dapetin hatinya Putri?" tanya Bara lagi yang ingin tau respon dari Gibran seperti apa setelah mendengar permintaannya.

Gibran tertawa pelan. "Kalau gue bantu lo, gue mau dikasih apa?" ucap Gibran balik bertanya.

"Semua yang lo mau, Gib," jawab Bara menatap Gibran serius. Dia benar-benar akan melakukan apapun demi mendapatkan hati Putri.

"Ya udah, gue laper," ucap Gibran, yang memang sangat enggan berbicara lebih banyak lagi tentang Putri. Tanpa ditanyapun harusnya Bara bisa tau bagaimana persaannya untuk Putri.

Melihat Gibran yang seperti itu membuat Bara semakin yakin, jika Gibran juga mencintai seseorang yang juga dicintai olehnya.

***

Sesampainya di kantin, semua meja ternyata sudah penuh. Melihat kedatangan Gibran, semua anak perempuan pun langsung menghentikan aktivitas makan mereka. Karena menurut mereka, hanya dengan melihat Gibran, rasa lapar mereka hilang seketika.

Pandangan Gibran sekarang tertuju ke arah Putri, yang langsung menundukan kepalanya saat tatapan mereka bertemu.

'Please Gib, lo jangan ke sini' batin Putri yang berharap Gibran tidak duduk bersamanya sekarang. Karena, Putri masih belum bisa mengontrol debaran jantungnya saat Gibran berada di dekatnya.

'Satu satunya tempat yang kosong cuman di depan lo, Put. Semesta juga mendukung gue buat makan bareng lo sekarang,' batin Gibran yang langsung berjalan menuju tempat duduk Putri. Diikuti oleh Bara di belakangnya.

"Hai, gue boleh duduk bareng kalian, 'kan?" tanya Gibran yang langsung diangguki dengan cepat oleh Ayu dan Sarah. Membuat Putri pasrah saja mengetahui kedua sahabatnya membiarkan Gibran duduk bersamanya.

Putri yang melihat itu langsung menatap Gibran dengan tatapan 'ngapain-lo-duduk-disini', dan Gibran hanya tersenyum saja menatap Putri, seakan akan mengatakan 'gue-kan-udah-ngancem-semua-anak-tadi-pagi-buat-lo.'

"Hai juga, Kak," sahut Ayu tersenyum senang, karena Gibran sekarang duduk bersama mereka.

"Gue boleh duduk di sini juga, nggak?" tanya Bara menatap Ayu dan Sarah secara bergantian.

Stay With Me Please! [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang