Happy reading guys. .❤
Esoknya rumah Ayu yang biasanya sepi, sekarang sudah terlihat sangat ramai oleh teman-teman satu sekolahnya yang menghadiri pesta ulang tahunnya.
Banyak dari mereka yang menatap takjub rumah Ayu, yang sudah di dekor sangat indah.
Ayu pun tidak henti-hentinya memperlihatkan senyuman manisnya ke semua tamu undangan yang datang. Senyumannya pun semakin merekah sempurna ketika melihat kedatangan Revi bersama Noval.
"Ciye yang udah makin lengket aja," ledek Ayu menatap gemas ke arah ke duanya.
"Apaan sih, Yu," balas Revi yang langsung memeluk erat Ayu.
"Happy birthday, yah! Semoga habis ini lo bisa cepet-cepet melepas status jomblonya lo," ucap Revi terkekeh setelah melepaskan pelukannya.
"Yee, kayak lo nggak jomblo aja," balas Ayu tersenyum geli.
Noval yang sedari tadi terdiam langsung tersenyum penuh arti ke arah Revi.
"Kita emang lagi otw pacaran, Yu," sahut Noval, yang langsung mendapatkan tatapan horor dari Revi.
"Kan bener, pokoknya gue tunggu kalian berdua jadian," ucap Ayu semangat.
Tidak ingin pembicaraannya semakin melantur, Revi pun langsung mengubah topik pembicaraan.
"Oh iya, Sarah mana?" tanya Revi sambil mengedarkan pandangannya ke semua arah.
"Dia kayaknya lagi kecapean deh," jawab Ayu yang tiba-tiba sedih.
"Lho kenapa?"
"Dari pulang sekolah dia udah bantuin gue dekor rumah. Biasanya dia sama Putri yang selalu ribet ngurusin acara ulang tahun gue. Tapi sekarang, dia sendirian. Padahal gue udah maksa dia buat istirahat, tapi Sarah emang keras kepala banget," jelas Ayu tersenyum sedih. Dia sangat merindukan Putri.
Biasanya Putri lah yang paling ribut dibandingkan Sarah. Dia yang selalu memilihkan dress untuk Ayu, dia juga yang paling semangat untuk mendandani Ayu.
Di bandingkan dengan Sarah, Putri memang lebih feminim. Sedangkan Sarah, dia memang yang paling tomboy diantara trio sarap. Jangankan make-up, dia bahkan tidak pandai memilihkan dress yang cocok untuk Ayu.
Walaupun Sarah tidak sefeminim Ayu dan Putri. Matanya masih sangat normal jika menyangkut cogan di sekolahnya. Jadi tidak heran juga, jika dia ikut mengagumi Gibran bersama dua sahabatnya.
Bahkan diantara ke tiga sahabat itu, Sarah lah yang paling berani dan gercep untuk mendekati Gibran. Namun sayangnya hati Gibran memang sudah ditambatkan pada seorang gadis di masa lalunya, yang tak lain adalah Putri.
"Maafin gue yah, gue nggak bisa ikut bantuin lo. Soalnya gue tadi ikut nganterin tante Nadia berobat," ucap Revi yang merasa tidak enak hati dengan Ayu.
"Udah gapapa, santai aja kali," jawab Ayu sambil menepuk pelan bahu Revi. "Yaudah, gue mau nemuin temen-temen yang lain dulu. Kalian berdua have fun, yah!" ucap Ayu sebelum akhirnya pergi meninggalkan Revi dan Noval.
"Kenapa lo tiba-tiba sedih?" tanya Noval setelah melihat raut wajah Revi yang berubah sedih, tidak seperti biasanya.
"Gue merasa gagal menjadi sahabat yang baik buat Ayu sama Sarah," jawab Revi sedih.
"Maksudnya?"
"Gue tau maksud dari pesan terakhir Putri. Dan pastinya dia pengen gue menjadi sahabat yang baik buat Ayu sama Sarah. Tapi, disaat Ayu butuhin, gue enggak ada. Dan sekarang Ayu pasti sedih lagi keinget sama Putri," ucap Revi mencurahkan isi hatinya. Entah kenapa sekarang dia bisa lebih terbuka dengan Noval.
"Itu bukan salah lo. Lagian lo itu bukan Putri. Lo Revi. Jelas kalian berdua itu berbeda. Tapi gue yakin, Putri pasti bahagia banget liat lo deket sama kedua sahabatnya," ucap Noval, yang entah kenapa langsung membuat hati Revi menghangat.
Di tempat lain Gibran masih terdiam sambil menatap teman-teman yang berlalu lalang di hadapannya. Dan saat itu juga netranya terpaku menatap Revi yang sedang berdua dengan Noval. Entah perasaan apa, yang jelas ada perasaan yang sangat mengganjal di dalam hatinya saat melihat wajah Revi yang sendu.
Dia belum pernah melihat wajah Revi yang seperti itu. Karena yang selalu dia lihat adalah wajah Revi yang marah ketika berhadapan dengannya. Dan sekarang dia sangat yakin, jika Revi bukanlah gadis menyebalkan yang selalu ada di dalam pikirannya selama ini.
Gadis itu terlalu misterius untuknya, seakan-akan dia tidak pernah menginginkan Gibran untuk masuk ke dalam hidupnya.
Ekhemmm
Suara dehaman seseorang di sampingnya berhasil membuyarkan lamunannya. Dan siapa lagi jika bukan Bara.
"Kalau lagi deket aja, udah kayak kucing sama tikus. Giliran jauh, lo liat dia kayak liat bidadari baru turun dari kayangan," ledek Bara yang langsung menohok perasaan Gibran.
Seperti itukah kelihatannya?
"Apaan sih lo nggak jelas banget," elak Gibran sebelum akhirnya menenggak habis minuman yang sedari tadi di pegang olehnya.
"Kadang yang lo ucapin itu enggak sesuai sama hati lo, Gib," ucap Bara yang tiba-tiba serius.
"Lo ngigau Bar? Apa lo kurang tidur?" tanya Gibran kesal.
"Gue kenal lo udah lama. Dari kita SMP. Dan gue tau banget mana ucapan lo yang bohong, dan mana yang enggak," ucap Bara menatap intens sahabatnya.
"..."
"Gue kasih saran buat lo yah! Terserah lo mau dengerin apa enggak. Hidup lo itu bukan di masa lalu, Gib. Tapi sekarang, dan juga di masa yang akan datang. Dengan lo mencintai orang lain. Lo bisa menyembuhkan sedikit luka yang membekas di hati lo. Gue nggak minta lo lupain Putri. Tapi seenggaknya lo mencoba membuka hati lo buat cewek lain, buat nyembuhin luka yang masih membekas di hati lo."
Setelah mengucapkan kata-katanya, Bara langsung pergi dari hadapan Gibran. Sebagai sahabat dia hanya ingin melihat sahabatnya bahagia, bukan malah melihatnya terus terpuruk seperti sekarang.
Gibran pun masih mematung, setelah mendengar ucapan sahabat karibnya itu, yang seperti sebuah tamparan keras untuknya.
Gibran menggelengkan kepalanya pelan. "Lo nggak pernah tau rasanya ditinggal pergi, di saat lagi sayang-sayangnya, Bar. Lo nggak pernah tau," gumam Gibran yang masih keras kepala.
***
Tbc. .
Gibran move on dong. .😭
Masih banyak cerita yang tercipta di pesta ulang tahun Ayu. So, jangan bosen buat nungguin cerita ini update yah. .😘
Jangan lupa vote dan commentnya guys. .❤
Makasih udah mampir😘
See you next part👋
Salam♡ ufiadfianz
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me Please! [Selesai]
Teen Fiction[Completed] ⚠FOLLOW AUTHOR TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA⚠ Kisah ini bukanlah kisah biasa, kisah yang menceritakan dua insan yang dipertemukan dengan ikatan cinta dan persahabatan antara kedua orang tua mereka. Akankah ikatan itu akan terikat untuk...