Warning⚠
Part masih mengandung emosi dan juga bawang🌚
Oiya part kali ini agak panjang, jadi jangan di skip yah biar kalian paham jalan ceritanya :')
***
Happy reading guys. .❤
"Maafin gue, Rev," ucap Chika yang kini terisak. Dia pun langsung berlalu pergi begitu saja meninggalkan Revi yang kini berlumuran darah.
***
Sesampainya di depan halte sekolah, Gibran tidak menemukan Revi di sana. Gibran pun langsung menghubungi nomor ponsel Revi. Namun hasilnya, Revi tidak mengangkat teleponnya.
"Nggak mungkin Revi udah pulang, kan?" gumam Gibran sambil mengacak rambutnya frustrasi.
Perasaan Gibran pun mulai tidak tenang. Rasa khawatir dan juga takut mendominasi hati dan pikirannya saat ini. Dia tidak mau terjadi sesuatu dengan Revi. Dengan cepat Gibran pun langsung melajukan mobilnya memasuki gerbang sekolah.
Sesampainya di tempat parkir, Gibran langsung bergegas memasuki aula sekolah. Saat itu juga dia tidak sengaja menabrak seorang gadis di hadapannya hingga terjatuh.
Brukkk
Flashdisk yang berada digenggaman gadis itu pun ikut terjatuh.
"Sorry, Chik. Gue nggak sengaja," ucap Gibran merasa bersalah.
Mendengar suara Gibran, tubuh Chika pun gemetar hebat. Dia masih sangat ketakutan. Apalagi saat melihat flashdisk milik Revi yang kini berada tepat di bawah kaki Gibran, pikirannya benar-benar kacau saat ini.
Dengan gerakan cepat, Chika yang masih panik langsung mengambil flashdisk milik Revi di bawah kaki Gibran. Setelah mendapatkan kembali flashdisknya, Chika pun langsung berlalu pergi begitu saja dari hadapan Gibran.
Walaupun merasa aneh dengan sikap Chika, Gibran tidak peduli. Karena yang ia pedulikan sekarang hanya satu. Menemukan Revi.
Dengan langkahnya yang masih tergesa-gesa, Gibran terus menelpon nomor ponsel Revi. Namun yang dihubungi, tak kunjung menerima panggilannya. Pikiran Gibran benar-benar kalut mencari keberadaan Revi. Seketika langkahnya pun terhenti saat nada sambung telepon Revi terdengar rungunya.
Dan saat itu juga netranya tidak sengaja melihat ponsel Revi yang tergeletak tidak jauh dari tempatnya berdiri. Jantung Gibran pun terasa berhenti berdetak ketika melihat kepala Revi yang kini sudah berlumuran darah.
"Revi?!" teriak Gibran panik.
"Rev, bangun Rev!!!" ucap Gibran yang masih sangat syok melihat kepala Revi yang mengeluarkan banyak darah.
Rasanya dunia Gibran kembali hancur melihat keadaan Revi sekarang. Dengan cepat, Gibran langsung melepas baju seragam miliknya, untuk menghentikan darah yang terus mengalir dari kepala Revi.
"Tolong!!! Siapapun tolong gue!!!" teriak Gibran bersamaan dengan air matanya yang terus mengalir.
Gibran tidak berhenti menitikan air matanya melihat wajah pucat Revi. Apalagi melihat darah yang masih mengalir dari kepala Revi, membuatnya tidak bisa berpikir jernih lagi sekarang.
Mendengar teriakan Gibran, Noval yang saat itu baru saja selesai dihukum membersihkan ruang kelasnya langsung menghampiri Gibran.
"Revi kenapa, Kak?!" tanya Noval panik.
Tanpa banyak kata, Gibran langsung melemparkan kunci mobilnya ke arah Noval.
"Lo bawa mobil gue sekarang! Kita harus bawa Revi ke rumah sakit secepatnya!" ucap Gibran yang langsung mengangkat tubuh Revi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me Please! [Selesai]
Ficção Adolescente[Completed] ⚠FOLLOW AUTHOR TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA⚠ Kisah ini bukanlah kisah biasa, kisah yang menceritakan dua insan yang dipertemukan dengan ikatan cinta dan persahabatan antara kedua orang tua mereka. Akankah ikatan itu akan terikat untuk...