Part 33. Sebuah Janji

750 67 552
                                    

Happy reading guys. .❤

"Kenapa gue malah mewek kayak gini! Sial banget! Gue juga nggak akan suka sama lo!" ucap Revi kesal, sambil menghentakan kakinya menjauhi kelas Gibran.

Dari kejauhan Ayu dan Sarah saling menatap sedih. Ternyata mereka tidak benar-benar pergi. Mereka berdua sedari tadi bersembunyi untuk melihat Revi dan juga Gibran.

"Gue nyerah Sar, kasihan Revi. Gue nggak mau maksa dia buat deket sama kak Gibran lagi. Pasti hati Revi sakit banget sekarang, gue jadi merasa bersalah udah maksa dia buat deket sama kak Gibran," ucap Ayu sedih.

"Gue kangen kak Gibran yang dulu Yu, yang selalu ramah sama siapa aja. Nggak kayak sekarang yang kalau sekali ngomong pedes banget," sahut Sarah yang juga sedih.

"Iya sama gue juga," ucap seseorang di belakang Ayu dan Sarah.

Mendengar suara yang familiar itu keduanya pun langsung menengok ke arah belakang. Dan betapa terkejutnya mereka setelah mengetahui siapa orangnya.

"Kak Bara," ucap Ayu masih terkejut.

Melihat raut terkejut yang nampak terlihat jelas dari wajah kedua sahabat itu Bara pun terkekeh geli.

"Iya gak usah kaget gitu juga kali. Kayak maling habis ketangkap basah aja," ucap Bara yang masih terkekeh.

Ada yang menggelitik di hati Ayu saat melihat tawa Bara. Dia pun semakin menyunggingkan senyumnya menatap Bara.

Menyadari Ayu yang masih terpesona menatap Bara, Sarah hanya bisa berdecak pelan.

"Kak jangan aduin ke kak Gibran yah, kita ngomong kayak tadi," ucap Sarah yang masih ketakutan. Karena tadi Sarah dan juga Ayu ketahuan ghibahin Gibran di depan Bara.

"Buat apa takut, nyatanya Gibran emang udah berubah," jawab Bara tersenyum hambar ke arah kedua sahabat itu.

Sarah dan Ayu pun mengangguk, mereka berdua juga tau jika selama ini Bara berusaha mengembalikan Gibran seperti dulu lagi.

"Iya Kak, emang kak Gibran udah berubah banget nggak kayak dulu lagi. Aku kangen kak Gibran yang dulu, yang selalu ramah sama siapa aja," ucap Sarah yang tiba-tiba teringat Putri. Dia sangat tau perubahan Gibran karena kepergian Putri.

Dan saat itu juga bel masuk pun berbunyi, membuyarkan lamunan Sarah tentang sahabatnya, yang tak lain adalah Putri.

"Yaudah kak, kita mau ke kelas dulu yah, udah bel soalnya," lanjut Sarah yang langsung menarik tangan Ayu.

Ayu yang masih ingin berlama-lama dengan Bara hanya bisa menghela napasnya pasrah.

Bara pun mengangguk, dan ucapan Bara selanjutnya berhasil membuat langkah Ayu dan Sarah terhenti, "Oiya Yu, nanti pulang sekolah ada acara nggak?" tanya Bara yang sekarang tersenyum menatap Ayu.

Ayu pun langsung mematung di tempatnya setelah mendengar ucapan Bara.

"Ng-gak ada kak," jawab Ayu gugup.

"Kalau gitu nanti pulang sekolah lo pulang bareng sama gue mau?" tanya Bara to the point. Semenjak acara pesta ulang tahun kemarin, Bara memang selalu memikirkan Ayu. Dan sekarang, mungkin saat yang tepat untuk Bara mendekati Ayu.

Sarah yang mendengar semua itu pun langsung kegirangan.

"Ayu mau banget kak!" teriak Sarah heboh. Ayu hanya bisa menahan malu melihat tingkah Sarah yang sangat memalukan itu.

"Seriusan mau?" tanya Bara lagi.

Ayu pun hanya bisa menjawab dengan sebuah anggukan kecil. Percayalah, hatinya sedang berbunga-bunga sekarang.

Stay With Me Please! [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang