Happy reading guys. . 😙
"Matamu itu seperti lampu merah, membuatku terhenti saat aku melihatnya"
▪Rafael Gibran Samudra▪
***
Esoknya Gibran benar-benar pergi ke rumah Putri. Dia tidak akan melewatkan satu hari pun jika sudah bertemu dengan sahabat lamanya itu. Dan sekarang, Gibran pun tengah merecoki Nadia yang sedang membuat sarapan untuk Putri dan juga suaminya, Bima.
"Pagi Tante," sapa Gibran tersenyum senang ke arah Nadia.
"Eh Gibran, Pagi juga ganteng," balas Nadia tersenyum, sembari menumis bumbu untuk nasi gorengnya.
"Wah, kayaknya enak banget, Tante. Gibran boleh sarapan di sini, kan?" tanya Gibran, sambil menelan salivanya pelan setelah melihat nasi goreng yang sangat menggiurkan di hadapannya itu.
"Iya boleh banget lah Gib, kayak sama siapa aja kamu," kekeh Nadia yang masih sibuk memasak nasi gorengnya.
"Pagi-pagi gini udah rame banget dapurnya," sahut Bima sembari berjalan ke arah istri tercintanya dan juga Gibran.
"Pagi Om," sapa Gibran sambil mencium tangan Bima.
"Pagi, Om nggak nyangka kamu udah sebesar sekarang Gib," balas Bima tersenyum, "gimana kabar papa sama mama kamu?" tanya Bima kemudian.
"Baik Om, papa masih sibuk sama urusan bisnisnya, kalau mama sibuk ngurus kampus. Maklum lah Om, selain jadi dosen, mama juga sibuk ngurusin kegiatan sosialnya juga," jelas Gibran. Membuat kedua sahabat orang tuanya itu tersenyum.
"Bagus kalau gitu, Gib. Oh iya, kamu suka musik juga nggak?" tanya Bima penasaran.
"Sarapan dulu, Ayah," sela Nadia yang sudah selesai masak. Dia sangat tau jika suaminya itu pasti akan mengajak Gibran ke studio musik miliknya.
"Iya Om, suka banget malah," balas Gibran semangat.
"Kalau gitu habis sarapan, kamu harus masuk ke studio musik milik Om," ucap Bima sambil merangkul bahu Gibran.
Dan saat itu juga Putri turun dari tangga. Masih dengan baju tidur bermotif hello kitty yang melekat di tubuhnya.
"Sayang kamu belum mandi?" tanya Bunda, sambil menggelengkan kepalanya melihat tingkah Putri.
"Males Bun!" sahut Putri yang masih belum menyadari kedatangan Gibran. Bahkan, dia berjalan setengah sadar menuju dapurnya, untuk mengambil air minum di dalam kulkas.
Glekk glekkk
Tegukan pertamanya berhasil menghilangkan rasa haus di pagi harinya.
"Haus banget, Neng?" tanya seseorang di belakangnya. Membuat Putri terkejut. Dan membulatkan matanya lebar-lebar, setelah melihat Gibran yang ada di hadapannya sekarang.
"Gib, sejak kapan lo ada di sini?" tanya Putri yang masih terkejut.
"Dari tadi sebelum lo bangun. Ternyata, kebiasaan kebo lo masih sama yah kayak dulu," ledek Gibran tertawa renyah.
"Pagi-pagi udah bikin gue kesel aja lo," sahut Putri menggerutu. Walaupun dia tau Gibran adalah sahabat lamanya, tapi tetap saja dia gugup ketika bertemu lagi dengan Gibran yang sekarang. Entahlah, mungkin memang benar dia sudah jatuh ke dalam pesona sosok Gibran.
"Udah mandi dulu sana. Gue mau ajak lo jalan," ucap Gibran yang langsung membuat Putri semakin gugup.
Tanpa menjawab perkataan Gibran, Putri langsung berlari ke arah anak tangga untuk masuk lagi ke dalam kamarnya, dan juga untuk mandi pastinya. Melihat itu, Gibran pun seketika tersenyum geli melihat tingkah Putri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me Please! [Selesai]
Novela Juvenil[Completed] ⚠FOLLOW AUTHOR TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA⚠ Kisah ini bukanlah kisah biasa, kisah yang menceritakan dua insan yang dipertemukan dengan ikatan cinta dan persahabatan antara kedua orang tua mereka. Akankah ikatan itu akan terikat untuk...