°Tiga°

573 33 1
                                    

HANLE sedang berada di ruang OSIS sambil merebahkan tubuhnya di atas kursi-kursi yang telah ia jejerkan sesekali ia menyeka seluruh sudut ruang OSIS hanya ada Hanle di sini.

Jika jam pelajaran kosong Hanle lebih senang di ruang OSIS sambil merebahkan tubuhnya, dulu waktu ia belum menjadi OSIS dia tidak pernah ke sini dia lebih sering di kelas membaca buku dan berbicara dengan ketiga temannya.

"Siapa nama gadis tadi akhh dia lucu sekali waktu itu Kak Andi pernah bilang tapi gue lupa namanya,"  batin Hanle sambil menyengir.

Hanle memang baru pertama kali ini memikirkan seorang gadis dalam kamus besar Hanle, Hanle tidak pernah memikirkan seorang wanita.

Tapi gadis ini berbeda dari beberapa gadis yang sering ia jumpai.  Kebanyakan, gadis yang bertemu denganya selalu tersenyum dan berucap yah selayaknya Hanle sudah menjadi miliknya.

Tapi beda dengan gadis ini gadis yang cuek dan merasa bodo amat dengan dirinya.

Hanle menjilat bibirnya yang kering dengan lidahnya jika saja ada kaum hawa di sini pasti sudah ingin mencubit pipi Hanle.

Ceklek!

Hanle menatap dari ambang pintu dengan sudut matanya seorang pria telah membuka pintu tersebut lalu dia menyadari Hanle yang sedang terbaring santai di atas kursi.

Pria tersebut menghampiri Hanle namun, Hanle hanya menghela nafasnya.

"Gue cariin lo di sini. Ntar lo pulang bareng gue ya," ucap pria tersebut sambil menepuk-nepuk bahu Hanle sebanyak dua kali.

"Hmmm," jawabnya Hanle datar meletakan lekukan lenganya di atas keningnya.

"Gimana enak jadi OSIS?" tanya pria tersebut.

"Hmm yah gitu Kak," Hanle kembali memejamkan matanya.

Setelah bertanya itu kepada sang adik,  Rehan segera berlari menuju ambang pintu lalu setelah itu ia keluar dari ruang OSIS dan membiarkan Hanle sendiri di sini.

***

"Nah sekarang gue puter lagi botolnya," kemudian Aurel memutar kembali botol tersebut lalu akhirnya botol tersebut berhenti dan menunjuk ke arah Salsa.

"Salsa!" jawab mereka ber-empat serempak.

"Useehh sans dongg!" Ucap Salsa sambil memakan kue donatnya.

Salsa memang doyan makan makanya badanya gemuk.

"Gue akan kasih lo truth dan truthnya berapa banyak mantan lo?" ucap Aurel lalu membuat Via, Novi, Tania menoleh ke arahnya.

Merasa di perhatikan Salsa pun merasa santai memakan donatnya. "Sembilan."

Jawaban Salsa membuat Via, Novi, Tania membulatkan matanya ke arah salsa.

"Gila lo ya itu mantan apa boneka pajangan?!" ucap Tania dan langsung mendapat jitakan dari Via.

"Aw! Sakit dego," kata Tania sambil mengelus-ngelus jidatnya yang di jitak oleh Via.

"Oke-oke lanjut," ucap Aurel kemudian kembali memutar botol kosong tersebut lalu akhirnya botol tersebut berhenti lalu menunjuk ke arah Via.

"Nanya yang aneh-aneh rumah lo gue bakar Rel," jawab Via ngaco lalu mendapatkan tatapan heran dari mereka berempat.

"Perasaan Aurel belom ngasih lo truth atau dare dah. Lo udah teggang amat dah kayanya," ucap Salsa yang ada di sebelah Via sambil menghela nafasnya.  Kemudian, mengambil minum dari tasnya lalu meneguknya dan memakan satu donat lagi.

NOVIHAN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang