°Lima Puluh Dua°

209 9 0
                                    

Song: {Taylor Swift} Love Story.

Permisi-permisi uhuyy kepada para pembaca aku yang cantik dan ganteng bisa gak kasih vote dulu sebelum baca? Wakwakwak.

Thanks kalian baik deh maacih.

AKHIRNYA setelah beberapa hari melaksanakan ujian kelulusan, SMA Star Antariksa melepas semua siswa kelas 12 nya pada hari ini. Sekarang seluruh murid sudah memenuhi area lapangan outdor, baju mereka juga sudah di penuhi oleh coret-coretan spidol dan juga pewarna lainnya. Mereka semua saling larut dalam kebahagiaan.

Papan mading menjadi papan yang akan di lihat saat nilai kelulusan di bagikan. Pada tahun ini yang mendapatkan nilai teratas adalah Hanle Dirgantara, dan Claura Novia mendapati peringkat di posisi ketiga.

"Selamat ya Nov, lo dapet peringkat ke 3 di angkatan tahun ini," Salsa memberi semangat seraya menepuk-nepuk bahu Novi.

"Thanks Sal."

"Gue aja peringkat sepuluh Nov, dari beberapa siswa kelas 12 di sini. Lo paling beruntung banget dah, dapat peringkat tiga," Salsa masih terus memuji nya.

"Iya Sa, yang penting kita lulus. Udah gitu aja," ujar Novi.

"Oh ya Nov, Aurel, Tania sama Via mana? Kok dari tadi gue lihat gak ada-ada ya?" tanya Salsa, palanya menoleh ke kanan dan kekiri untuk melihat apakah ada ketiga temannya di dekat mading. Namun hasilnya nihil.

"Beli spidol kali," jawab Novi, matanya kembali meneliti tulisan yang tertempel di mading ia tersenyum singkat saat mendapati nama Hanle Dirgantara berada di posisi teratas.

"HAYYY!!!" suara cempreng Tania membuat semua orang yang sedang menatap nilai mereka di mading menatap ke arah Tania.

"Lo bisa gak si. Sehari aja gitu gak pake toa, budeg gue dengernya," ketus Aurel, yang berdiri di samping kanan Tania seraya menutup kedua telinganya.

"Iri bilang Bos!" Tania menjulurkan lidahnya ke arah Aurel.

"Loh Via," beo Tania, saat ia melihat Via yang baru saja datang dan langsung menerobos orang-orang yang sedang melihat nilai-nilai mereka di mading.

"Dia kenapa? Kok kayaknya cemas banget?" tanya Aurel.

"Gue yakin, si Via pasti dapat peringkat lebih tinggi. Soalnya dia 'kan pinter banget di kelas," Aurel dan Tania berjalan mendekati Novi dan Salsa yang masih memperhatikan Via yang sedang menatap nilainya itu.

"Eh gue peringkat berapa?" tanya Tania kepada ke tiga temannya.

"Peringkat 68 lo!" ketus Salsa, yang sedang asik memasukan satu permen karet yang sudah ia buang kemasannya.

"Gak mungkin gue peringkat segitu! Jangan ngibul deh lo. Bucin!" Tania memecahkan balon permen karet yang baru saja Salsa buat dengan mulutnya.

"Ih, lo mah reseh. Permen karet gue juga, baru buat udah di ancurin. Gendurowo dasar!" balas Salsa dengan tak terima, seraya menoyor kepala Tania.

"Makanya yang bener! Gue peringkat berapa?"

"Peringkat 6, puas lo!"

"Nah gitu kek, 'kan enak."

Tiba-tiba saja Via berjalan melewati ke empat temannya, membuat ke empat sekawan itu memandang Via dengan tatapan tanda tanya.

"Via kenapa? Kok wajahnya murung gitu, emangnya dia peringkat berapa si?" tanya Aurel, yang sedari tadi sudah penasaran oleh gerak-gerik Via.

"Peringkat 2." Jawab Novi cepat, "sekarang kita susul dia aja."

Mereka berempat kompak menyusul Via yang saat itu tengah berlari menerobos lautan manusia yang baju seragamnya sudah di penuhi oleh coret-coretan.

NOVIHAN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang