SEKARANG luka yang berada di tubuh Novi semakin hari semakin membaik. Gadis itu sudah pulang dari rumah sakit tepatnya sejak seminggu yang lalu, hari ini ia akan bertemu dengan teman-temannya rencananya dia dan juga temannya akan membahas tentang perkuliahan.
Novi sendiri berniat untuk mengambil jurusan kedokteran, Novi sangat suka sekali dengan hal-hal yang berbau dengan dunia kedokteran. Oleh karna itu gadis itu berniat untuk memilih jurusan tersebut.
Ting!
Novi yang saat itu tengah menyisir rambutnya yang kini sudah terlihat lebih panjang, ia segera mengambil ponselnya yang tergeletak di nakas.
Hanle Dirgantara
Ohayo:)
Sebelum kita berangkat kamu harus makan dulu pokonya.
Aku gak mau ngelihat kamu sakit lagi.
Oke? Bisa dengerin aku kan?
Novi tersenyum tipis saat membaca chet yang di kirimkan Hanle, pria itu selalu saja menghawatirkan dirinya.
Males.
Gak bisa denger lah, orang ini bukan telefon🙄
"Di read doang?" Novi membeo, seraya menaruh kembali ponselnya di nakas, kemudian gadis itu kembali melanjutkan aktifitasnya.
Setelah penampilannya di rasa sudah cukup rapih, Novi keluar dari kamarnya tak lupa juga gadis itu sudah memasukan handphonenya di tas selempang berwarna hitam miliknya.
"Hai. Sayang, kamu mau kemana? Tumben jam segini udah rapih. biasanya masih tidur," tanya Siska, yang tangannya masih menaruh satu centong nasi di piring berbentuk lingkaran.
"Novi mau ketemu temen Bun, mau sekalian bahas soal kuliah," jawab Novi, sambil menarik kursi untuk ia tempati.
"Oh, kamu ngambil jurusan kedokteran kan sayang? Saran Bunda si. Kalo mau ngambil jurusan kedokteran kuliahnya di UI aja," Siska menyarankan, seraya menaruh secentong nasi di piring putrinya.
"Hmm, ntar dulu deh Bun, Novi masih pikir-pikir dulu tentang kuliahnya. Masalahnya kan kuliah di sana lumayan jauh Bun," Novi mengambil lauknya, "emangnya Bunda gak papa, Novi tinggal lama-lama?"
Siska terkekeh, "Yang penting, kamu kan setiap hari pulang Novi. Ntar kamu kuliahnya bawa mobil aja ya?"
"Tapi Bun," raut wajah Novi mendadak murung.
"Kenapa sayang? Gak papa kali, kamu ntar belajar nyetir lagi aja biar gak kaku. Kamu kan udah gak pernah menggunakan mobil, semenjak Bunda sama Ayah sering keluar kota."
Memang benar selama kedua orang tua Novi waktu itu sering keluar kota. Novi tak pernah berkendara menggunakan mobilnya, padahal sang ayah sudah berniat ingin membelikan putri semata wayangnya mobil tapi Novi malah menolaknya. Dengan alasan belum siap mengendarai mobil, terakhir ia mengendarai mobil saat ia kelas X. Dan saat itu ia di ajari oleh Randu sang kakak sepupu yang sangat menyebalkan, gara-gara Randu saat itu Novi hampir saja menabrak tiang listrik.
"Iya Bun, loh. Ayah mana Bun?" tanya Novi, yang barusan menyadari tak ada kehadiran sang ayah di meja makan.
"Tadi Ayah kamu subuh berangkat ke London lagi, masih ada beberapa berkas lagi yang belum ia selesaikan di sana." Siska memasukan sesendok sarapannya ke dalam mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOVIHAN [SELESAI]
Teen Fiction[Di harapkan folow akun ini terlebih dahulu sebelum membaca, beberapa part banyak yang di privat] [SERIES LOVE 1] ※※※※※ "LO YANG TADI NABRAK GUE SAAT BERTUGAS KAN?!" ucap Novi dengan nada penuh penekanan dan membuat siswa-siswi yang ada di kelas men...