NOVI dan Hanle kini tengah duduk di tempat halte bus sekali-kali Novi celingak-celinguk untuk menunggu kedatangan bus tersebut sudah 15 menit Hanle dan Novi menunggu di sini.
Si Hanle? Dia masih fokus memainkan game kesayanganya.
Novi menghela nafas. "Mana si anjirr bus nya ini kan udah jam nya bus ke tiga. Kok ga dateng si," omel Novi.
Pandangan Novi menoleh ke arah Bapak petugas penyapu jalan. Tanpa aba-aba Novi menghampiri pria paruh baya itu dan meninggalkan Hanle yang masih fokus bermain game.
Srak
Srak
Bunyi suara antara sapu lidi yang bersentuhan dengan jalanan.
"Permisi Pak," ucap Novi secara sopan.
Kemudian pria paruh baya itu menghentikan aktivitas menyapunya, dan menoleh ke arah dirinya.
"Kenapa Nenk?" jawab pria paruh baya itu.
"Bus tiga udah lewat apa belom si Pak?" tanya nya lagi kemudian, dan membuat kening si pria paruh baya itu mengernyit.
"Oh dia hari ini ga lewat Nenk, soalnya dari tadi saya juga ga melihat ke datangan bus ituu," jawab pria paruh baya tersebut.
"Oh kalo gitu makasih Pak informasinya," Novi tersenyum kepada pria paruh baya itu, begitu juga dengan pria paruh baya itu, kemudian pria paruh baya tersebut melanjutkan aktivitas menyapu nya. Dan Novi melangkahkan kakinya untuk menuju halte bus.
Hanle menatap Novi dengan penuh tanda tanya, pria tersebut sudah selesai memainkan game kesayanganya.
"Ayo kita balik," ucap Hanle tiba-tiba kemudian mendahului Novi.
Novi menyusul langkah Hanle dan sekarang dia berjalan beriringan. "Kok lo tau bus nya ga dateng?" tanya Novi lantas membuat hanle menghela nafasnya.
"Lo pikir aja sendiri, jam segini bus mana ada yang dateng," jawabnya dengan datar sambil menatap kedepan.
"Kalo lo tau kenapa ga kasih tau gue!" omel Novi sambil mendengus sebal.
"Gue mau kasih tau lo, lo udah nyelonong!" balas Hanle dengan membentak.
Api yang ada di kepala Novi ingin segera keluar rasanya menghadapi Hanle ini.
"Lo tadi masih main game!, Dan lo ga ngasih tau gue, lo juga ga ngecegah gue tadi!" Novi kembali menghela nafasnya.
Menghadapi Hanle memang harus sedikit sabar.Tapi tidak dengan Novi gadis itu sangat membenci Hanle dengan sifat keras kepala.
"Salah lo sendiri nyelonong duluan!"
"Yah salah lo juga lah kenapa ga cegah gue!"
"Salah lo!"
"Lo!"
"Lo frozen!"
"Elo. Lo. Lo. Dan lo. Salah lo. Bukan salah gue!" balas Hanle tak mau kalah.
"Hiih!" Novi memutar bola matanya malas, dan menyilangkan kedua tanganya di depan dada.
Sekarang keduanya hening tak ada suara yang mereka dengar hanyalah kendaraan yang melintas.
" Kenapa gue harus pulang bareng dia si.Nyebelin," Novi bergulat dengan hatinya.
"Nov," panggil Hanle untuk mencegah kecanggungan.
"Apa," jawab Novi sewot.
"Kenapa gue harus ngebuka almet gue kalo pulang sore?" tanya Hanle sambil menendang batu-batu kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOVIHAN [SELESAI]
Ficção Adolescente[Di harapkan folow akun ini terlebih dahulu sebelum membaca, beberapa part banyak yang di privat] [SERIES LOVE 1] ※※※※※ "LO YANG TADI NABRAK GUE SAAT BERTUGAS KAN?!" ucap Novi dengan nada penuh penekanan dan membuat siswa-siswi yang ada di kelas men...