°Lima Belas°

358 23 0
                                    


Song: {Mako} Breathe.

BOLA basket itu terus di perebutkan oleh pemain-pemain di lapangan ini. Hari ini, kelas 11 IPS 3 dan 11 IPA 2 bertanding. Untuk mendapatkan juara ke jenjang yang lebih tinggi.

Keringat terus saja bercucuran di pelipis Hanle. Namun pria itu membiarkan keringat itu menetes, Hanle masih saja tetap memfokus kan untuk memasukan bola ke ring basket tersebut. Beberapa lawan mulai siap siaga saat Hanle mendribble. Bola itu untuk menuju ring basket, sorak-sorak sangat terdengar oleh penonton.

"2-0!!" teriak Pak wito selaku wasit dalam pertandingan ini. Akhirnya bola sudah masuk ke dalam ring akibat shooting yang di lakukan Hanle.

Hanle menyeka pandanganya ke seluruh penonton. Dia tidak menemui seseorang di sana, matanya terus jeli menatapi penonton, tetapi tidak ada seseorang yang ingin di temuinya.

Tidak lama pertandingan pun berakhir dan tim Hanle lah yang menang. Semua penonton bersorak-sorak gembira, usai berpelukan kepada tim nya. Hanle berjalan meninggalkan mereka kemudian mengambil air mineral yang sudah di sediakan oleh panitia.

Hanle berjalan sambil membawa minuman tersebut. Dia akan menegguk minuman itu di tempat lain, saat ia berjalan dirinya mendapati sosok Novi yang sedang membaca buku. Raut wajahnya terlihat tidak baik hari ini, Hanle menghampiri Novi yang masih asik membaca novel.

"Nih."

Hanle menyodorkan minuman ke Novi, respon Novi hanya menerima minuman pemberian dari Hanle lalu menegguk nya. Hanle duduk di samping Novi kemudian menoleh ke arah Novi gadis itu masih menegguk minuman tersebut.

Novi menutup botol kemasan tersebut. "Kenapa lo kasih minum ini ke gue? Harusnya kan lo yang butuh," ketus Novi sambil menaruh minuman itu di sampingnya.

"Emang salah ya?" Hanle bertanya raut wajah Novi masih terlihat sedang tidak baik.

"Gak sih," Novi hanya menjawabnya lalu menatap Hanle dengan tatapan menyelidik. "Ejak kapan lo baik sama gue?"

"Lo ngeselin banget si. Gue baik salah, cuek salah, dasar aneh." cibir Hanle.

Keduanya saling melemparkan tatapan masing-masing ke arah lain. Sejujurnya Hanle masih merasa canggung berkomunikasi dengan perempuan, baru kali ini dia bisa merasakan kedekatan lagi dengan seorang perempuan.

Hanle menengok ke arah Novi yang saat itu pandanganya tengah menengok ke belakang Hanle, Hanle mengikuti arah pandang gadis itu dan ternyata disana terdapat Tania sedang berjalan melewati koridor.

Novi bangkit sambil memeggang buku nya. "Tania!"

Kemudian Novi hendak menyusul Tania. Namun Tania menghentikan langkah nya, lalu berbalik dia enggan bertemu dengan Novi. Saat Novi ingin mengejarnya lagi, Hanle sudah terlebih dahulu mencekal tanganya. Kata Hanle 'jangan di kejar' Novi sudah berkali-kali mengelak namun Hanle masih melarangnya.

"Lo kenapa sih cegah gue, gue pengen jelasin semuanya sama Tania. Gak usah cegah gue Han!" pekik Novi yang kini raut wajah nya sudah berubah menjadi kesal.

"Biar dia tenang dulu," ujar Hanle.

Dia tau bahwa masalah ini jika terus di selesaikan dengan cara yang panas, tidak akan pernah selesai. Masalah ini harus di selesaikan dengan kepala dingin.

"Ini masalah gue sama Tania, kenapa jadi lo yang ikut campur si Han."

"Dengerin gue dulu Nov," Hanle berdiri lalu mengusap puncak rambut kepala Novi. setelah itu, beralih ke telinganya kemudian menjewernya dengan sedikit keras. Sehingga dia meringis "Lo sekarang ke kelas."

NOVIHAN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang