°Tiga Puluh Enam°

231 12 0
                                    

KITA semua gak akan pernah tau bahwa Tuhan akan memberikan rencana yang baik untuk dirimu.

Walupun sering kali seseorang mengira bahwa Tuhan tidak adil, Tuhan jahat, tidak Tuhan tidak jahat. Sebenarnya Tuhan tuh sayang sama kalian, mungkin bagi Tuhan kamu sebagai hambanya belum waktu nya untuk mendapati kebahagian tersebut.

Jadi bersabarlah percayalah Tuhan akan selalu menyertai kita semua.

Seperti Hanle yang sekarang tengah berdiri di pintu ruang rawat Maura, gadis itu sekarang kondisi nya semakin melemah dan itu juga membuat Maria sang bunda Maura selalu saja merasa bersalah karna tak pernah mengetahui yang sebenarnya sejak awal.

Keluarga Hanle juga sudah tau bahwa Maura sedang di rawat untuk beberapa hari ke depan, pria berlesung itu sama sekali tidak menyesal untuk mengambil keputusan nya.

Bagaimana pun juga Maria sudah dia anggap sebagai keluarganya sendiri, tentang masalah hubungan Hanle dan Novi yang sudah berakhir? Pria itu juga masih tak menyangka bahwa hubungan nya sudah kandas begitu saja.

"Hanle, kok Claura gak pernah main ke rumah lagi? Biasanya 'kan dia sering mampir tuh ke rumah, sekarang dia apa kabar nya?" tanya Sania, seraya menepuk kedua bahu Hanle dengan tangan mulusnya itu.

Benar Novi memang sering mengunjungi rumah Sania karna Sania juga sering curhat pada nya. Bagi Sania, Novi adalah pendengar yang baik Sania sangat menyayangi Novi seperti dia menyayangi Dyla Sania juga sudah mengetahui jika Hanle dan Novi sudah berpacaran beberapa bulan yang lalu. Tetapi, Sania belum mengetahui yang sebenarnya jika hubungan Novi dan putra kedua nya itu sudah berakhir.

"Claura, siapa?" tanya Maria yang saat itu tengah kembali dari ruang rawat Maura, karna tadi kebetulan sang dokter mengatakan hal yang penting pada nya.

"Kok jadi bicaraain Claura, udah lah lebih baik kita berdoa untuk kesembuhan Maura," jawab Hanle secara cepat untuk menyembunyikan semua nya.

Tapi Sania tau bahwa putra kedua nya itu menyembunyikan masalah, oleh karna itu Sania tau bahwa ini bukan tempat yang tepat untuk membicarakan masalah ini pada anak kedua nya itu.

***

"Lo, beneran putus nih, sama Novi? Tuh kan. Bener apa gue bilang, masih kecil aja pacar-pacaran ribet tau gak. Mendingan kaya gue nih jomblo banyak yang suka." Tanya Rehan, yang senak jidat nya langsung memasuki kamar Hanle tanpa mengucapkan salam.

Hanle yang baru saja mengganti pakaian nya sudah di sugguhkan pemandangan wajah sang kakak yang rasanya dia ingin tonjok aja sekalian. Tapi, ia urungkan niat nya mungkin sekarang bukan waktunya untuk menonjok Rehan dan bisa jadi beberapa hari kedepan.

"Seenggak nya gue pernah ngerasaain pacaran. Gak kaya lo, yang dari lahir jomblo terus!" jawab Hanle seraya mencibir, mampus lah kau Rehan udah tau Hanle lagi kesel kaya gini malah bisa-bisa nya buat mood dia tambah turun.

Rehan hanya bisa mengelus dada sabar, walaupun dalam hati nya sudah menyimpan kekesalan pada sang adik yang kalau mood nya sedang amburadul bisa jadi seperti orang gila. Rehan lebih baik memilih diam seraya menatap kegiatan sang adik yang sedang menyisir rambut nya itu.

"Kak, hubungan lo sama Tania gimana? Bukan nya, lo pernah deket sama dia ya?" Hanle mengambil topik pembicaraan, dan setelah pria itu selesai dari kegiatan nya dia mengambil alih duduk di samping Rehan.

Rehan memandang Hanle lewat ekor mata nya, memang Rehan pernah dekat dengan Tania alasan nya karna gadis itu sangat lah periang dan periang nya itu benar-benar asli dari watak nya. Dan enggak di buat-buat, maka dari itu Rehan pernah terpikat oleh dia.

NOVIHAN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang