°Dua Puluh Empat°

346 27 0
                                    

Song: {Ali Gatie} it's you.

Hii aku come back.

Siapa nih yang mengira Hanle dan Novi gak jadian.

Siapa juga nih yang mengira mereka berdua jadiaan.

Next aja yaa.

/
\
/
\
/
\
/
\
°

"GAK."

Tiba-tiba saja keheningan terdengar jelas. Di dalam mobil Hanle, saat Novi mengucapkan kalimat 'Gak.'

Ada rasa nyeri saat Novi mengatakan itu. Membuat Hanle sedikit merasa kecewa pada gadis itu. Tangan Novi yang semula ia genggam, tiba-tiba saja terlepas secara perlahan.

"Kenapa?" tanya Hanle, dia ingin mengetahui mengapa Novi menolaknya.

Yang di tanyai hanya tersenyum lebar, sangat lebar. Hingga merasa tidak ada beban dalam kehidupanya.

Novi menghela nafas. "Gak bisa nolak maksudnya."

Novi memang berencana mengerjai Hanle. Dan benar saja, rencana jahilnya itu berhasil. dia baru saja, melihat perubahan raut wajah Hanle yang berubah menjadi datar. selang beberapa detik kemudian, mereka berdua tertawa terbahak-bahak.

Hanle menyubit hidung gadisnya. "Jadi mau niat ngerjain."

Novi berusaha melepaskan tangan Hanle yang masih mencubit hidungnya. "Lepasin oii, gak bisa nafas."

Hanle nenaruh tanganya kembali. Dan kini kedua tangan pria itu meraih rahang Novi, menatap lekat manik mata Novi yang sangat indah.

"Ntar malem gak usah keluar ya?" Hanle masih menatap bola mata milik gadisnya itu.

Kening Novi bergelombang. "Kenapa, oh gue tau ka-"

Satu jari Hanle mendarat di bibir berwarna pink jambu milik Novi. "Ntar lo cape, Besok malem aja ya?"

Novi mengangguk. "It's okay."

Tangan Hanle meraih puncak kepala Novi. Dan mengelusnya secara perlahan. "Lo gak turun?"

Novi teringat bahwa tadi bundanya berpesan, jangan pulang terlalu larut malam. Ahh akibat Hanle mengatakan perasaanya, Novi bisa kelupaan seperti ini.

"Gimana gue mau turun. Kalo tangan lo aja, masih ada di atas kepala gue, sama di rahang gue."

Hanle tersenyum lebar. Kemudian pria itu menurunkan tanganya, dan mejauhkan nya dari wajah gadisnya. "Oh maaf, terlalu nyaman habis nya."

Novi terkekeh. "Yaudah gue turun yah."

Novi kembali membuka pintu mobil milik Hanle. Namun lagi-lagi, Hanle menahan tanganya, membuat gadis itu menoleh. "Kenapa?"

"Gak mau ini?" Hanle menyodorkan bingkisan kepada gadisnya, dengan sebuah kantong plastik. Dan juga isinya lambang starbuck.

Novi meraik kantong plastik berisikan makanan dan minuman tersebut. "Makasih."

Hanle tersenyum. "Buka nya nanti, pas sampe rumah aja ya."

Novi mengangguk lalu tersenyum ke arah Hanle. Dan setelah itu, dirinya keluar dari mobil sport berwarna putih milik Hanle.

NOVIHAN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang