°Sembilan

405 21 0
                                    

NOVI membawa sebotol minuman lemon tea. yang ia pegang di tangan kiri, selepas berdebat dengan Hanle, Novi hanya menghela nafas kesal.

Kini gadis ini berjalan melewati warung-warung penjual. Lalu, duduk di kursi yang sedari tadi masih ada Tania.Yang sedang memainkan ponsel dengan serius, sehingga tak menyadari ke hadiran Novi.

Kini Novi duduk di bangku tersebut. Kemudian, membuka tutup botol minuman lemon tea. Lalu menegguk nya hingga tersisah setengah. Tenaga nya tengah habis karna hari ini lumayan lelah.

"Kapan menangya si guee kalah terus," omel Tania kepada games cooking madnes yang sedang ia mainkan.

Novi yang melihat ini hanya menghela nafas pasrah. Pantesan, dari tadi Novi di kacangin, orang main game nya aja bikin gereget.

Kemudian pesanan mereka berdua sudah datang, Novi tersenyum ke arah ibu kantin. Novi segera menyantap baksonya sedangkan Tania? Masih fokus main game. Emang ya orang kalo udah fokus sama handphone. udah lupa sama dunia nyata.

BRAK!

Novi menggebrak meja kantin membuat seisi kantin menoleh ke meja Novi. Dan Tania yang saat itu tengah sibuk memainkan game nya. Terlonjak, lalu mamberikan Novi tatapan tajam.

Novi membalas tatapan Tania dengan tajam. "Makan dulu," ucap Novi lalu melanjutkan aktivitas memakan bakso.

"Gak usah gebrak Nov," balas Tania sewot.

Novi menghela nafas. lalu, menaruh sendok di atas mangkuk. "Kalo gak mau makan, gue kasih kucing ya?"

Kemudian Novi mengambil tisu yang ada di hadapanya. Lalu, mengelap sudut bibir yang terkena noda saus.

Tania mematikan ponsel. Lalu, mulai memasukan sesuap nasi goreng.

Seorang gadis datang menghampiri meja mereka berdua. Lalu, duduk di hadapan Novi dan Tania. Novi menatap gadis mungil tersebut. gadis itu tersenyum ke arah nya. Novi membalas senyuman tersebut dengan 1 detik saja.

"Kak, Kakak yang tadi ngajar MPLS di kelas aku kan?" ucap gadis mungil tersebut.

Tania yang sedari tadi tengah makan menatap ke arah gadis tersebut. "Emang nya, ada urusan apa sama lo?" jawab Tania sewot kemudian melanjutkan kembali makanya.

"Aku cuma nanya kak hehe," gadis tersebut tertawa hambar. "Oh ya kak nanti bilangin ke kak Hanle ya? Kalo aku mau kasih ini ke dia." Kemudian gadis tersebut menyodorkan secarik kertas ke arah Novi.

"Harus banget gitu gue yang nyampein, kenapa ga lo aja?" Novi menaikan sebelas alis.

Novi aja lagi kesel sama Hanle, tetapi gadis ini menyuruh dirinya untuk memberikan surat milik gadis tersebut ke Hanle? What!

Tania yang sedari tadi asik memakan nasi goreng. Novi menyenggol lengan gadis tersebut dengan sikutnya. "lo aja deh yang nganter jangan gue," kini Novi beranjak dari duduk nya hendak meninggalkan Tania dan gadis itu.

Dengan cepat gadis tersebut menahan tanganya. "Kak, kita kan belom kenalan," ucap gadis itu sambil menjulurkan tangan kananya.

Kemudian Novi menepis tangan gadis itu dengan pelan. Yang tadi sempat memeggang pergelangan tanganya. "Gue Novi, lo udah tau kan," Novi menyelipkan rambutnya kebelakang yang tadi tertiup angin.

"Kakak kan belom tau nama aku nama aku 'Maura Kineva'," ucap Maura, sambil mengulurkan tangan.

Novi membalas uluran Maura kemudian menoleh ke arah Tania. "Tan, gue ke kelas duluan."

***

"Anak-anak pelajaran hari ini kita akhirin, dilanjutkan lagi minggu depan terimakasih," ucap Bu Tiwi kemudian membawa peralatan mengajar, lalu Tiwi keluar dari kelas.

NOVIHAN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang