Extra part (2)

591 18 6
                                    

"Semua kisah yang kita ukir bersama,   kini harus terhapus. Sebab Tuhan belum mengijinkan kita untuk bersama."

Memori itu terus berputar saat kaki jenjang gadis itu meyusuri sebuah rumah besar nan elegan itu semua kesedihan, kebahagiaan, dan juga kekuatan bercampur menjadi satu. Kini, Novi kembali membuka memori yang sudah lama Ia simpan di dalam hatiinnya. Jujur gadis itu juga tak dapat melepaskan Hanle seutuhnya, gadis itu masih sangat merindukan sosok pria tersebut. Tapi Novi bisa apa? Dia tak bisa memeluk dan juga menggengam tangan Hanle lagi toh.

Pintu besar di hadapannya itu terbuka, saat Andi menekan bel di samping pintu tersebut. Lalu keluarlah asisten rumah tangga yang masih sangat muda.

"Maaf, Tuan, Nyonya. Ada keperluan apa?"

Sang asisten berseragam pink tersebut sedikit membungkukan punggungnya.

"Bisakah, saya bertemu dengan Bunda Sania?" tanya Novi pada asisten tersebut.

Sang pembantu rumah tangga itu mengangguk ringan, lalu mempersilahkan mereka berdua masuk ke dalam rumah yang bersuasana elegan tersebut.

Novi memejamkan mata, gadis itu mengingat setiap keping kenangan dari rumah ini. Di mana di saat itu Ia pernah menonton film Naruto bersama dengan Hanle di ruang televisi. Dan juga gadis itu selalu mengingat setiap candaan yang Hanle berikan kepada dirinnya.

“Novi! Wooi!" Gadis tersebut langsung membuyarkan lamunannya, akibat suara teriakan yang memanggil namannya.

“Tania?"

“Tumben lo berdua kesini? Dari mana aja lo? Tau gak si, gue itu kangen banget sama lo! Lo berdua tinggal di mana dah?” cerocos Tania langsung memeluk Novi bagaikan boneka beruang besar.

“Kita berdua mau ketemu Bunda Sania, katannya Novi kangen banget sama beliau," Andi bantu menjawab, karna Ia tau saat ini Novi sedang di bekap Tania begitu erat.

“Oh, mau ketemu sama Bunda toh? Yaudah ayo gue anterin.”

Andi terkekeh, kemudian melepaskan kedua tangan Tania yang melingkar pada pinggang Novi agar gadis itu bisa leluasa bergerak. Beginilah Tania kalau sudah tidak lama bertemu, pelukannya erat sekali.

“Het dah! Posesif banget si lo Kak Andi!” Tania memasang wajah cemberutnya.

Meskipun sekarang Tania sudah di karuniai 2 anak. Tetap saja sikap cerewetnya dan jahilnya itu gak pernah hilang dari dulu.

“Saya gak salah kan?” Andi tertawa.

“Novi nya gue pinjem bentar! Pelit banget lo!”

Dan kini Novi hanya diam memperhatikan tubuhnya di perebutkan oleh kedua orang yang masih ingin berusaha mengajaknya.

“Biar sama saya aja.”

“Gak! Tiap hari kan, Kak Andi udah sering sama Novi. Masa gue yang baru ketemu kali ini gak boleh bawa dia buat ngajak ngobrol si!” Tania mulai merasa kesal.

Novi tersenyum tipis saat melihat Sania yang kini berjalan menghampiri dirinnya, dan Ia juga di temani oleh sang asisten rumah tangga yang tadi mengiringinnya.

NOVIHAN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang