°Tiga Puluh Tujuh°

246 10 0
                                    

"BUNDA, liat nih Hanle bawa siapa?" Hanle mencari-cari di mana keberadaan Sania, dan ternyata Sania sedang berada di dapur.

Novi hanya tersenyum canggung saat Hanle berjalan di hadapan nya, dan gak pernah menarik nya untuk jalan di samping nya Hanle benar-benar berubah.

"Mana Han? Bawa ke dapur aja sini." Pekik Sania dari dapur, membuat Novi deg-deg kan.

Hanle berbalik dan menatap Novi dengan dingin. "Udah sana, cepetan."

Hanle mendorong bahu Novi pelan agar gadis itu berjalan cepat, membuat hati Novi tergores sedikit ya Tuhan kenapa Hanle bisa berubah sedrastis itu ingin rasanya Novi mengkoyak-koyak mata nya itu.

"Hallo Bunda," sapa Novi saat dirinya sudah tiba di dapur, dan berhasil membuat Sania tersenyum hangat kepadanya.

"Eh sayang, sini bantuin Bunda. Kebetulan Bunda pengen masak yang enak loh." Kata Sania seraya mematikan kompor nya dan beralih mencuci tangan di washtafel.

Novi mengangguk dan menaruh bingkisan yang tadi dia bawa dari rumah lalu menaruh nya di atas meja makan.

"Bunda, biar Claura yang motong bawang nya ya?" tawar Novi, dan Sania yang baru saja mencuci tangan itu mengangguk.

"Hanle! Turun kamu!" pekik Sania, saat Hanle baru saja ingin menaiki anak tangga dan berhasil membuat Hanle membalikan badan nya.

"Apaan?"

"Sana belanja dulu ke supermarket sama Claura. Ada beberapa barang yang habis," Sania berhasil membuat Hanle turun dari tangga dengan wajah yang di tekuk.

Novi masih melanjutkan memotong bawang nya, kenapa dia harus dekat lagi dengan Hanle please dah ya mereka tuh udah beda hubungan lagi.

Sania menepuk bahu Novi yang saat itu tangan nya sedang memotong bawang. "Claura kamu temenin Hanle ya, sana cuci tangan dulu."

Novi mengangguk dan mencuci tangan nya, setelah itu dia mencium punggung tangan Sania di susul Hanle juga dan beranjak pergi keluar rumah untuk menaiki mobil Hanle.

"Pake sendiri gak usah manja!" ketus Hanle, saat pria itu sudah selesai memakai sabuk pengaman nya.

Lagian juga Novi gak berharap banget tuh di pasangin sabuk pengaman, lebih baik dia pasang sendiri beda ya kalo udah jadi mantan.

Setelah mobil itu berjalan kedua nya canggung gak ada lagi topik pembicaraan, Hanle yang masih fokus menyetir dan Novi yang masih memandang kaca jendela di hadapan nya.

Akhirnya setelah beberapa menit mobil itu tiba di supermarket, Novi pun gak mau berlama-lama gadis itu memutuskan untuk cepat-cepat keluar dari mobil Hanle.

"Ntar lo yang bawa troli nya, gue mau masuk duluan." Ucap Novi, setelah Hanle keluar dari mobil nya.

Sepertinya Hanle menurut saja akan ucapan Novi, gadis itu pun hanya terkekeh pelan sangat pelan hingga yang bisa mendengar hanyalah diirinya seeorang.

Ketika kedua nya sudah tiba di tempat membeli kebutuhan pokok Novi pun mulai teringat kembali apa yang di beli Sania. Pasal nya tadi bunda tak memberi nya catatan, lagi-lagi Novi menoleh kebelakang mendapati Hanle yang membawa troli itu dengan wajah yang dingin membuat Novi menahan tawa nya.

"Han, catetan nya tadi gak minta. Terus kita belanja apaan?" adu Novi dengan sebal, membuat Hanle menaikan sebelah alisnya.

Hanle merogoh saku jaket nya dan memberikan ponsel nya pada Novi. "Tuh, cari di whatsApp,"

Novi meraih ponsel berlogokan apel di gigit itu, membuka kata sandi ponsel nya yang dari dulu gak berubah dan mencari aplikasi chats. Sania sudah menuliskan bahan-bahan yang akan di butuhkan nya lewat aplikasi whatsApp. Awalnya Novi sempat kaget saat melihat ada 4 kontak di ponsel nya Hanle termasuk Rehan, bunda, ayah dan Novi.

NOVIHAN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang