Part 1: Prolog- Si tampan mesum

28.9K 382 1
                                    


Duduk termenung, sambil menanti kapan berhentinya tetesan air hujan yang sedari sore tak kunjung reda. Karena kelelahan menanti, akhirnya ia pun berjalan-jalan di area lorong kampus.

Ketika hendak ke toilet, langkahnya terhenti sejenak. Terdengar suara tertawa sensual seorang wanita, seraya bunyi decitan meja.

"Ahkkk ah... aku mencintaimu Heruon..." suara racauan seorang wanita terdengar begitu jelas.

Melangkah dengan penuh hati-hati dan mencoba untuk sedikit melihat, sebut saja mengintip.

"What the fuc*!!!" umpatnya, setelah melihat apa yang terjadi di sisi lorong saat hendak menuju toilet.

Seorang wanita, sebut saja seorang mahasiswi yang ialah kakak tingkatnya sedang bercumbu dengan seorang pria. Pakaiannya sudah terlihat sangat berantakan akibat ulah nakal mereka berdua.

Lebih mengejutkan lagi, pria yang bercumbu dengan mahasiswi itu ialah Heruon Danish. Di dosen tampan, yang selalu digandrungi oleh para mahasiswinya.

Karena begitu gugup, ia pun mencoba untuk pergi namun tanpa sengaja menyenggol meja yang terletak di sisi lorong hingga bergeser dan menimbulkan bunyi pula.

"Siapa itu!" seru wanita yang sedang asyik bercumbu tadi.

"Kau pulanglah, aku akan membereskannya" ujar si dosen tampan tersebut.

Hmm... "tapi aku masih inginn..." ucap si wanita dengan nada sensualnya.

Si dosen tersenyum. "Pulanglah, atau kau ingin orang lain tahu" bujuk si dosen.

"Oke. oke.. tapi kecup aku sebelum pergi" pinta si wanita. Sang dosen pun mengecup keningnya.

Si wanita tadi pun segera beranjak pergi. Sementara sang dosen berjalan menuju sisi lorong.

Dilihatnya seorang wanita sedang meringuk kedinginan. "Apakah kau sangat suka mengintip!" tukas seorang pria membuyarkan lamunan si wanita.

Hah... desah kaget si wanita. "Pak Heruon..." ucap si wanita yang telah berhasil melihat semua adegan panas sang dosen tampannya bersama seorang mahasiswi.

"Katakan padaku, apa yang kau lihat! Jannet Mercya!" tukas si dosen sambil mendekatkan wajahnya pada Jannet. Yah, sebut saja namanya Jannet.

"A-apa maksud bapak?" ucap Jen dengan nada terbata.

Tsk... "Apakah kau akan menyebarkan berita ini pada semua orang! Atau kaubjuga ingin bercinta denganku?" ujar si dosen dengan tersenyum miring. Jen hanya menggelengkan kepalanya.

"Tidak pak, itu sama sekali bukanlah urusanku!" tukas Jen sambil melangkah pergi dari hadapan Heruon, si dosen tampannya. Sungguh sebuah ucapan yang sangat menyebalkan bagi Jen.

***

"Kediaman Aharon family"

"Ah sial sekali!" umpatnya sambil merapikan makalah yang akan dikumpulkan pada esok hari. Makalah tersebut, merupakan tugas mandiri yang diberikan oleh Heruon.

Jannet Marcya, seorang mahasiswi yang sedang menempuh pendidikannya di salah satu kampus ternama, di kota Inggris.

Jannet atau biasa disapa Jen. Ia dapat berkuliah di salah satu kampus ternama itu ialah karena jalur beasiswa. Janet berasal dari negara Indo campuran.

Jannet : berkulit putih - tinggi 158 cm (tubuhnya sangat mungil) - seorang kutu buku, namun ia juga seorang Otako parah (penyuka komik - anime dan hal-hal yang berbau jepang).

Jannet : berkulit putih - tinggi 158 cm (tubuhnya sangat mungil) - seorang kutu buku, namun ia juga seorang Otako parah (penyuka komik - anime dan hal-hal yang berbau jepang)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jen kini tinggal bersama keluarga Aharon. Keluarga tersebut ialah orang yang telah membantunya mendapatkan beasiswa.

Ia tinggal di sana pun tidaklah cuma-cuma. Jen harua turut serta membantu segala jenis pekerjaan rumah. Sekalipun kediaman Aharon family telah memiliki beberapa asisten rumah tangga.

"Apa yang harus aku lakukan besok?" keluh Jen. Ia sangat bingung saat bertemu kembali dengan pak Heruon. Ia takut, ia gugup, tatkala mengingat segala hal yang telah terjadi.

***

"Kampus X"

Semua mahasiswa/ mahasiswi telah berkumpul di kelas untuk memulai proses pembelajaran.

"Aku tidak sabar ingin bertemu dengan dosen tampan itu!" ucap para mahasiswi dengan antusias.

Hmm... Jen hanya menggeleng. "Andai mereka tahu seberapa mesum dosen itu, akankah mereka tetap menyukainya.." batin Jen.

Seorang dosen tampan pun memasuki ruangan kelas dengan gaya khasnya, yang membuat para mahasiswi memujanya

Gadis KESAYANGAN Tuan Denish [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang