Part 6: Mr. Mesum, kau keterlaluan!

10.5K 183 3
                                    


Jen terlalu kelelahan dengan semua pekerjaannya sepanjang hari. Malam pun ia harus kembali mengikuti mata kuliah, sehingga membuatnya sangat kelelahan.  Namun malam itu, Jen telah mendapatkan sesuatu yang baru. Belum pernah sebelumnya Jen rasakan.

~ ~ ~

Dibalik rasa terkejut juga kesal Jen. Ada seseorang yang begitu bahagia setelah mengerjainya, dan membuatnya menangis.

Jen terus berlari di bawah sinar bintang-bintang. Napas terengah, kaki yang mulai terasa lelah, dan bersandar di area pagar taman bermain.

Bibir Jen terasa bengkak, akibat ulah si dosen mesumnya. Yah, Jen menjuluki Heruon adalah dosen mesum.

***

Keesokan harinya Jen tidak ingin lagi pergi ke kampus. "Jen, bukankah kau sudah harus berangkat kuliah?" tanya Bill yang masuk ke dalam ruangan Jen.

Emm... "Aku rasa, aku akan menyelesaikan pekerjaanku malam  ini kak" tukas Jen. Tentu saja Jen masih sangat malu untuk bertemu dengan si pak dosen.

"Apakah kau tidak enak badan Jen? aku akan mengantarmu pulang" tukas Bill yang terlihat mencemaskan keadaan Jen.

"Tidak kak, aku baik-baik saja.." Jen kembali fokus dengan pekerjaannya. Namun Bill tidak langsung menerima apa yang Jen katakan.

>>>

Setelah beberapa minggu kemudian...

"Baik semuanya, akhirn pekan kita akan mengadakan kemah bersama" tukas salah seorang anggota senior kampus. Semua terlihat begitu antusias, berbeda dengan Jen. Jen terlihat tidak senang dengan rencana tersebut. Namun Jen pun tidak dapat berbuat banyak.

***

Semua begitu menikmati malam pertama mereka saat berada di pesisir pantai. Ada yang asyik bercumbu dengan kekasih mereka secara diam-diam. Ada juga yang asyik bercanda.

Ahkk... pekik Jen. Tiba-tiba saja perutnya terasa mules. Ia pun mencari toilet terdekat, yang tidak jauh dari lokasi perkemahan.

Ahh... "Sangat lega sekali" gumam Jen yang hendak kembali menuju area perkemahan. Namun...

Grepp... sesuatu menariknya ke sisi pantai, dan dibalik bebatuan besar.

"Mengapa pergi sendiri? tidakkah kau takut, ada yang akan berbuat jahat padamu" tukas seorang pria sambil menempelkan tubuh Jen di bebatuan sisi pantai.

"Mr. Heruon" ucap Jen sambil berusaha melepaskan genggaman tangan Heruon.

"Kenapa Jannet? apakah kau berusaha menghidariku!" Heruon mendekati wajah Jen, sangat dekat, nyaris berpaut.

"Lepaskan aku Mr" tukas Jen dengan raut  wajah yang sangat marah. Marah karena lagi-lagi si dosen mesumnya berbuat sesuka hati.

"Jannet, aku mencintaimu" tukas Heruon dengan penuh keyakinan sambil menatap lekat wajah Jen.

"What! tidak mungkin.." Jen sangat terkejut dan tak menyangka jika Heruon akan berkata demikian.

"Aku bersungguh-sungguh. Sejak awal pertemuan kita, aku sudah menyukaimu" tukas Heruon sambil mendekati wajah Jen.

"Hentikan Mr! Mr sangat keterlaluan! tidak cukup membuat kak Sopie hamil dan menggugurkan lalu..—"

Cup...

Heruon langsung mengatup mulut Jen dengan kecupannya. Kecupan yang hangat dan menuntut.

Jen berusaha meronta sebiasa mungkin. Namun tenaga Heruon bukanlah lawannya.

"Ada yang perlu kau ketahui! aku tidak pernah mencintai Sopia, dialah yang selalu merayuku. Hingga suatu saat dia berani menciumku, saat kau pertama kali melihatku bersamanya" tukas Heruon meyakinkan Jen.

"Omong kosong! pria memang bermulut manis, namun Mr penipu."

"Penipu! sejak kapan aku menipumu Jen. Saat di café beberapa bulan yang lalu, itu aku langsung memutuskan hubungan kami. Tak lama setelah itu, Sopia hamil. Dan itu bukanlah anakku Jen. Kmai tidak pernah berhubungan seks" Tukas Heruon meyakinkan Jen lagi.

"Lalu apa urusannya denganku! aku bahkan tidak peduli jika Mr tida mencintainya. Jika memang tidak mencintainya, seharusnya jangan permainkan perasaan wanita..—"

Heruon kembali menghentikan keluhan Jen. Mendekap Jen sehingga terpaut dalam pelukannya, dan mencumbu Jen dengan penuh gairah cinta. Meraba area tubuh Jen, Jen sunguh mabuk.

Plak... lagi-lagi sebuah tamparan di wajah tampan Heruon.

"Kau keterlaluan Mr! aku membencimu!" Jen berlari, namun Heruon menahannya. Mendekap tubuh mungil Jen dengan begitu erat.

"Tidak peduli seberapa besar rasa bencimu, aku tetap mencintaimu" tukas Heruon tepat di daun telinga Jen. Jen menangis dalam pelukan Heruon. Heruon berusaha menenangkan Jen kembali.

***

Gadis KESAYANGAN Tuan Denish [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang