Part 30: Pengorbanan yang tak kau tahu!

1.8K 55 2
                                    

Jannet masih bimbang dengan pilihan hatinya, karena tidak mudah baginya untuk kembali membuka hati setelah apa yang ia alami. Sungguh menyakitkan dan mengecewakan memang jika dikecewakan oleh seseorang yang sangat dicintai.

~ ~ ~

“Perusahaan xx

“Jannet, mengapa kau tiba-tiba ingin mengundurkan diri! apakah gajimu kurang?’' tukas seorang atasannya kala itu.

“Tidak tuan, aku hanya ingin fokus dengan usahaku,” jawab Jen dengan menundukkan kepalanya.
Berat memang melepakan pekerjaannya saat ini, karena perjuangannya untuk dapat bekerja dengan posisi yang bagus pun tidaklah mudah.

“Jika kau memiliki permasalahan pribadi, jangan bawa ke  urusan pekerjaan! itu hanya akan merugikan dirimu sendiri!” tukas sang atasannya sambil menyoyakkan surat pengunduran diri Jen kala itu.

“Tuan, mengapa tuan melakukan ini!” tukas Jen dengan wajah muramnya.

“Pengunduran dirimu tidak dapat kuterima, jika kau bersikeras maka kau harus membayar ganti rugi dua milyar” tegs sang atasannya, lalu bangkit dari kursi kerjanya.

“Jannet, tidak mudah perusahaan merekrut pegawai tekun dan jujur sepertimu. Jadi, jangan kecewakan aku dengan pengunduran dirimu,”  tukas sang atasannya.

Jannet pun ke ruang kerjanya dengan wajah penuh keletihan. Jannet sangat lelah dengan kenyataan yang harus ia hadapi. Cukup sulit memang, namun harus tetap dijalani dengan penuh tanggung jawab.

“Ayah, ibu. Aku sangat merindukan kalian..” lirih batin Jen. Tanpa sadar air matanya pun menetes membasahi meja kerjanya. Jen menelungkupkan kepalanya ke atas meja, menangis di sana.

Drrttt… "Tuan mesum" memanggil…

Melihat nama panggilan di layar ponselnya, Jen pun meraih ponselnya dan mengabaikannya kembali. Namun ponselnya terus saja bergetar, hingga akhirnya Jen mematikan data selular juga dayanya.

>>>

Setelah menjelang malam

Hari ini Jen bekerja hingga malam, dan sangat sibuk dengan segala laporan perusahaan.  Satu lagi, Jen masih mematikan ponsel miliknya dan tak menghiraukannya.

“Apakah kau sudah sangat menginginkan kepergianku, Jannet!” tukas seseorang dari arah depan Jen, saat Jen  baru saja hendak memanggil taksi yanga akan ia tumpangi pulang.

“Tuan Heron!” ucap Jen dengan ekspresi sangat terkejut.

“Mengapa ka uterus mengabaikanku, baby! aku ingin kita bicara” pinta Heron dengan penuh  harap.

“Aku sangat lelah seharian ini, aku bahkan baru saja menyelesaikan pekerjaan, jadi jangan buat aku kehilangan kesabaranku!” bentak Jen sambil mendorong Heron dari hadapannya.

“Baby, please..” pinta Heron dengan penuh permohonan lagi.

“Tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi, aku tidak ingin tua berada di sini” tukas Jen tanpa menoleh ke  arah Heron. Tangannya bergerat sembari mencengkram tali tas selempang miliknya.

“Aku akan pergi ke luar negeri untuk waktu yang lama, dan tidak tahu kapan aku akan kembali. Thank you for everthing baby, I love you baby..” tukas Heron dengan nada lirih dan masih berdiri berharap jawaban dari Jen.

“Yes, and see you next time..” jawab Jen dengan nada pelan, lalu masuk ke dalam taksi yang baru saja ia pesan.

Kaki Jen bergetar, tulang-tulang sendinya terasa begitu lemas. Napasnya pun terasa begitu sesak, dan air mata seketika mengalir deras membasahi pipi mulusnya.

Gadis KESAYANGAN Tuan Denish [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang