Part 33: Gelora cinta

2.3K 57 0
                                    

Heron akhirnya bersama dengan Jannet, namun kebersamaan mereka justru di tengah situasi yang kurang baik. Kesehatan Jannet sudah mulai pulih, namun keadaan Heron justru kian memburuk.

~ ~ ~

“Nona Jen, tolong berjalanlah dengan pelan sedikit, karena kondisi nona masih belum sepenuhnya pulih..” ujar para pelayan kastil yang membantu perawatan Jen.

“Aku ingin segera bertemu dengan tuan Heron, apakah itu salah!” tukas Jen dengan memicingkan matanya, sebagai tanda ia tak setuju dengan nasihat para pelayan.

“Nona, tolong jangan sekarang! tuan Heron..—“ ucap salah seorang pelayan dengan terbata.

Jen melangkah mendekati sang pelayan yang tiba-tiba saja menghentikan ucapannya. “Apa yang ketahui tentang tuan Heron, apa yang terjadi padanya!” tukas Jen penuh selidik.

“Maaf nona Jen, kami tidak berhak bicara..” ujar sang pelayan sembari menundukkan kepala mereka.

“Apa yang kalian coba sembunyikan dariku! apa!” bentak Jen. Jen kian cemas akan sikap diam para pelayan yang membuatnya semakin ingin tahu saja. Jen menerobos masuk ke dalam sebuah ruangan yang dijaga oleh beberapa orang pria.

“Nona Jannet, mohon maaf kami tidak bisa membiarkan nona masuk!” cegat para pria yang merupakan pelayan kastil.

“Apa yang kalian lakukan! apa yang terjadi dengan tuan Heron!” bentak Jen kesal, ia bahkan memaksakan diri untuk tetap masuk.

Hargghhhhkk…. suara seekor binatang terdengar jelas dari dalam ruangan tersebut.

“Tuan Heron! tuan!” panggilnya dengan nada lirih. Hati Jen sungguh tidak tenang kala itu dan sangat ingin melihat apa yang sedang terjdi di dalam sana.

“Bibi!” ujar Vestus yang tiba-tiba menepuk bahu Jen.

“Tuan Vestus, apa yang terjadi pada tuan Heron!” lirih Jen. Jen terlihat begitu cemas dengan keadaan Heron saat itu.

“Biarkan di masuk!” ujar Heron dari balik pintu dengan nada berat tak seperti biasanya. Jen pun bergegas masuk ke dalam.

>>>

Jen memandang sekeliling dan melihat Heron sedang duduk di atas kursi dalam keadaan telanjang dada. “Tuan Heron..” panggil Jen dan melangkah ke  arah Heron.

“Kau kenapa menangis, baby?” ujar Heron mencubit gemas pipi Jen.

“Aku hanya mengcemaskan keadaanmu tuan. Apakah itu salah..” lirih Jen, sembari menyeka air matanya.

“Aku sudah berjanji akan selalu berada di sampingmu, apapun yang terjadi” ujar Heron mencoba menenangkan perasaan Jen kala itu.

“Tapi kau tidak harus melarangku untuk menemuimu..” isak Jen, dan Heron pun memeluk tubuh Jen.

“Aku sangat mencintaimu, aku sangat takut jika dihari-hari ke depan nanti, aku tidak dapat memelukmu lagi..” ujar Heron sembari membelai lembut puncak kepala Jen.

“Kau jahat.. kau keterlaluan.. apakah kau bermaksud untuk meninggalkanku lagi…” isak Jen, dan memukul dada Heron.

“Baby, aku sangat mencintaimu.. katakan padaku bagaimana perasaanmu!” ujar Heron sembari meraih kedua tangan Jen, keduanya saling tatap.

“Aku pun sangat mencintaimu, tuan Heron…” ucap Jen seraya air matanya yang menetes pilu. Rasa rindu yang kian lama terpendam, dan jalan cerita cinta yang cukup rumit bagi Jen dan Heron.

Heron perlahan mendekati wajah Jen, dan melumat bibir mungil milik Jen. Jen pun memejamkan kedua matanya, menikmati setiap kecupan lembut ini. Sungguh kecupan yang membuat Jen tak sanggup terpisah jauh dari Heron.

Gadis KESAYANGAN Tuan Denish [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang