Part 36: Seluruh nafas ini untukmu

1.6K 43 0
                                    

Sudah cukup lama Jannet berada di kastil milik keluarga Vestus. Akhirnya Heron pun membawanya untuk menghadiri acara pesta dansa terbuka, dengan mengajak Vestus juga. Namun, dalam suasana bahagia Jannet bersama Heron justru ada hati yang cemburu.

~ ~ ~

Vestus bersandar di mobil milik Heron, sembari memainkan permainan di ponselnya sebagai pengusir gundah.

Drrttt… Mr. Clawie memanggil…
Vestus terkejut melihat nama pemanggil yang tertera di layar ponsel miliknya. “Apa yang nyonya Clawie inginkan” gumamnya dan dengan terpaksa menerima panggilan tersebut.

Mrs. Clawie: “Mengapa begitu lama Vestus, apakah kau sudah sangat sibuk sekarang?” tukas Mrs. Clawie dari balik panggilan selular tersebut.

Vestus: “Maaf nyonya, aku ada sedikit urusan,” ujar Vestus mencari-cari alasan.

Mrs. Clawie: Terdengar suara tawanya, “apakah gadis manusia itu telah membuat hatimu gundah..--!

Vestus terdiam sejenak, dan mencoba mencerna maksud dari pernyataan Mrs. Clawie.

“Apa maksud anda nyonya..—“ tukas Vestus, namun panggilan pun secara tiba-tiba berakhir.

“Vestus!” seru seseorang yang ialah Heron bersama Jen.

“Paman..” pekiknya terkejut, lalu memasukan kembali ponsel miliknya.

“Sudah cukup malam, dan Jen harus beristirahat..” ujar Heron
.
“Baik paman,” Vestus pun segera memasuki mobil.

Vestus duduk di depan, di samping pengemudi. Sedangkan Heron  duduk di kursi belakang bersama Jen. Sesekali Vestus memandangi suasana di kursi bagian belakang melalui kaca mobil. Tiba-tiba saja Jen menyadari hal itu, dan membalas pandangan mata Vestus.

Tak kuasa menerima tatapan indah mata Jen walau hanya melalui kaca mobil, akhirnya Vestus menyerah dan mencoba mereungi perasaannya. Perasaannya kini begitu gundah gulana, dan sebisa mungkin ia coba untuk mengabaikan perasaan aneh ini, namun ini begitu sulit baginya.

***

“Kastil kediaman Vestus family

“Saat paman masih berdansa dengan bibi, nyonya meneleponku, paman!” ujar Vestus pada Heron.

“Maksudmu, ibuku!” jawab Heron seketika memalingkan wajahnya pad Vestus.

“Yah paman. Sepertinya, nyonya Clawie telah mengetahui keberadaan bibi.”

“Apa sebenarnya yang mereka inginkan. Mengapa begitu sulit kisahku bersama Jannet!” keluh Heron, dan…

Bugh… Heron meninju dinding kamarnya dan hampir saja retak karena kuatnya tinjuan tangan itu.

“Mengapa mereka selalu begini..” erang Heron, ia tersungkur dengan napas tersengal.

“Paman,” Vestus menahan tangan Heron yang hendak melukai dirinya sendiri.

“Jangan paman. Ingatlah bibi, bibi akan sangat bersedih jika paman tidak bersamanya,” tukas Vestus dengan wajah sendu.

“Sejak kapan kau begitu peduli dengan bibi mudamu,” ujar Heron penuh selidik.

Ahkk.. “tentu saja aku peduli, karena bibi adalah wanita yang tepat bagi paman.”

Vestus pun terbangun dari tempat duduknya. Melangkah dari hadapan Heron, hanya sekedar mencari udara segar. Karena dadanya tiba-tiba terasa sedikit sesak, tatkala membicarakan perihal Jen, si bibi mudanya.

“Vestus! apa kau menyukai bibimu!” tukas Henokh secara tiba-tiba. Vestus terdiam, langkahnya terhenti seketika. Seluruh tubuhnya melemas dan hanya mampu membisu.

Gadis KESAYANGAN Tuan Denish [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang