Part 7: Janji

7.7K 171 4
                                    

Heruon menyatakan sesuatu yang cukup mengejutkan Jen. Selama ini Heruon telah lama menyukai Jen, dan juga selalu memperhatikan Jen dari kejauhan. Akankah Jen akan membuka hatinya bagi Heruon.

~ ~ ~

Setelah pertemuan antara Jen dan Heruon di perkemahan Universitas. Jen menjadi lebih barhati-hati, bahkan tak ada satu pun orang yang tahu mengenai hubungan Jen bersama si dosennya. Jen selau menghindar setiap kali diperhadapkan dengan si dosennya.

Kediaman Aharon family”

“Maaf paman, tapi aku ingin pindah ke kampus B” ujar Jen, berharap Mr. Jim akan mengabulkan keinginannya.

“Mengapa Jen? tidakkah di kampus A sudah sangat bagus.”

“Benar paman. Tapi aku ingin lebih banyak belajar tentang perusahaan, jadi aku akan pindah ke kampus B.”

Hmm… “Baiklah Jen, mulai minggu depan, kau akan mulai berkuliah di kampus A.” Tukas Mr. Jim, cukup melegakan bagi Jen.

***

Jen akhirnya benar-benar pindah ke kampus B. Tidak ada lagi si dosen tampan tapi mesum. Tidak ada lagi yang akan membuatnya was-was. Namun, semakin hari Jen merasa cukup hampa. Hari-harinya berlalu yang cukup menarik.

Karena bosan dengan suasana rumah yang cukup sepi, Jen pun pergi berkeliling.

Setibanya di sebuah taman bunga. Jen duduk memandangi betapa indahnya bunga-bunga tersebut.

Syshh syshhh… bunyi langkah kaki menuju ke  arahnya kala itu. “Mengapa pergi sendiri?” ujar seorang pria yang kini duduk di samping Jen.

Ketika Jen menoleh, rupanya Heruon lah yang kini berada di sampingnya. “aku hanya ingin beristirahat sejenak” jawab Jen dengan nada datar.

“Mengapa pindah tidak mengabariku?” Heruon menghimpit Jen hingga keduanya cukup dekat satu sama lain.

“Bukan urusan anda” tukas Jen dengan cuek.

“Apakah kau tidak merindukanku?” Heruon mendekati wajah Jen.

Tsk… “Merindukan untuk hal apa?” Jen terlihat tak peduli dengan ucapan Heruon.

“Sungguh!” Heruon meraih tangan Jen, meletakkannya di dadanya.

“Lepaskan!” Jen mencoba menarik kembali tangannya, namun Heruon menahannya.

“Kau sangat keras kepala. Tapi tatapanmu tidak akan mampu berbohong Jannet!”

“Apa maksud anda Mr.?” Jen mencoba meresapi perkaan Heruon.

“Jannet, mengapa harus sekeras itu dengan hatimu! atau harus menunggu aku benar-benar pergi jauh baru kau membuang rasa gengsimu” tukas Heruon sambil menatap lekat wajah Jen.

Hmm.. “Aku sangat benci dengan orang pemaksa. Sejak awal, andalah yang memaksaku!” tukas Jen tanpa berniat untuk membalas tatapan mata Heruon.

“Aku minta maaf. Aku terlalu menginginkanmu” ucap Heruon dengan tatapan sendu.

Hmm…. Jen hanya bergumam, seolah tidak peduli.

“Beberapa hari lagi aku akan pergi ke negara A. Mungkin butuh bertahun-tahun lamanya, baru kembali.” Heruon menatap ke arah Jen, Jen hanya terdiam dan seakan ia tak rela akan kepergian Heruon.

“Yah, itu lebih baik. Sehingga aku akan tenang” tukas Jen sambil memandang ke  arah lain.

Tsk… “Kau benar, aku akan jauh darimu. Jannet! aku berjanji akan kembali untukmu, tunggu aku!” Heruon mengecup kening Jen sejenak.

Hah… “Apa yang anda lakukan!” Jen terkejut akan hal itu.

“Jaga diri dan kesehatanmu.” Heruon pun pergi dari hadapan Jen.

Hmm.. “Bagus. Aku tidak perlu lagi menghindarinya” gumam Jen.

***

Setelah bebepa bulan bahkan tahun sudah mendekati tahun ke tiga kepergian Heruon.

Jen pun telah menyelesaikan kuliahnya. Hingga saat ini Jen masih belum memiliki seorang kekasih. Entah mengapa, Jen terus teringat janji yang Heruon berikan padanya.

Gadis KESAYANGAN Tuan Denish [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang