46. Pertemuan & kenangan

446 18 0
                                    

Setelah sekian lama terpisah, akhirnya Jannet bertemu dengan Heron. Namun dalam pertemuan kali ini, Heron justru sedang melaksanakan acara pertunangan bersama wanita lain.

Pertemuan yang tidak disengaja bahkan tidak direncanakan. Akankah ini menjadi kisah akhir dari kehidupan Jannet dan Heron.

•••

Hanya Vestus yang bertemu dengan Jen, sedangkan Heron masih dalam acara pesta pertunangannya bersama anak gadis tunggal dari keluarga Yeremi.

"Apartemen S"

Sepulang dari pesta itu, Jen terlihat cukup murung dan tak bersemangat. Sudah kesekian kalinya hal ini terjadi pada kisah cinta Jen dan Heron.

Apakah pada akhirnya, Jen memang harus menyerah untuk kisah penuh lukanya bersama Heron.

"Hari ini adalah terakhir berada di kota A. Jadi, kalian boleh berbelanja dan menikmati keindahan kota A ini." Ujar Mr. Tyson pada para rekan-rekan kerja lainnya.

Namun Jen, lebih memilih untuk tetap berada di kamar apartemen, dan hanya duduk santai di area kolam renang bersama.

"Nona Jen, apakah tidak ingin bergabung dengan yang lain?" tanya Mr. Tyson pada Jen yang terlihat sibuk dengan ponsel miliknya.

"Aku cukup lelah dengan kegiatan kemarin, jadi aku akan beristirahat disini." Jawab Jen dengan tersenyum sendu.

"Baiklah. Aku akan pergi bersama rekan-rekan lainnya." Tukas Mr. Tyson lalu pergi dari hadapan Jen.

Semua telah terjadi, dan Jen tidak mungkin berharap lebih lagi. Sebagai wanita, Jen pun mengerti rasanya kehilangan seseorang yang sangat dicintai, jika ia memilih untuk merebut Heron kembali.

***

Kota C

Setelah satu tahun kemudian...

Jen kembali memulai aktivitasnya seperti biasa. Tak ingin terpuruk dengan kisah pilu dimasa lalu. Sudah hampir satu tahun berlalu, Jen pun cukup sukses menjalani usaha-usaha yang dimilikinya.

"Kedai Coffee Juano"

"Berikut laporan pengeluaran dan pemasukan selama sebulan penuh, nyonya Jen." Ujar salah seorang manager yang menjadi kepercayaan Jen.

Jen mulai melihat semua isi laporan tersebut.
"Terima kasih atas kerja kerasmu, dan ini bonus bulananmu. " Jen merogoh isi tasnya, dan memberikan sejumlah cek pada sang manager kedai kopi.

"Terima kasih banyak nyonya. Ini sangat banyak," ucap sang manager kepercayaannya, yang terlihat begitu riang setelah menerima sejumlah bonus cukup besar.

"Tolong urus semuanya, aku akan kembali ke perusahaan."

Setelah mengecek keadaan usaha kedai yang Jen jalankan, Jen pun kembali keperusahaan tempatnya bekerja.

Kemanapun pergi, Jen selalu bersama supir juga sang asisten pribadinya. Karena sekarang, Jen telah menjadi seorang kepala bagian di perusahaan milik keluarga Tyson.

***

"Perusahaan S"

"Bagaimana, apakah semuanya berjalan lancar?" tanya Mr. Tyson.

"Yah tuan Tyson. Aku baru saja melakukan pengecekan ke kedai, dan semua berjalan dengan cukup baik." Balas Jen sembari menyeruput secangkir kopi hitam yang telah tersedia dimeja kerjanya.

Sementara Mr. Tyson berdiri dihadapan meja kerja milik Jen.

"Besok kita akan mengadakan pertemuan dengan perusahaan dari kota A, dan kau yang akan memimpin jalannya rapat."

"What!" ucap Jen yang cukup terkejut.

"Tentu saja, karena klien kita kali ini adalah orang-orang yang sangat berpengaruh."

Jen menggeleng tak percaya akan apa yang ia dengar.
"Okay, tuan Tyson. Kau memang sangat hebat dalam hal membuat kejutan." Puji Jen sembari tertawa lepas.

"Persiapkan diri dan pesonamu. Karena presdir yang akan kita temui kali ini, cukup tampan." Ucap Mr. Tyson dengan suara pelan.

Jen pun tak tahan melihat ekspresi dari Mr. Tyson.
"Baiklah. Aku akan gunakan jurus pesona terbaikku," kekeh Jen.

Setelahnya, Jen pun mempersiapkan segala hal yang aoan dibutuhian dikala rapat berlangsung.

Menjadi pemimpin rapat bukanlah hal yang terlalu sulit bagi Jen. Karena, ini bukan kali pertama baginya.

***

Hotel C

Jen bersama Mr. Tyson pergi menuju sebuah hotel berbintang, untuk menghadiri rapat bersama klien-klien.

"Apakah penampilanku sudah cukup baik, tuan?" tanya Jen, sembari berkaca, di sebuah kaca make up miliknya.

Mr. Tyson tersenyum pada Jen sambil berkata, "kau sangat mempesona, Nona Jannet Mercya." Puji Mr. Tyson.

Keduanya begitu dekat namun tak ada hubungan lebih, selain rekan kerja dan Mr. Tyson sendiri sudah dianggap kerabat oleh Mrs. Juano/ nenek dari Rezo.

"Tuan Tyson, anda sangat pandai memuji wanita." Ucap Jen, lalu meraih tangan Mr. Tyson yang mengajaknya untuk masuk bersama.

Keduanya pun memasuki aula pertemuan, dan terlihat bak pasangan yang begitu serasi.

"Tuan Tyson, dan Nona Jannet, silakan masuk ke ruangan sisi kanan." Ujar salah seorang rekan yang menuntun kedatangan mereka.

Mereka pun tiba di aula yang akan menjadi tempat pertemuan.

Jen memulai rapat dengan sangat baik. Semua mata pria-pria sukses usia muda pun terpana melihat penampilan anggun juga kepasihan Jen dalam memimpin rapat.

"Sangat cantik dan elengant," ucap seorang pria melangkah ke arah Jen, yang saat itu sedang bersama Mr. Tyson.

"Hallo brother Heruon Danish," sapa Mr. Tyson sembari mengajak untuk berjabat tangan.

Pria yang saat ini berdiri dihadapan Jen ialah Heron. Heron menatap lekat ke arah Jen, sedangkan Jen masih berusaha bertahan untuk tidak terbawa perasaan masa lalunya.

***

Gadis KESAYANGAN Tuan Denish [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang