Part 22: Apakah semua sudah berakhir?

2.1K 69 6
                                    

Setelah sekian tahun lamanya Heron tidak bertemu dengan kedua orang tuanya, semenjak peristiwa yang terjadi di masa lalu. Peristiwa yang tak akan pernah Heron lupakan.

~ ~ ~

"Mansion kediaman Danish family"

"Cucuku, kau harus sadar kembali. Nenek mohon" lirih nenek Keirah sembari terus membelai wajah Heron yang kala itu sedang terbaring.

"Paman Heron pasti akan kembali sadar" tukas Vestus kala itu sembari menengkan nenek Keirah.

>>

Tak beberapa lama setelahnya, Heron pun akhirnya sadar kembali, namun ada yang aneh dengan ruangan yang kini ia tempati.

"Kau sudah sadar?" tukas seorang wanita yang sedang membawanya nampan.

"Carisya!" tukas Heron membelalak tak percaya dengan wanita yang kini berada di hadapannya.

"Makanlah selagi hangat" tukas si wanita yang ia sebut sebagai Carisya tersebut.

"Carisya bagaimana bisa kau kembali!" tukas Heron sembari meraih tangan Carisya.

"Selama ini aku masih hidup, hanya saja anak kita sudah tiada..-" ucap si wanita yang bernama Carisya tersebut dengan nada lirihnya.

"Carisya, ini benar-benar dirimu" ucap Heron dengan mata yang berkaca-kaca. Carisya mengangguk sendu, dan tangisan keduanya pun pecah.

Sementara di sisi lain...

***

"Dasar si mesum.. mengapa belum juga menelponku?" dengus Jen. Namun torehan senyuman bahagia Jen tergambar nyata di wajahnya. Jen terus menunggu dan menunggu Heron memberinya kabar.

Sebelumnya Heron telah berjanji suatu hal padanya. Heron hendak membawanya untuk memilih gaun-gaun acara penting mereka. Kali ini Jen pun sudah cukup menaruh kepercayaan pada Heron.

Selama berhari-hari bahkan minggu Heron tak kunjung memberinya kabar lagi. Jen cukup gelisah, namun ia tetap berusaha tenang dan selalu berpikir positif.

>>

Ahkk.. desah kaget Jen tatkala melihat kalender yang terletak di atas meja kerjanya. "Bukankah hari ini ulang tahun si mesum" gumamnya. Si mesum ialah Heron. Dengan rasa yang sangat tidak sabar, Jen pun bergegas pulang ke kediamannya.

Ia juga sedang berusaha membuat sebuah kue ulang tahun terbaik yang pernah ia buat selama hidupnya. Sebuah paper bag yang berisikan mantel kulit beserta sweater hangat sebagai hadiah bagi Heron.

Setelah beberapa jam kemudian...

Jen pun menyelesaikan pekerjaannya. Ia membuat sebuah kue ulang tahun istimewa bagi Heron. Berharap Heron akan menyukainya.

Jen mulai berdandan dan mengenakan pakaian yang anggun sebelum bertemu dengan Heron. Ia benar-benar mempersiapkan semuanya dengan baik.

***

"Mansion kediaman Danish family"

Kedatangannya pun  bahkan tanpa sepengetahuan dari Heron. Jen ingin membuat kejutan bagi Heron, karena Heron telah mengambil tempat terbaik di hatinya kini. Diawali dengan pertemuan yang penuh dengan rasa kesal, namun kini berubah menjadi cinta sesungguhnya.

"Nona Jannet!" ujar para pekerja mansion. Mereka saling tatap menatap satu dengan lainnya. Seakan ada sesuatu yang sedang mereka berusaha sembunyikan.

"Aku ingin bertemu dengan tuan Heron" ucap Jen dengan penuh senyuman. Ia bahkan membawakan sebuah kotak berisi kue ulang tahun yang telah susah payah dibuat dengan cinta.

"Tuan Heron berada di atas, nona..—" ucap seorang pelayan dengan menunduk.

"Okay" jawab Jen singkat. Segera ia melangkah cepat menuju lantai atas, kamar pribadi Heron. Jen sudah sangat tidak sabar ingin memberikan hadiah istimewa darinya.

Melangkah perlahandan kini berdiri tepat di depan kamar pribadi Heron. Memutar gagang pintu secara perlahan dan mencoba membukanya, namun tidak seorang pun di sana. Walau keadaan lampu masih menyala.

Jen masih berusaha, dan akhirnya memutar gagang pintu lainnya. Karena Jen tahu, ruangan tersebut ialah tempat ruang bekerja Heron.

Chhkkk.... membuka pintu perlahan, dengan memegang kue istimewanya. Namun sesuatu yang tidak pernah Jen bayangkan pun harus terjadi.

"Tuan Heron!" ucapnya. Kue yang sudah susah payah ia kerjakan pun seketika terjatuh dari tangannya.

Heron sedang duduk di sebuah sofa, dengan keadaan telanjang dada. Bersama seorang wanita yang duduk di atas pangkuannya, sembari melingkari kedua tangannya di batang leher Heron.

"Tuan, apa yang terjadi di sini" ucap Jen dengan bibir yang gemetar dan tubuhnya pun mulai terasa lemas.

"Tolong jelaskan padaku, apa yang terjadi di sini?" ucap Jen dengan nada lirih.

"Aku kekasihnya sejak lama!" tukas seorang wanita sembari melangkah ke  arah Jen.

"Aku tidak bertanya padamu, aku bertanya pada tuan Heron!" tukas Jen sinis. Namun  wanita tersebut meraih tangannya sehingga tidak melangkah mendekat.

"Aku bahkan pernah memiliki calon bayi bersamanya! kau bukan apa-apa bagiku!" cela si wanita sinis.

"Dasar tidak tahu malu! tuan Heron pun belum menjawabku..—"

"Carisya kekasihku dulu dan hingga saat ini!" tukas Heron. Jen sungguh tak percaya dengan apa yang ia dengar kini.

"Apakah tuan berbohong padaku! jawab aku tuan! jawab!" isak Jen, sembari meraih tangan Heron. Namun Heron menepis genggamannya.

"Pulanglah dan berkacalah! kau bukan siapa-siapa" cela si Carisya.

Mendengar semua itu, Jen sungguh lemas. Ia pun membawa kembali paper bag miliknya, namun kue tersebut sudah terlanjut terjatuh. Yasudah, biarkan saja, lebih Jen pergi saja dari sana.

 >>>

Jen melangkah dengan tubuhnya yang terasa sangat ringan. Heron pun tidak berniat untuk mengejarnya. Jen tidak tahu lagi harus berbuat apa, ia bingung dan tak karuan lagi.

"Nona Jannet!" panggil seseorang yang sedang duduk di ruang tengah mansion. Namun Jen tak menghiraukannya, dan terus melanjutkan langkahnya.

Jen pun kembali pulang dengan segala kekecewaannya. Sesuatu yang telah susah payah ia lakukan pun berakhir sia-sia. Bahkan hadiah terbaik yang telah kian lama ia siapkan, tentunya dengan jumlah biaya yang tidaklah murah dan gampang bagi ekonomi Jen kala itu.

Namun semua sudah benar-benar terjadi, Jen harus merelakan semuanya walau berat memang. Mungkin dengan cara menangis perasaan sakit perlahan-lahan mereda. Sejenak Jen duduk di bawah guyuran
 shower, membasahi seluruh tubuh lelahnya.

"Apakah semua sudah berakhir?" ucapnya dalam lirih.

Mengapa Heron melakukan hal itu, dan mengapa Heron bahkan tidak mempedulikan perasaan sakit Jen?

****

Gadis KESAYANGAN Tuan Denish [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang