Part 15: Hanya sebatas adik

2.9K 92 0
                                    

Jannet kembali ke Indonesia, hanya untuk menghadiri pemakaman sang ibunya. Namun kedatanganhya justru di sambut dengan perlakuan yang tidak menyenangkan.

~ ~ ~

Sejak kepergian sang ayah untuk selamanya, ibunya menjadi seorang janda. Karena sang ibu berparas cantik, para pria-pria pun banyak yang tertarik pada ibunya. Hal itu membuat keluarga dari mendiang ayahnya selalu mencurigai, bahwa sang ibu Jen berzina.

Selama hidup bersama Jen, sang ibu kerap kali menerima perlakuan tidak menyenangkan dari kerabat mendiang suaminya. Keluarga mendiang sang suami banyak yang merasa tersaingi oleh keluarga kecil mereka. Sehingga berbagai cara akan mereka lakukan untuk membuat ibu Jen pergi menjauh dan mengambil semua asset penginggalan sang ayah.

Kini Jen benar-benar seorang diri bahkan tertolak dalam lingkungan keluarganya sendiri. Jen ak punya pilihan lain, selain melanjutkan kehidupannya kembali ke Inggris.

“Sudah puas menjadi jalang di luar negeri, sekarang kembali!” cela sang bibi, yang ialah sudari dari ayahnya.

“Kau selalu bermulut jahat bi, apakah tidak malu dengan usia” tukas Jen. Jen sudah cukup marah dengan semua perlakuan keluarga dari mendiang ayahnya.

“Kau hanya anak pembawa sial! jadi pergilah, dan kembalilah menjadi seorang jalang,” cela sang bibi.

Mendengar semua celaan tersebut,, Jen pun pergi. Jen sangat sedih atas semua perlakuan keluarganya. Jen menyempatkan diri untuk berjiarah ke pemakaman kedua orang tuanya.

>>>

Di sana, Jen terisak di atas makam sang ibu juga ayahnya. “Ayah, ibu.. mengapa kalian pergi meninggalkanku..” lirih Jen sambil terus terisak.

“Sampai kapan kau akan berada di sini?” tukas seseorang sambil berjongkok di samping Jen.

Jen pun terdiam, dan menatap tajam seseorang tersebut. “Mengapa melihatku begitu?” ujarnya, yang ialah Heron.

“Aku ingin kembali ke Inggris” tukas Jen lalu beranjak dari area pemakaman kedua orang tuanya.

“Apakah kita akan menikah?” kekeh Heron yang berusa menghibur hati Jen.

“Bahkan disaat aku sedang berduka pun, masih saja membuat lelucon muarahan!” tukas Jen kesal.

“Sudahlah janga bersedih. Buktikan jika kau bukan wanita lemah, dan seperti apa yang mereka katakan,” ujar Heron sambil menepuk bahu Jen.

Jen enggan untuk membicarakan permasalahan yang terjadi di dalam keluarganya. Kini ia ingin menjadi lebih kuat lagi.

***

Setelah kepulangannya dari Indo, Jen menjadi sosok yang cukup dingin. Enggan untuk banyak bicara lagi. Semua yang terjadi dalam keluarganya, cukup menyakitkan baginya.

“Jannet” seru seseorang yang melangkah menuju meja kerja Jen.

“Kak Bill” ucap Jen, sembari menghentikan kesibukkannya.

“Aku turut berduka atas pekergian ibumu. Maaf aku tidak bisa menemanimu kembali ke Indo,” sesal Bill.

“Terimakasih kak. Yah, tidak masalah kak, semua sudah selesai” ucap Jen dengan tersenyum sendu.

“Jen, ini undangan pernikahanku, datanglah” Bill menyodorkan sebuah undangan berwarna biru silver pada Jen. Sebuah undangan pernikahan.

Jen menerima undangan tersebut dengan hati yang berkecamuk. Ia sangat menyukai sosok Bill. Bill adalah malaikat kecil bagi Jen. Di saat Jen lelah dengan semua pekerjaan mau pun tanggung jawabnya. Bill bahkan selalu bersedia menghiburnya. Namun semua hanyalah sebatas hubungan kakak beradik dan tidak lebih dari itu.

Jen pun harus menerima kenyataan tersebut, walau hatinya begitu sedih. Karena semua akan pergi menjauh dari hidupnya, itulah yang Jen pikirkan.

Drttt…. “Baby, malam  ini aku akan menjemputmu pukul. 20.00.” Mr. Heruon

Hmm… Jen hanya menatap layar ponselnya setelah membaca isi pesan singkat dari Heron.

“Pria aneh” gumam Jen yang terlihat merona tatkala mengingat sosok pemaksa Heron.

Gadis KESAYANGAN Tuan Denish [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang