Heron harus memilih, antara mempertahankan generasi manusia serigala. Ataukah, Heron harus melanggar takdirnya, lalu memilih untuk tetap mencari wanitanya. Sungguh hal yang sangat berat baginya, sulit dan bertentangan dengan takdirnya sebagai seorang pangeran pengganti posisi ayahnya.
~ ~ ~
Heron duduk bersandar di kursi kerjanya. Pikirannya sangat kacau saat ini, tak tahu harus melakukan hal apa. Berkali-kali Heron mengerang, dan menjerit lirih. Tatkala mengingat sosok wanitanya yang ia selalu jaga dan lindungi. Namun kini, wanita itu sudah tak ada lagi disisinya.
"Mengapa kau pergi meninggalkanku ,baby..." ucap Heron sembari menggoyangkan gelas yang berisi wine. Kali ini Heron merasa sangat hancur tak terkatakan lagi.
Ia sudah berusaha mencari keberadaan Jen di kediaman keluarga Aharon, karena hanya disanalah kemungkinan besar Jen pergi. Namun, hasilnya sama saja, nihil. Bahkan untuk memikirkan hal lainnya, Heron sudah tak sanggup lagi.
Dari balik pintu ruangan kerja milik Heron, Vestus diam-diam mendengarkan semua keluh kesah Heron. Hingga akhirnya Vestus pun memutuskan untuk mengetuk pintu, dan meminta ijin dari Heron untuk masuk.
Vestus duduk di sofa, depan meja kerja milik Heron. Memandanginya, dan melihat betapa kacaunya Heron saat ini.
"Paman, hentikan." Ujar Vestus, sembari meraih gelas yang sedari tadi terus terisi dengan wine.
"Vestus, aku sangat tidak berguna, bukan! Bahkan untuk menjaga wanitaku saja, aku tidak mampu. Apakah lebih baik aku menghilang saja dari dunia ini... sehingga semuanya puas, dan tak ada lagi yang tersakiti." Ujar Heron, dengan penampilannya yang sangat tak terurus.
Pakaian yang terbuka, tertawa tidak jelas. Itulah yang saat ini terjadi pada Heron. Memikirkan keadaan keluarganya, yang terus saja memaksakan pernikahan.
"Bahkan jika saat ini Jen berada disini, belum tentu aku mampu melindunginya dengan segenap jiwaku, Vestus. Mungkin Jen tidak akan pernah bahagia bersamaku."
"Hentikan paman. Aku yakin, kita bisa menemukan Jen secepatnya."
"Dimana? dimana Vestus? Aku harus mencarinya kemana lagi!" Ucap Heron dengan nada lirihnya. Kini, hanyalah kehancuran yang ia rasakan.
"Apa mungkin, Jen sudah memilih untuk benar-benar pergi dariku..." ucap Heron, sembari menatap sendu Vestus.
"Tidak paman. Bibi Jen sangat mencintai paman. Yah, aku tahu itu," ucap Vestus yang terus bersusaha memberi ketenangan pada Heron.
"Sejak awal Jen bersamaku, sudah berapa kali aku melukainya. Hingga saat kembalinya Carisya, Jen sangat menderita. Aku hanya ingin melihat Jen bahagia. Jika aku bukanlah pria yang tepat baginya, maka bisakah kau menemukannya dan membuatnya bahagia, Vestus..."
Vestus benar-benar tidak menyangka, jika Heron akan mengatakan hal itu pada dirinya.
"Paman, jangan bicara sembarangan! Bibi Jen hanya akan bahagia, jika bersama paman! Camkan itu baik-baik!" Tukas Vestus.
Vestus pun bergegas keluar dari dalam ruangan kerja Heron. Vestus keluar dari dalam kastil kediamannya, lalu berubah wujud menjadi seekor serigala.
***
Vestus terus berlari tanpa arah yang pasti. Ia pun terhenti di sebuah area hutan, dan terdapat bukit di sana.
Vestus mulai mengaum, dan suara aumannya pun terdengar begitu lirih. Ia sangat tidak percaya akan apa yang ia dengarkan malam ini. Heron mengatakannya secara sadar, walau dalam keadaan yang sangat kacau. Namun, pernyataan itu terdengar begitu menyakitkan baginya.
Vestus sangat tahu, bagaimana ikatan cinta antara Heron dan Jen. Tentu saja, Vestus tidak akan sanggup untuk merebut wanita yang sangat berharga bagi Heron. Sekalipun, Vestus sangat menyukai bahkan mulai mencintai Jen karena kebersamaan mereka selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis KESAYANGAN Tuan Denish [END]
Romance21+Mature🔥 "Apakah kau juga ingin bercinta denganku" ujar seorang pria dengan senyuman sensualnya dan berjalan ke arah seorang gadis. Pia tersebut ialah seorang dosen tampan yang cukup terkenal di kampus tersebut. Sebut saja namanya Heruon Danish...