Sesuatu yang misterius terjadi lagi pada Jen. Sosok yang menyetubuhinya benar-benar terasa begitu nyata. Bahkan seluruh tubuhnya seakan begitu menikmati hal tersebut. Tak bisa dipungkiri, rasa kesepian seorang istri yang tidak pernah lagi disentuh.
Mr. Tyson tak pernah lagi memberikan kebutuhan ranjang pada Jen, dan memang kenyataannya ia tak dapat melakukan hubungan intim layaknya suami istri.
~ ~ ~
Jen mulai nyaman dengan fantasy liarnya, bahkan saat membayangkan sosok yang telah menyetubuhinya. Sekalipun itu bukanlah sosok Mr. Tyson, Jen merasa sangat bahagia walaupun dibalik semua itu, Jen kerap kali mengutuki dirinya sendiri. Bagaimana bisa Jen membayangkan sosok pria lain yang bercinta dengan dirinya, sedangkan ia sendiri sudah memiliki seorang suami.
Semakin hari, Jen mulai menyadari sesuatu hal yang selama ini ia belum sadari.
“Apakah aku tidak sungguh-sungguh mencintai suamiku... apakah pernikahan ini hanyalah..—“
Ahk... “Bodoh! Apa yang sedang kupikirkan!” Jen duduk di sebuah taman mansion kediamannya.
Untuk menghilangkan kejenuhannya, Jen membuat hiasan bunga, juga menyulam.
“Permisi Nyonya Jen, di depan ada tamu,” ucap sang pelayannya pada Jen.
“Siapa yang bertamu, pakah tamu tuan Tyson?” balas Jen yang terlihat enggan untuk beranjak.
“Sepertinya sedang mencari anda, Nyonya.”
Hm.. Jen mendengus sebal, lalu memaksakan diri untuk beranjak, dan menemui tamu yang sedang menunggunya di ruang tamu.
•••
Jen melangkah ke arah ruang tamu, dan memperhatikan dua pasangan pria dan wanita paruh baya duduk menanti kedatangannya.
“Maaf, apakah tuan dan nyonya mencariku?” tanya Jen, seketika dua pasang pria dan wanita tadi menoleh ke arah Jen sembari tersenyum.
Jen terkejut tatkala mereka saling bertatap wajah.
“Senang bertemu denganmu, Nona Jannet,” ucap sang wanita, yang ialah Mrs. Clawie ibu dari Heron.“Silakan duduk,” ucap Jen.
Suasana terasa begitu canggung, tatkala mengingat semua perbuatan kejam keluarga Danish terahadap dirinya.
“Apa yang tuan dan Nyonya inginkan?” ucap Jen sinis.
“Kami hanya ingin meminta maaf atas semua kesalahan kami dimasa lalu padamu. Kami tahu, kami sangat kejam atas hubunganmu dengan Heron.” Ucap Mr. Wornerd.
“Semua sudah berlalu, dan aku pun sudah memiliki keluarga sendiri. Jadi, tidak ada yang perlu dibicarakan lagi.” Tukas Jen.
Mrs. Claw tersenyum pada Jen, dan meraih tangan Jen.
“Kami sangat kejam padamu, tapi semua bisa berubah seiring berjalannya waktu. Tidak bisakah kita hidup dengan baik?” ucap Mrs. Claw sembari tersungkur dihadapan Jen.“Jangan begini nyonya, kumohon bangunlah,” ucap Jen. Tidak sampai hati melihat Mrs. Claw Memohon ampun padanya.
“Sudah begitu banyak hal yang telah terjadi. Semua tidak akan dapat kembali lagi.” Tukas Jen.
“Kenapa tidak!” Balas Mrs. Claw sembari menatap ke arah perut buncit Jen.
“Sayang!” Cegat Mr. Wornerd, menahan sang istri untuk melanjutkan kalimatnya lagi.
Jen menatap ke arah perut buncitnya, dan juga ke arah kedua orang tua Heron. Jen seakan tak menerima kehadiran mereka. Semua kisah dimasa lalu memang terlalu menyayat hati Jen.
“Jika sudah tidak ada keperluan, pulanglah.” Ucap Jen acuh.
Mrs. Claw dan Mr. Wornerd saling menatap, lalu beranjak dari sofa tempat mereka duduk bersama.
“Baiklah, Nona Jannet. Kami berharap suatu saat kita akan menjadi satu keluarga yang saling menyayangi.” Ucap Mr. Wornerd lalu pamit pergi.
...
Tubuh Jen terasa gemetar. Ia masih belum mampu untuk melupakan semua perbuatan dan kekejaman keluarga Danish terhadap dirinya. Sungguh menyakitkan memang, jika mengingat semua siksaan yang Jen alami beberapa tahun yang lalu.
Jen duduk termenung di pinggir kolam renang pribadi mansion kediamannya. Membiarkan kedua kakinya masuk ke dalam air kolam, dan membelai perut buncit miliknya.
“Bagaimana mungkin kedua orang tuan kejam itu bisa bersikap seperti ini padaku. Mengatakan sesuatu yang sangat mustahil! Terlalu terlambat jika menyadarinya setelah aku memiliki keluargaku sediri!” Gumam Jen.
Memejamkan kedua matanya, dan merasakan hembusan angin sore hari.Disela waktu kesendiriannya, Jen teringat kembali akan kejadian di bagian teratas mansion. Sehingga Jen mulai berpikir untuk kembali ke sana, dan sepertinya Jen berharap kejadian itu terulang kembali.
“Nyonya, apakah tidak merasa takut berada di kamar atas seorang diri?” tanya salah seorang pelayannya.
“Tidak, mengapa aku harus merasa takut!” Tukas Jen dingin. Sikap Jen akhir-akhir ini terasa dingin pada siapapun.
“Perlukan aku menemanimu, Nyonya?”
“Tidak perlu. Aku bisa sendiri,” balas Jen, lalu naik ke bagian teratas mansion.
>>>
Meraih ponsel miliknya, dan mengecek beberapa pesan masuk di email miliknya.
Hah! Desah kaget Jen, melihat beberapa foto mesranya saat bersama Heron.
“Mengapa foto-foto ini masih berada disini?” ucap Jen, dan segera membuka seluruh foto-foto yang masih tersimpan tersebut.Jen duduk lalu berdiri, duduk lagi berdiri lagi. Ia terlihat begitu gelisah malam ini.
Swusshhh....
Hembusan angin menerpa kulit Jen, dan membuat Jen cukup nyaman. Angin malam ini terasa begitu berbeda. Rasanya sama seperti saat Jen disetubuhi oleh sosok yang tidak ia ketahui.
Hahhh...
Hembusan napas menerpa kulit belakang bagian lehernya. Sesuatu yang dingin mulai membelai area tubuh Jen. Seketika itu, kedua mata Jen tertutup dan begitu sulit untuk terbuka kembali.
Tubuhnya terasa lemas dan terjatuh di atas kasur king size. Seluruh pakaian Jen seperti ada yang sedang mengoyakkannya.
Deru napas yang kian memburu setiap sentuhan yang Jen rasakan.“Katakan, siapa kau sebenarnya,” ucap Jen lirih.
“Apakah penting, siapa aku,” balas sosok yang kini berada di atas tubuh Jen. Suara yang tidak Jen kenali. Suara tersebut terdengar serak dan sedikit berbisik.
“Jangan.... jangan...” lirih Jen. Mulut berkata jangan, namun tubuh Jen berkata lain. Mencengkram sprei dengan sekuat tenaganya, dan terus menikmati sentuhan-sentuhan sosok yang hanya bisa Jen rasakan.
“Apakah aku sudah gila! Bagaimana dengan suamiku! Mengapa, hal ini rasanya begitu sama saat pertama kali bersama suamiku!”
Jen seakan melayang di awan-awan cinta. Sungguh malam yang panjang dan penuh kenikmatan bagi Jen.
Seperti biasanya, saat menjelang pagi hari, sosok tersebut pasti menghilang. Membiarkan Jen yang masih dalam keadaan berantakan.
------
“Nonaku sayang! Sayang!” Panggil Mr. Tyson yang kini terdengar mendekat ke arah kamar bagian teratas mansion.
Jen terbangun dan segera berlari menuju kamar mandi. Meraih sebuah handuk, untuk menutupi tubuh tanpa busananya.
“Suamiku,” ucap Jen pelan.
Berdiri dihadapan kaca yang terletak di dalam kamar mandi tersebut. Memandangi area dalam tubuhnya yang terdapat beberapa tanda-tanda cinta. Jen membelalak terkejut. Suaminya baru saja tiba, lalu bagaimana dengan keadaan Jen yang baru saja usai bercinta dengan sosok tak ia kenali itu.
“Nonaku sayang, kau berada di dalam sana!” Seru Mr. Tyson dan perlahan ingin membuka pintu kamar mandi. Sedangkan Jen sedang panik. Apa yang harus Jen perbuat, jika Mr. Tyson melihat tubuhnya seperti itu.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis KESAYANGAN Tuan Denish [END]
Romance21+Mature🔥 "Apakah kau juga ingin bercinta denganku" ujar seorang pria dengan senyuman sensualnya dan berjalan ke arah seorang gadis. Pia tersebut ialah seorang dosen tampan yang cukup terkenal di kampus tersebut. Sebut saja namanya Heruon Danish...