64. Aku butuh kehangatan

1.1K 15 0
                                    

Semenjak awal kehamilan Jen, ia terus saja terbayang-bayang wajah Heron. Bahkan saat menjelang malam pun, Jen kerap kali memikirkan bagaimana ia bercinta dengan Heron. Ia sendiri pun tidak mengerti akan apa yang ia pikirkan. Mengapa harus sosok dari masa lalunya yang muncul dipikiran Jen.

~ ~ ~

"Mansion kediaman Mr. Tyson Mrs. Jen family"

Jen menatap ke arah Mr. Tyson yang kini terlihat sibuk membereskan barang-barang miliknya.

"Tuanku akan pergi lagi?" tanya Jen, sejenak Mr. Tyson menghentikan kegiatannya kala itu.

Menghela napas sejenak dan berbalik ke arah Jen.
"Aku akan pergi selama beberapa pekan. Kuharap, Nonaku menjaga kesehatan dan pola makan dengan baik," ucap Mr. Tyson sembari menyentuh wajah Jen.

"Mengapa tuanku selalu sibuk dan jarang bersamaku juga calon bayi kita?" ucap Jen lirih.

"Aku bekerja demi masa depan kita, sayang. Demi calon bayi kita, sehingga dia mendapatkan pendidikan terbaik," ucap Mr. Tyson mencoba meyakinkan Jen.

"Apakah aku tidak semenarik dulu lagi?" ucap Jen sembari membelai perutnya yang mulai terlihat membuncit.

Mr. Tyson menatap ke arah Jen, "mengapa Nonaku mengatakan hal itu?"

"Aku hanya heran dengan caramu, tuanku. Sejak aku dinyatakan mengandung anak pertama kita, tuanku seakan enggan untuk menyentuhku lagi." Ucap Jen dengan napas terengah, menahan rasa amarahnya yang selama ini ia pendam sendiri.

"Ini kehamilan pertamu, aku hanya ingin calon bayi kita sehat,--"

"Itu bukanlah alasan yang tepat. Aku sudah kerap kali berkonsultasi dengan beberapa dokter spesialis. Tapi, tidak ada yang sependapat dengamu, tuanku!" Bentak Jen kesal.

Mr. Tyson bingung akan jawaban yang harus ia perkatakan pada Jen. "Sayang, tolong mengertilah. Aku hanya ingin terbaik bagi kita." Bujuk Mr. Tyson, meraih kedua tangan Jen.

"Aku sangat mencintaimu dan calon bayi kita. Karena bagiku, kau dan calon bayi kita adalah hal yang sangat terpenting." Ucap Mr. Tyson yang berusaha untuk meyakinkan perasaan Jen.

Jen tersenyum dalam kepiluan, dan mengangguk sebagai tanda persetujuannya atas apa yang Mr. Tyson katakan. Walaupun sebenarnya, Jen tidak percaya akan apa yang Mr. Tyson katakan.

...

Setelah seminggu kemudian..

"Sudah lebih dari satu minggu, kenapa belum juga kembali," ucap Jen cemas. Tatkala memikirkan Mr. Tyson yang tak kunjung kembali dari luar kota, dengan alasan mengurus bisnis juga perusahaan cabang.

***

Karena merasa bosan, Jen akhirnya pergi keluar mansion. Namun tanpa para pelayan yang menemaninya, Jen bahkan menyetir mobil seorang diri.

Berhenti disalah satu taman hiburan, tepatnya di pinggiran kota C.

"Taman hiburan kota C"

Jen duduk termenung, melihat anak-anak yang sedang asyik bermain bersama orang tuanya. Tatapan mata yang terlihat begitu sendu, senyuman yang terasa begitu kelu kini menghiasai wajah Jen.

Membelai perut buncinya, dan berkata dalam hati. "Anakku, kelak kita akan bermain bersama seperti mereka."

Karena kesibukan Mr. Tyson, Jen selalu merasa dirinya begitu kesepian. Sekalipun, ada banyak pelayan di mansion tersebut, namun akan beda rasanya jika Mr. Tysonlah yang berada disisinya.

Setelah terasa bosan, Jen pun kembali pulang ke mansion.

***

"Mansion kediaman Mr. Tyson Mrs. Jen family"

Gadis KESAYANGAN Tuan Denish [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang