Part 25: Siapa dia?

1.8K 73 0
                                    

Jannet berinisiatif untuk berkunjung ke kediaman Rezo, sahabat baiknya. Namun apa yang terjadi disaat kedatangannya pun sungguh diluar dugaan. Jannet harus menyaksikan wujud asli dari Rezo, yang ialah manusia serigala.

~ ~ ~

Bagi kaum manusia serigala, untuk menambah staminanya, mereka harus menghisap darah para wanita. Tidak hanya sebatar menghisap, mereka juga akan menyetubuhi sang korbannya dengan ganas danbrutal.

Sangat beruntung Jannet tidak sampai menjadi korban kebrutalan naluri membunuh kaum manusia serigala. Karena Rezo masih mampu mengendalikan dirinya, walau ia sempat melukai lengan Jannet.

Tyson membawa tubuh Jen menuju sebuah ruangan, dan memanggilkan seorang dokter khusus keluarga Rezo Juano. "Semoga kau baik-baik saja, nona kecil" gumam Tyson.

Tyson adalah seorang pelayan keluarga Juano, ia melayani Rezo sejak kecil. Selisih usia pun tidak terlalu jauh, hanya berjarak beberapa tahun saja.

Setelah beberapa saat kemudian...

"Apa yang terjadi pada gadis malang ini?" ujar seorang wanita yang baru saja tiba di ruangan tempat Jen berada bersama Tyson.

"Bibi" ujar Tyson, sembari beranjak dari kursinya dna menyambut sang wanita yang ialah ibu dari Rezo, Mrs. Juano.

"Apakah ini perbuatan Rezo?" tanya Mrs. Juano, ibu dari Rezo. Tyson hanya mengangguk sendu, mengiayakan apa yang telah sang bibinya pertanyakan.

"Hal ini terjadi lagi.." ucap Mrs. Juano sembari memandangi Jen yang masih tak sadarkan diri, dengan balutan perban pada lengannya.

"Ini salahku bibi, aku yang tidak bisa menjaga Rezo dengan baik" sesal Tyson.

"Tyson! kau sudah cukup banyak berbuat bagi keluarga Juano. Kau tidak perlu berbicara demikian!" tukas Mrs. Juano.

Tyson hanya menunduk dan tetap memberi penghormatannya pada Mrs. Juano.

"Terima kasih banyak bibi" ujar Tyson.

"Tyson, bibi akan pergi dalam waktu yang cukup lama, tolong jaga Rezo dengan baik" ucap Mrs. Juano dengan wajah sendunya.

"Baik bibi, aku akan berusaha melakukan tugasku dengan baik."

Tyson pun kembali duduk di samping ranjang tempat Jen terbaring. Ia memandangi Jen yang kala itu sedang terlelap.

"Sepertinya Rezo sudah terlanjur jatuh cinta pada gadis ini. Namun akan sangat bahaya jika Rezo tidak dapat mengendalikan nalurinya" batin Tyson.

>>

"Tuan Tyson!" panggil Jen. Tyson yang tertidur menelungkup di pinggi ranjangnya.

Ahk... "Nona Jannet sudah sadar!" ujar Tyson, dengan matanya yang terlihat sangat mengantuk.

"Terima kasih telah merawatku, tuan" ucap Jen dengan tersenyum tulus.

"Tentu saja, nona adalah gadis dari tuanku Rezo. Tentu aku harus memberi pelayanan terbaik."

Tyson pun pergi dari hadapan Jen, tak lama setelahnya, ia kembali dengan nampan yang terdapat beberapa makanan di sana.

"Makanlah nona, selagi hangat" ujar Tyson, sembari menyodorkan nampan tersebut. Jen pun tidak menolak, justru menghabiskan semua makanan yang telah Tyson sediakan baginya.

"Bagaimana keadaan Rezo?" tanya Jen, penuh rasa ingin tahu.

"Rezo sedang tidak ingin bertemu denganmu, dan setelah ini kau harus kuantar pulang. Itulah pesan darinya," tukas Tyson sembari membereskan mangkuk, juga gelas makanan Jen.

"Tuan Tyson!" seru Jen, membuat langkah Tyson terhenti sejenak.

"Silakan nona beristirahat, jika sudah pulih aku akan mengantarkan nona untuk pulang!" tukas Tyson, lalu pergi dari hadapan Jen.

Jen sangat tidak mengerti dengan situasi saat ini. Namun soal Rezo yang ialah manusia serigala, ia tidak terlaluterkejut. Karena sebelumnya, Jen pernah berhadapan dengan tuan Heronnya, yang juga seorang manusia serigala.

***

Tyson mengantarkan Jen kembali ke kediamannya, namun luka pada lengannya sudah cukup kering. Melalu peralatan medis juga obat-obatan mahallah yang membuat proses penyembuhan luka Jen cepat.

"Aku akan pulang kembali ke mansion. Nona, konsumsilah obatnya secara teratur," tukas Tyson. Jen pun kembali ke kediamannya, merenggangkan seluruh otot-ototnya yang begitu lelah.

Setelah beberapa hal yang ia alami akhir-akhir ini, memang bukanlah hal yang mudah bagi Jen.

"Ayah, ibu! aku sangat merindukan kalian.." gumam Jen sembari menitikkan air matanya, hingga menetes di atas kaca bingkai foto keluarganya. Jen sangat merindukan kehadiran kedua orang tuanya, ia sangat ingin bertemu kembali dengan ayah dan ibunya. Namun keadaan kini sungguh jauh berbeda, dan Jen pun benar-benar harus merelakannya.

Lalu bagaimana dengan kehidupan Heron saat ini? akankah Heron masih mengingat Jen, sang gadis pujaannya sejak lama?

>>>

Setelah beberapa bulan kemudian...

Dari hasil kerja kerasnya, Jen pun berhasil membuka sebuah usaha kedai kopinya sendiri. Ia tak lagi bergantung dengan kedai kopi Juano. Terlebih, mereka kini tak ada lagi komunikasi seperti sedia kala.

"Aku hanya berharap, apa yang menjadi lelahku tak akan sia-sia begitu saja" gumam Jen sembari melap keringatnya, setelah seharian mendekor kedai kopi miliknya.

Kedai kopi yang tidak terlalu luas, juga tidak terbilang sangat kecil. Jen memulai usahanya sederhananya, karena selama ini ia benar-benar bekerja tak kenal lelah. Ia bahkan menabung dalam waktu yang tidak sebentar, semua pendapatannya pun ia salurkan pada kedai tersebut.

Kring kring kring... 

"Selamat datang di kedai Coffee Je'—" sapa Jen pada para pelanggan-pelanggan barunya.

Setelah beberapa minggu, bahkan bulan lamanya. Akhirnya pelanggan coffee Je' cukup banyak dan bahkan banyak pelanggan setianya.

"Nona Jannet! sepertinya ada satu pelanggan yang selalu datang berkunjung kemari, bahkan kerap kali memperhatikanmu!" tukas salah seorang rekan baristanya.

Hmm.. "Kau ada-ada saja, mungkin mereka memang senang santai kemari" ujar Jen yang mencoba berpikir positif.

Heii.. "Jannet! kau cantik, dan terbilang sukses dalam bidang usaha ini. Jadi, sangat wajar jika pria mengincargadis perawan sepertimu!"

"Hentikan itu brother! aku tidak ingin membahasnya!" sela Jen. Ia pun kembali mencatat laporan laba rugi kedai miliknya. Ia pun tidak ingin ambil pusing dengan pernytaan dari baristanya.Ketika sedang sibuk dengan pekerjaannya, tiba-tiba saja fokus Jen teralihkan oleh sosok pria yang duduk di pojok tembok.

Pria tersebut begitu memperhatikan semua yang Jen lakukan, bahkan berjam-jam lamanya, ia masih di sana."Mengapa orang itu seperti sedang memperhatikanku?" batin Jen yang mulai gelisah.

****

Gadis KESAYANGAN Tuan Denish [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang