Part 18: Jika ingin pergi, pergilah!

2.6K 88 1
                                    

Jannet datang ke mansion mewah milik keluarga Danish. Di sana ia bertemu dengan Heron, si dosen mesumnya.

~ ~ ~

“Tuan!” jerit Jen tak percaya dengan apa yang ia lihat kini. Ia menutup mulutnya menggunakan telapak tangan.

“Apa yang terjadi padamu tuan?” lirih Jen yang kini sedang panic.

Heron terbaring di atas kasur king size miliknya. Dalam keadaan telajang dada, hanya mengenakan kolor lapisan luar. Bagian dadanya terbalut perban yang cukup besar dan mengeluarkan darah.

Ahkk.. pekik Heron, saat Jen menyentuh perbannya. “Ma-af tuan..” ucap Jen dengan menunduk.

“Aku sangat tidak menyangka jika akhirnya akan datang kemari” ujar Heron dengan tersenyum lega.

“Mengapa memintaku untuk datang?” ujar Jen dengan mendengus sebal.

“Kau akan menjadi istriku, sudah sewajarnya mengurus suami” kekeh Heron.

Ahkk hkk… pekiknya lagi, karena sedikit gerakan saja dapat membuat lukanya terasa nyeri.

“Apa yang terjadi padamu tuan?”

“Aku berkelahi dengan manusia serigala lainnya dan karena itu adalah keluargaku sendiri, aku memilih untuk mengalah.” Jen hanya memandangi keadaan Heron yang kini terbaring lemah menurutnya.

“Apa yang tuan inginkan, apakah sebuah sup!” ujar Jen sembari beranjak.

“Aku hanya ingin kau berada di sisiku, itu sudah cukup,” tukas Heron, dan meraih tangan Jen.

Jen menepis genggaman tangan Heron. “Aku akan membuatkan sup” ujar Jen dan segera pergi menuju dapur.

>>

Jen mulai mencari bahan makanan yang dapat dimasak segera. Mulai memotong beberapa wortel juga kentang, dan membuat kuah kaldu sehingga beraroma wangi.

Setelah beberapa saat kemudian

Ia membawa semangkuk sup dengan nasi semangkuk kecil, bersama dengan air hangat. Meletakkan di atas meja, di samping tempat Heron kini terbaring.

“Wanita ini sungguh membuatku gila” batin Heron, tatkala melihat tidakan inisiatif dari Jen padanya. Jen terlihat begitu peduli sekai pun Heron selalu membuatnya kesal, karena tingah mesum Heron.

“Kemarilah” perintah Jen pada Heron. Heron hanya tersenyum dan mencoba menurut pada Jen.

Suapan demi suapan telah membuat Heron terlihat semakin membaik. Selain karena kehadiran Jen, tapi juga karena sikap perhatian Jen yang begitu tulus. Sekali pun Jen tidak senang dengan tindakan seseka hati Heron, ia tetap bisa memberikan perhatian yang tulus.

Ahh.. desah Jen, saat Heron meraih pinggangnya. Ketika Jen hendak membersihkan bekas makanan dari Heron.

“Biarkan pelayan yang membersihkannya” ujar Heron.

Jen pun duduk di samping Heron. “Bersikaplah seperti anak baik, jangan gegabah” tukas Jen.

“Siap laksanakan, istriku” ujar Heron dengan tersenyum mesum.

“Beristirahatlah. Tuan masih sakit, jangan terlalu banyak keinginan!” peringat Jen pada Heron. Heron pun semakin gemas saja pada ekspresi Jen kala itu.

Setelah Jen selesai membersihkan tempat makanan bagi Heron, ia pun kembali pada Heron. Menatap ke  arah Heron sedang terbaring lemah kala itu.

“Mengapa mansion sebesar ini hanya ditempati oleh pria ini” batin Jen. Duduk di atas sofa tepat di samping kasur Heron.

Gadis KESAYANGAN Tuan Denish [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang