44. Aroma

462 17 0
                                    

Jannet melakukan tugasnya dengan sangat baik, yaitu mencari ramuan tradisional yang diminta oleh nenek dari Rezo. Namun, sebuah kenyataan tak terduga pun terjadi. Sepulang Jannet dari kota B, ternyata Rezo sudah tak lagi bernyawa. Lebih memilukan lagi ialah, ketika Jannet harus membaca surat terakhir dari Rezo.

Sedih sungguh sedih perasaan Jannet kala itu, namun semua sudah berakhir. Rezo adalah seorang pria yang sangat baik, setidaknya Jannet telah berhasil membuat Rezo perlahan melupakan rencana balas dendamnya. Hingga akhirnya, Rezo benar-benar pergi untuk selamanya.

~ ~ ~

Kastil kediaman keluarga Rezo

“Sekarang, kau boleh memilih untuk tetap bersama nenek, atau pergi melanjutkan hidupmu.” Ujar nenek Rezo pada Jen.

Jen meraih tangan sang nenek, dan menatap wajah sendu sang nenek. “Jika nenek berkenan, aku ingin menjadi cucu nenek.” Tukas Jen, membuat tetesan air mata keduanya tak henti membasahi pipi.

“Sungguh Jen, nenek sangat bahagia,” isak sang nenek sembari mendekap Jen.

Kini Jen telah memilih untuk tinggal bersama sang nenek, dan memulai bekerja seperti biasanya. Berharap, mulai saat ini Jen tidak lagi merasakan pahitnya hidup dimasa lalu.

***

Sang nenek mengajak Jen untuk pergi ke suatu tempat, dan Jen pun belum mengetahui arah perjalanan mereka.

“Kita sudah sampai,” ucap sang nenek, sembari menghentikan mobil milik mereka di area parkiran sebuah gedung tinggi.

“Apa yang akan kita lakukan nek?” tanya Jen penasaran. Sang nenek meraih tangan Jen, dan menuju sebuah ruangan.

“Selamat datang kembali nyonya Juano,” sapa para pegawai yang ada di sana.

Jen masih heran dengan tujuan dari sang nenek membawanya ke gedung yang terdapat ruangan kantor tersebut.

“Silakan masuk nyonya Juano,” ucap seorang pria bertubuh tinggi profosional.

“Tuan Tyson,” ucap Jen, kala melihat pria yang menyambut kedatangan mereka. Pria tersebut ialah rekan dari Rezo, dan pernah bertemu sekali dengannya.

“Yah, Nona Jannet Mercya,” balas pria yang bernama Tyson tersebut. Mereka pun duduk bersama di sebuah ruangan dan mulai membicarakan hal-hal penting.

“Tuan Tyson, Nona Jannet mulai saat ini akan menjadi pegawai disini. Mohon bimbingannya,” ucap sang nenek.

“Nenek…” ucap Jen pelan. Ada rasa bahagia juga terkejut dihatinya saat mendengar pernyataan dari sang nenek.

“Tentu saja nyonya Juano. Nyonya sudah seperti kerabat bagiku, dan aku turut berduka atas kepergian tuan muda Rezo.”

Mr. Tyson Rhepen

 Tyson Rhepen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gadis KESAYANGAN Tuan Denish [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang