Gue perlahan mendapatkan kesadaran dari tidur yang entah berapa lama. Mata gue terbuka sedikit demi sedikit. Pemandangan pertama yang gue lihat setelah mata gue terbuka adalah sebuah dada bidang tanpa helaian benang satu pun.
Telanjang dong.
Astaghfirullah.
Gue mau bergerak untuk mengecek pakaian gue, namun pergerakan gue terhenti karena lelaki di depan gue tiba-tiba memeluk gue erat bagaikan guling. Gue mendadak beku mendengar deru nafasnya yang berat dan suara detak jantungnya. Suaranya kayak drum band gitu. Jedag-jedug kenceng banget. Sama persis dengan yang gue rasakan saat ini.
"Aaaaaaaaa!" gue berteriak kencang sambil melepas pelukannya, dan beringsut menjauh. Tak lupa menarik selimut yang membalut tubuh gue. Gue histeris karena bukan Niana yang di ranjang orang, tapi gue.
Mamak, abah tolong maafkan anakmu ini. Anakmu sudah tidak perawan lagi. Hue.
Nafas gue mulai tersengal seiring dengan terbitnya banjir dari mata gue. Gue tidak menyangka orang yang gue temui kemarin mengambil mahkota gue. Manapula di saat gue tidak sadar alias tidur. Brengsek sekali si Cio. Nama aja lucu, tapi kelakuannya bejat.
Gue yang menangis ternyata membangunkan Cio yang tertidur. Lelaki itu mengerjapkan matanya berkali-kali sampai menemukan gue. Cio dengan rambut singanya bangun dari posisi tidurnya. Gue langsung menjerit saat selimut yang menutupi tubuhnya melorot.
Mata gue harus dikasih air zam-zam secepatnya biar suci kembali.
"Apasih?" dia bertanya sambil merem melek.
"K-kamu apain aku?" gue balik bertanya sambil menangis. Gue panik betul berada di ranjang orang.
Si Cio terdiam kemudian menatap gue sambil mengernyitkan dahinya. Tak berselang lama, ia mengulurkan tangannya untuk menyentil dahi gue. Tak hanya itu, senyum simpul terbit di wajah bantalnya.
"We just slept together yesterday. We didn't make a baby, Ai." katanya kalem.
"But you naked!" gue masih menodongnya. Gue tidak percaya ucapannya.
"Oh, tadi malem panas. AC-nya mati terus padam gara-gara hujan. Khawatir banget, heran." jawabnya. "Lihat aja badan kamu."
Gue menatapnya sinis sejenak kemudian menyibak selimut gue secara perlahan. Sambil menyibaknya, gue berdoa. Semoga baju gue utuh dari atasan sampai bawahan. Gue bersyukur begitu baju gue ternyata masih utuh. Cuma ada yang aneh.
Kemarin sebelum gue berangkat ke diskotik, gue memakai celana training hitam, kaos kebesaran warna abu-abu dan jaket warna baby pink. Sekarang yang gue pakai adalah piyama warna biru muda dengan corak buah pisang. Kemana baju gue pergi?
"You lie!" kesal gue. Gue balik menangis karena orang asing ini berani mengganti pakaian gue. Secara otomatis, dia melihat tubuh gue.
"Maaf aja nih, Ai. Aku tuh gak nafsu lihat tubuh kamu. Tubuh kadaver lebih menarik ketimbang tubuh kamu yang tepos itu," cecarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mizpah ✖ Kim Seungmin ✅
FanfictionHubungan kita memang rumit, bahkan sejak kita pertama kali bertemu. Hubungan kita tidak semulus jalan tol. Parahnya, hubungan kita terlalu kusut layaknya benang kusut. Seratus tahun kumenunggu, rasanya sia-sia. Semibaku Alternative universe 17+